25.6 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

KeJaM, Keripik Jambu Madu Meningkatkan Perekonomian Petani Secanggang Kabupaten Langkat

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Tim Dosen pengabdian kepada masyarakat Fakultas Kesehatan MAsyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) mendorong peningkatan perekonomian petani jambu di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumut. Dengan mengubah jambu madu menjadi keripik.

Hal ini, memiliki nilai ekonomi baru yaitu produk KeJam (Keripik Jambu Madu). KeJaM merupakan inovasi jajanan cemilan yang sehat yang dapat dikonsumsi kapan saja. Dengan inovasi ini, petani jambu madu mendapatkan penghasilan tambahan dari produksi pertanian ini.

Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat, Dr. Eka Lestari Mahyuni, SKM., M,Kes menjelaskan pihaknya menyerahkan vacuum fryer diterima Kepala Desa Karang Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat, Bahrul, baru-baru ini. Hal ini, merupakan satu investasi teknologi baru yang dihibahkan pada Kelompok Wanita Tani Tangguh yang diketuai Tumini sebagai mitra pengabdian masyarakat yang dilakukan.

“Mesin vacuum fryer ini diperuntukkan dalam mengolah buah jambu sortir yang tidak memenuhi standard penerimaan para agen distributor atau yang disebut dengan istilah imperfect product oleh tim PPM, dapat dimanfaatkan dan diubah menjadi,” sebut Eka dalam keterangan tertulis diterima Sumut Pos, Kamis (25/8/2022).

Eka mengungkapkan bahwa mesin vacuum fryer ini memiliki fungsi yang baik sekali karena sifatnya memvakum bukan menggoreng seperti menggunakan minyak seperti biasa, jadi minyak yang digunakan pada mesin ini hanya sebagai penghantar panas.

“Jadi mitra kita dapat melakukan produksi hingga ratusan kali penggorengan tanpa harus khawatir harus membeli minyak lagi. Mesin ini merupakan teknologi yang kami hibahkan dari kegiatan pengabdian masyarakat dengan sumber dana dari DRTPM Kemdikbud Ristek Tinggi,” kata Eka.

Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan limbah pertanian dan pangan (food waste) yang merupakan bagian penyumbang limbah tertinggi secara nasional.

Dengan memanfaatkan imperfect produce, Eka menambahkan umumnya menjadi limbah di kalangan petani menjadi KeJaM, tidak hanya membantu meningkatkan ekologi lingkungan juga dapat menjadi penghasilan tambahan bagi kelompok mitra pengabdian kami.

“Hal ini tentunya dapat meningkatkan perekonomian petani juga sehingga permasalahan dapat diselesaikan dengan pemanfaatan mesin vacuum fryer ini,” ucap Eka.

“Awal mulanya tercipta gagasan kegiatan ini diawali dari hasil analisis situasi saya dimana banyak jambu madu yang dibiarkan berserakan begitu saja di gudang ladang petani di desa ini. Alasan petani membiarkannya karena jambu madu tersebut tidak laku dijual karena memiliki grade rendah tetapi masih layak dikonsumsi,” jelasnya.

Dari sinilah, Eka bersama tim mencoba memanfaatkan buah ini yang kita sebut imperfect produce  menjadi layak dikonsumsi kembali dan memiliki nilai jual. Dengan teknologi mesin vacuum fryer ini maka jambu sortir yang tidak laku tadi diolah menjadi keripik dengan nama KeJaM.

“Sebelum acara demonstrasi ini, kami tim PPM juga telah melakukan edukasi ke masyarakat Desa Karang Gading khususnya mitra kami KWT Tangguh tepatnya pada tanggal 06 Agustus 2022 lalu. Penyampaian edukasi terkait produksi KeJaM ini kami lakukan secara hybrid,” ujar Eka.

Disini ada Prof. Dr. Ir. Evawany Yunita Aritonang, M.Si yang memaparkan terkait food safety khususnya mengedukasi petani jambu madu untuk memperhatikan bahaya dan titik kritis terkait bahaya fisik, kimia dan biologi dari proses pengolahan KeJaM nantinya. Melalui zoom tim kami Bapak Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE,. M.Si juga mengedukasi masyarakat petani jambu madu Karang Gading bagaimana pemasaran dan perhitungan nilai ekonomis dari KeJaM. Jadi petani disini sudah dibekali terlebih dahulu agar proses produksi dari Desa Karang Gading ini lebih baik dari kompetitor lainnya.

Tapi sebenarnya ini produk baru dan belum pernah ada yang memproduksi produk jambu madu disini dan jambu ini juga merupakan sumber bahan yang dominan banyak ditemukan di Sumatera. Jadi potensi dan peluang pasarnya cukup tinggi, tinggal desa dan wanita-wanita tangguh  dari kelompok tani jambu madu ini dapat memanfaatkan mesin ini sebaik mungkin untuk memproduksi KeJaM dan sudah pasti dukungan dari perangkat desa bahkan pemerintahan setempat untuk mempromosikan KeJaM lebih luas nantinya demikian Dr, Eka menjelaskan potensi bisnis dari produk KeJaM.

Keripik jambu madu ini kaya akan manfaat bagi kesehatan dan proses pembuatannya tanpa menambahkan bahan apapun. Mesin vacuum fryer yang diberikan akan memperkuat rasa dari apa yang digoreng pada mesin tersebut, sehingga jambu madu yang diolah akan mengeluarkan rasa asli dari jambu madu.

“Jadi KeJaM yang diproduksi ini bersifat original sehingga sangat cocok dijadikan cemilan sehat. Pembuatan keripik jambu madu menggunakan mesin vacuum fryer yang berfungsi membentuk kerenyahan dan memperkuat rasa dari jambu madu tanpa mengurangi kandungan gizi didalamnya,” tandas Eka.(gus/tri)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Tim Dosen pengabdian kepada masyarakat Fakultas Kesehatan MAsyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) mendorong peningkatan perekonomian petani jambu di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumut. Dengan mengubah jambu madu menjadi keripik.

Hal ini, memiliki nilai ekonomi baru yaitu produk KeJam (Keripik Jambu Madu). KeJaM merupakan inovasi jajanan cemilan yang sehat yang dapat dikonsumsi kapan saja. Dengan inovasi ini, petani jambu madu mendapatkan penghasilan tambahan dari produksi pertanian ini.

Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat, Dr. Eka Lestari Mahyuni, SKM., M,Kes menjelaskan pihaknya menyerahkan vacuum fryer diterima Kepala Desa Karang Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat, Bahrul, baru-baru ini. Hal ini, merupakan satu investasi teknologi baru yang dihibahkan pada Kelompok Wanita Tani Tangguh yang diketuai Tumini sebagai mitra pengabdian masyarakat yang dilakukan.

“Mesin vacuum fryer ini diperuntukkan dalam mengolah buah jambu sortir yang tidak memenuhi standard penerimaan para agen distributor atau yang disebut dengan istilah imperfect product oleh tim PPM, dapat dimanfaatkan dan diubah menjadi,” sebut Eka dalam keterangan tertulis diterima Sumut Pos, Kamis (25/8/2022).

Eka mengungkapkan bahwa mesin vacuum fryer ini memiliki fungsi yang baik sekali karena sifatnya memvakum bukan menggoreng seperti menggunakan minyak seperti biasa, jadi minyak yang digunakan pada mesin ini hanya sebagai penghantar panas.

“Jadi mitra kita dapat melakukan produksi hingga ratusan kali penggorengan tanpa harus khawatir harus membeli minyak lagi. Mesin ini merupakan teknologi yang kami hibahkan dari kegiatan pengabdian masyarakat dengan sumber dana dari DRTPM Kemdikbud Ristek Tinggi,” kata Eka.

Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan limbah pertanian dan pangan (food waste) yang merupakan bagian penyumbang limbah tertinggi secara nasional.

Dengan memanfaatkan imperfect produce, Eka menambahkan umumnya menjadi limbah di kalangan petani menjadi KeJaM, tidak hanya membantu meningkatkan ekologi lingkungan juga dapat menjadi penghasilan tambahan bagi kelompok mitra pengabdian kami.

“Hal ini tentunya dapat meningkatkan perekonomian petani juga sehingga permasalahan dapat diselesaikan dengan pemanfaatan mesin vacuum fryer ini,” ucap Eka.

“Awal mulanya tercipta gagasan kegiatan ini diawali dari hasil analisis situasi saya dimana banyak jambu madu yang dibiarkan berserakan begitu saja di gudang ladang petani di desa ini. Alasan petani membiarkannya karena jambu madu tersebut tidak laku dijual karena memiliki grade rendah tetapi masih layak dikonsumsi,” jelasnya.

Dari sinilah, Eka bersama tim mencoba memanfaatkan buah ini yang kita sebut imperfect produce  menjadi layak dikonsumsi kembali dan memiliki nilai jual. Dengan teknologi mesin vacuum fryer ini maka jambu sortir yang tidak laku tadi diolah menjadi keripik dengan nama KeJaM.

“Sebelum acara demonstrasi ini, kami tim PPM juga telah melakukan edukasi ke masyarakat Desa Karang Gading khususnya mitra kami KWT Tangguh tepatnya pada tanggal 06 Agustus 2022 lalu. Penyampaian edukasi terkait produksi KeJaM ini kami lakukan secara hybrid,” ujar Eka.

Disini ada Prof. Dr. Ir. Evawany Yunita Aritonang, M.Si yang memaparkan terkait food safety khususnya mengedukasi petani jambu madu untuk memperhatikan bahaya dan titik kritis terkait bahaya fisik, kimia dan biologi dari proses pengolahan KeJaM nantinya. Melalui zoom tim kami Bapak Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE,. M.Si juga mengedukasi masyarakat petani jambu madu Karang Gading bagaimana pemasaran dan perhitungan nilai ekonomis dari KeJaM. Jadi petani disini sudah dibekali terlebih dahulu agar proses produksi dari Desa Karang Gading ini lebih baik dari kompetitor lainnya.

Tapi sebenarnya ini produk baru dan belum pernah ada yang memproduksi produk jambu madu disini dan jambu ini juga merupakan sumber bahan yang dominan banyak ditemukan di Sumatera. Jadi potensi dan peluang pasarnya cukup tinggi, tinggal desa dan wanita-wanita tangguh  dari kelompok tani jambu madu ini dapat memanfaatkan mesin ini sebaik mungkin untuk memproduksi KeJaM dan sudah pasti dukungan dari perangkat desa bahkan pemerintahan setempat untuk mempromosikan KeJaM lebih luas nantinya demikian Dr, Eka menjelaskan potensi bisnis dari produk KeJaM.

Keripik jambu madu ini kaya akan manfaat bagi kesehatan dan proses pembuatannya tanpa menambahkan bahan apapun. Mesin vacuum fryer yang diberikan akan memperkuat rasa dari apa yang digoreng pada mesin tersebut, sehingga jambu madu yang diolah akan mengeluarkan rasa asli dari jambu madu.

“Jadi KeJaM yang diproduksi ini bersifat original sehingga sangat cocok dijadikan cemilan sehat. Pembuatan keripik jambu madu menggunakan mesin vacuum fryer yang berfungsi membentuk kerenyahan dan memperkuat rasa dari jambu madu tanpa mengurangi kandungan gizi didalamnya,” tandas Eka.(gus/tri)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/