MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dirut Pelindo 1, Bambang Eka Cahyana saat temu pers belum lama ini mengatakan, Pelindo I berkomitmen mengakselerasi percepatan pengembangan Pelabuhan Kualatanjung.
“Pengembangan Pelabuhan Kualatanjung ini sejalan dengan program pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia melalui program tol laut mengingat lokasi strategis yang dekat dengan jalur pelayaran utama di selat Malaka dan potensi hinterland yang berlimpah,” ujar Bambang.
Pelindo I sebelumnya telah membentuk unit baru yaitu PT Prima Multi Terminal yang akan mengelola pembangunan dan pengembangan pelabuhan Kuala tanjung. Dengan panjang dermaga 400 m dan kedalaman -14 M Lws, pelabuhan Kuala Tanjung memiliki kapasitas yang dapat menampung 400 ribu Teus Petikemas dan 3,5 Juta Ton Barang.
Dirut PT Prima Multi Terminal Hosadi menjelaskan, Pelabuhan Kualatanjung telah ditetapkan menjadi pelabuhan Hub internasional untuk wilayah barat. Untuk mengembangkan Kualatanjung yang terintegrasi dengan kawasan industri disiapkan terminal multipurpose yang pemancangan tiang pancang pertama diresmikan oleh Presiden Jokowi hari ini.
Pelindo I juga menggandeng Port of Rotterdam International untuk melakukan Port Analysis Model (PAM) terhadap pengembangan Pelabuhan KualaTanjung. Baru-baru ini juga digelar seminar membahas tentang study terhadap analisis pelabuhan dan rekomendasi serta kesimpulan terhadap pembangunan Pelabuhan Kualatanjung.
Pengembangan Kualatanjung yang dipayungi Perpres Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Sistem Logistik Nasional (Sislognas) yang diterbitkan 5 Maret 2012 itu, sudah dikaji hingga tingkat pembiayaan.
Dana yang dibutuhkan sudah dimasukkan dalam Proyeksi Pembiayaan Infrastruktur 2015-2019, yang disusun Bapenas bersama JICA. Oleh Kementerian Perhubungan, proyeksi pembiayaan itu pun sudah dimasukkan dalam kajian Restra Kemehub 2015-2019. Selanjutnya, ini akan dijadikan pedoman pembangunan 5 tahun ke depan oleh pemerintahan yang akan terpilih pada pemilu 2014.
Lantas berapa dana yang diproyeksikan untuk pengembangan Pelabuhan Kualatanjung? Dalam dokumen Restra Kemenhub, belum dirinci detil anggarannya. Namun, masih dalam satu paket dengan sejumlah proyek lainnya, dengan total proyeksi anggaran Rp563,8 Triliun.
“Terminal peti kemas di 25 pelabuhan, pengembangan 91 pelabuhan non-komersial, pembangunan Cilamaya, Kuala Tanjung, dan Kalibaru, dan pengembangan transportasi multimoda, dan lain, lain, Rp 563,8 triliun,” demikian tertuang di dokumen Restra Kemenhub 2015-2019.
Direktur Transportasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Prihartono pernah mengunjungi Kuala Tanjung sekitar akhir 2013. Dia mengatakan, Kuala Tanjung layak menjadi pelabuhan internasional, karena potensi daerah sekitar yang cukup besar.
Ini juga dikaitkan dengan upaya pengembangan PT Inalum, pascadikuasai 100 persen oleh pemerintah RI.
Direktur Jenderal (Dirjen) Kerjasama Industri Internasional, Kementerian Perindustrian, Agus Tjahyono, pernah mengatakan, pengembangan PT Inalum membutuhkan dana sekitar Rp10 triliun, yang antara lain untuk menambahi dua pelabuhan milik Inalum yang ada di Kualatanjung.
Pihak Kemenhub memperkirakan, investasi sektor perhubungan sebesar Rp1.270 triliun selama 2015-2019.
Selain untuk pengembangan pelabuhan, juga untuk sektor perkeretaapian. Yakni pembangunan jalan KA sepanjang 1.660 km dan jalur KA Perkotaan sepanjang 760 km dan sekitar 1.720 lokomotif dan 24.476 gerbong atau railcars, dengan dana Rp 277,8 Triliun. Hanya saja, tidak dirinci di mana saja proyek bidang perkeretaapian ini.
Nah, untuk transportasi Udara/Bandar Udara, Bandara Kualanamu, tetap masih perhatian di tahun 2015-2019. Ini masuk satu paket dengan pengembangan Bandara Soekarno- Hatta, pengembangan dan pembangunan 25 bandara utama komersial dan 274 bandara UPT, navigasi udara, keperintisan, dan lain-lain, dengan total proyeksi dana Rp182,5 triliun. (ila/prn/sih/sam/ian/rbb)