25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

2023 Beroperasi, PLTA Asahan 3 Hasilkan Energi 1.477 GWh

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara yang mengelola sektor ketenagalistrikan, mendapat tugas untuk meningkatkan porsi energi baru dan terbarukan di tanah air dalam bauran bahan bakar pembangkit listrik. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan 3 merupakan salah satu proyek energi baru dan terbarukan yang dikelola oleh PLN, berada di bawah pengawasan PLN UIP KITSUM. Pembangunan proyek PLTA Asahan 3 ini telah dimulai pada Maret 2019 dan ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2023 mendatang.

 “Proyek PLTA Asahan 3 secara resmi dimulai pada 2019, setelah melalui tahapan yang cukup berliku dengan segala dinamikanya. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air yang memanfaatkan aliran sungai Asahan ini, nantinya akan memproduksi energi listrik sebesar 1.477 GWh setiap tahun,” ujar General Manager PLN UIP KITSUM Weddy B Sudirman yang memangku jabatan ini sejak periode September 2017 s/d Januari 2021. Saat ini Weddy B Sudirman dipromosikan menjabat sebagai EVP Konstruksi Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi pada Direktorat Mega Project PT PLN (Persero) Kantor Pusat.

Pembangunan proyek PLTA Asahan 3 yang membentang di dua Kabupaten yaitu Kabupaten Asahan dan Toba ini, berkapasitas 174 MW yang memanfaatkan energi potesial Sungai Asahan ini, mengalir dari Danau Toba. Beroperasinya PLTA ini akan meningkatkan jumlah pelanggan baru sebanyak 167.000 dengan kategori 1.300 VA pelanggan. Di samping itu, beroperasinya PLTA ini maka akan meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan sebesar 3,3 % dan merupakan kontribusi nyata dalam pencapaian bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 mendatang.

 PLTA Asahan 3 mempunyai tipe Run off River, lanjutnya, di mana aliran air Sungai Asahan diarahkan ke intake dan dialirkan melalui saluran terbuka (headrace channel) sepanjang 1.2 Km menuju headpond dan selanjutnya air menuju saluran bawah tanah (tunnel) sepanjang 7,8 km menuju power house untuk memutar turbine. Kemudian air akan dialirkan menuju tail race sehingga air kembali ke sungai Asahan.

 “Untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di Sumatera Utara, studi kelayakan proyek PLTA Asahan 3 ini dibuat pada tahun 2004. Hasil Studi Geologi di sepanjang Sungai Asahan tergolong baik dengan debit air sekitar 100 m3/s yang mengalir secara kontinu setiap tahun. Kondisi geologi yang bagus nantinya dapat mengurangi risiko-risiko kegagalan desain, terutama saat masa konstruksi. “Inilah satu anugerah yang patut disyukuri oleh masyarakat sekitar sungai Asahan,” ujar Weddy.

 Menurut Weddy, PLTA ini didedikasikan kepada Bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Sumut. Di tahun 2010 PLN telah membangun Gardu Induk Simangkuk, di mana evakuasi daya dari PLTA ini nantinya akan disalurkan ke GI Simangkuk melalui saluran udara tegangan tinggi 150 kV. Meningkatnya taraf perekonomian dan kualitas kehidupan masyarakat serta pengembangan transfer of knowledge dan teknologi, merupakan tujuan utama pembangunan Proyek PLTA Asahan 3.  “Disisi yang lain, Pembangkit Listrik Tenaga Air akan berkontribusi langsung terhadap keandalan sistem kelistrikan Sumatera Bagian Utara serta meningkatkan porsi energi baru dan terbarukan dalam tata kelola bauran energi nasional,” pungkas Weddy.

 Sementara itu, Project Manager Nippon Koei Koei sebagai Konsultan Proyek PLTA Asahan 3, Koji Baba mengatakan, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Asahan 3 ini didesain dengan type run off river yang memanfaatkan beda elevasi permukaan bendungan dengan turbin sebesar 193 meter yang akan memutar 2 buah turbin Francis dengan total kapasitas 174 MW.

 Camat Aek Songsongan, Aliyudin Marpaung sangat mensyukuri dengan adanya pembangunan proyek PLTA Asahan 3. Harapan dia tidak ada lagi istilah lampu mati, sehingga bisa melancarkan anak-anak sekolah belajar di rumah dan aktivitas ekonomi lainnya.

 Domu Sianipar, tokoh warga masyarakat Dusun 3 Tangga juga mengatakan hal yang sama. Setelah masuknya Proyek Asahan 3, membawa dampak positif bagi warga sekitar. Sebab, masyarakat  desa banyak dipekerjakan di Proyek PLTA Asahan 3. “Infrastruktur jalan juga sudah baik,” ujarnya.

 Dengan adanya proyek PLTA Asahan 3, selain menunjang keandalan penyediaan tenaga listrik, memiliki banyak manfaat, antara lain untuk mengurangi angka pengangguran di masyarakat sekitar dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, PLN serta seluruh insan kelistrikan akan bekerja keras menciptakan pembangkit yang handal serta ramah lingkungan untuk menerangi negeri, karena energi PLN untuk pelanggan. (rel/ila)

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara yang mengelola sektor ketenagalistrikan, mendapat tugas untuk meningkatkan porsi energi baru dan terbarukan di tanah air dalam bauran bahan bakar pembangkit listrik. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan 3 merupakan salah satu proyek energi baru dan terbarukan yang dikelola oleh PLN, berada di bawah pengawasan PLN UIP KITSUM. Pembangunan proyek PLTA Asahan 3 ini telah dimulai pada Maret 2019 dan ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2023 mendatang.

 “Proyek PLTA Asahan 3 secara resmi dimulai pada 2019, setelah melalui tahapan yang cukup berliku dengan segala dinamikanya. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air yang memanfaatkan aliran sungai Asahan ini, nantinya akan memproduksi energi listrik sebesar 1.477 GWh setiap tahun,” ujar General Manager PLN UIP KITSUM Weddy B Sudirman yang memangku jabatan ini sejak periode September 2017 s/d Januari 2021. Saat ini Weddy B Sudirman dipromosikan menjabat sebagai EVP Konstruksi Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi pada Direktorat Mega Project PT PLN (Persero) Kantor Pusat.

Pembangunan proyek PLTA Asahan 3 yang membentang di dua Kabupaten yaitu Kabupaten Asahan dan Toba ini, berkapasitas 174 MW yang memanfaatkan energi potesial Sungai Asahan ini, mengalir dari Danau Toba. Beroperasinya PLTA ini akan meningkatkan jumlah pelanggan baru sebanyak 167.000 dengan kategori 1.300 VA pelanggan. Di samping itu, beroperasinya PLTA ini maka akan meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan sebesar 3,3 % dan merupakan kontribusi nyata dalam pencapaian bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 mendatang.

 PLTA Asahan 3 mempunyai tipe Run off River, lanjutnya, di mana aliran air Sungai Asahan diarahkan ke intake dan dialirkan melalui saluran terbuka (headrace channel) sepanjang 1.2 Km menuju headpond dan selanjutnya air menuju saluran bawah tanah (tunnel) sepanjang 7,8 km menuju power house untuk memutar turbine. Kemudian air akan dialirkan menuju tail race sehingga air kembali ke sungai Asahan.

 “Untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di Sumatera Utara, studi kelayakan proyek PLTA Asahan 3 ini dibuat pada tahun 2004. Hasil Studi Geologi di sepanjang Sungai Asahan tergolong baik dengan debit air sekitar 100 m3/s yang mengalir secara kontinu setiap tahun. Kondisi geologi yang bagus nantinya dapat mengurangi risiko-risiko kegagalan desain, terutama saat masa konstruksi. “Inilah satu anugerah yang patut disyukuri oleh masyarakat sekitar sungai Asahan,” ujar Weddy.

 Menurut Weddy, PLTA ini didedikasikan kepada Bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Sumut. Di tahun 2010 PLN telah membangun Gardu Induk Simangkuk, di mana evakuasi daya dari PLTA ini nantinya akan disalurkan ke GI Simangkuk melalui saluran udara tegangan tinggi 150 kV. Meningkatnya taraf perekonomian dan kualitas kehidupan masyarakat serta pengembangan transfer of knowledge dan teknologi, merupakan tujuan utama pembangunan Proyek PLTA Asahan 3.  “Disisi yang lain, Pembangkit Listrik Tenaga Air akan berkontribusi langsung terhadap keandalan sistem kelistrikan Sumatera Bagian Utara serta meningkatkan porsi energi baru dan terbarukan dalam tata kelola bauran energi nasional,” pungkas Weddy.

 Sementara itu, Project Manager Nippon Koei Koei sebagai Konsultan Proyek PLTA Asahan 3, Koji Baba mengatakan, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Asahan 3 ini didesain dengan type run off river yang memanfaatkan beda elevasi permukaan bendungan dengan turbin sebesar 193 meter yang akan memutar 2 buah turbin Francis dengan total kapasitas 174 MW.

 Camat Aek Songsongan, Aliyudin Marpaung sangat mensyukuri dengan adanya pembangunan proyek PLTA Asahan 3. Harapan dia tidak ada lagi istilah lampu mati, sehingga bisa melancarkan anak-anak sekolah belajar di rumah dan aktivitas ekonomi lainnya.

 Domu Sianipar, tokoh warga masyarakat Dusun 3 Tangga juga mengatakan hal yang sama. Setelah masuknya Proyek Asahan 3, membawa dampak positif bagi warga sekitar. Sebab, masyarakat  desa banyak dipekerjakan di Proyek PLTA Asahan 3. “Infrastruktur jalan juga sudah baik,” ujarnya.

 Dengan adanya proyek PLTA Asahan 3, selain menunjang keandalan penyediaan tenaga listrik, memiliki banyak manfaat, antara lain untuk mengurangi angka pengangguran di masyarakat sekitar dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, PLN serta seluruh insan kelistrikan akan bekerja keras menciptakan pembangkit yang handal serta ramah lingkungan untuk menerangi negeri, karena energi PLN untuk pelanggan. (rel/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/