30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Insiden MH370, Malaysia Airlines Makin “Berdarah-darah”

 

Pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 sudah dua pekan hilang.
Pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 sudah dua pekan hilang.

HONG KONG, SUMUTPOS.CO – Malaysia Airlines diperkirakan bakal membutuhkan uluran tangan Pemerintah Malaysia melalui bail out guna menyelamatkan keberlangsungan bisnis maskapai tersebut, yang diperkirakan makin berdarah-darah setelah insiden hilangnya MH370.

Kejadian hilangnya pesawat Boeing 777-200ER tersebut akan semakin membenamkan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini karena sebelum kasus tersebut perseroan sebenarnya telah menderita kerugian yang cukup besar.

Sejumlah analis menyebutkan masa depan bisnis Malaysia Airlines akan sangat tergantung pada upaya penyelamatan yang dilakukan oleh Pemerintah Malaysia.

“Sebagaimana di beberapa negara yang memiliki maskapai nasional, posisi Malaysia Airlines benar-benar penting untuk mendukung kegiatan wisata, mengangkut kargo, serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang banyak,” ujar analis transportasi dari Credit Suisse, Timothy Ross, sebagaimana dikutip dari CNN Money, Rabu (26/3/2014).

“Namun pertanyaannya adalah, seberapa besar Malaysia Airlines membutuhkan bantuan dari negara? Dan bantuan apa yang akan diberikan Pemerintah Malaysia kepada maskapai itu? Lantas, apakah langkah itu bisa diterima, ketika Malaysia Airlines telah menjadi perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek?” lanjutnya.

Sementara itu, pejabat Kementerian Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein tidak memberikan jawaban saat ditanya mengenai kemungkinan bail out pemerintah terhadap Malaysia Airlines. Dia mengemukakan, yang menjadi fokus saat ini adalah mencari pesawat yang hilang.

Saat ini Malaysia Airlines menghadapi ketatnya kompetisi di antara maskapai yang ada di wilayah ASEAN, termasuk maskapai budget AirAsia yang selama ini mampu menawarkan tarif yang jauh lebih murah.

Malaysia Airlines menjalankan strategi usaha dengan cara menggenjot penjualan tiket, ketimbang menaikkan harganya. Selain itu, perseroan juga menghapuskan sejumlah rute penerbangan jarak jauh untuk menjaga biaya operasional agar tidak membengkak.

Namun, strategi itu tidak pernah membuahkan hasil. Beratnya kompetisi telah memaksa maskapai ini selalu mencatatkan rugi dalam tiga tahun berturut-turut, dengan total kerugian lebih dari 1,3 miliar dollar AS.

Seiring dengan terjadinya insiden MH370, para investor mulai kehilangan kepercayaannya terhadap bisnis yang dijalankan Malaysia Airlines. Apalagi, perseroan juga akan menghadapi tuntutan dengan nilai cukup besar untuk membayar kerugian kepada para keluarga korban. (KC/NET)

 

Pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 sudah dua pekan hilang.
Pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 sudah dua pekan hilang.

HONG KONG, SUMUTPOS.CO – Malaysia Airlines diperkirakan bakal membutuhkan uluran tangan Pemerintah Malaysia melalui bail out guna menyelamatkan keberlangsungan bisnis maskapai tersebut, yang diperkirakan makin berdarah-darah setelah insiden hilangnya MH370.

Kejadian hilangnya pesawat Boeing 777-200ER tersebut akan semakin membenamkan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini karena sebelum kasus tersebut perseroan sebenarnya telah menderita kerugian yang cukup besar.

Sejumlah analis menyebutkan masa depan bisnis Malaysia Airlines akan sangat tergantung pada upaya penyelamatan yang dilakukan oleh Pemerintah Malaysia.

“Sebagaimana di beberapa negara yang memiliki maskapai nasional, posisi Malaysia Airlines benar-benar penting untuk mendukung kegiatan wisata, mengangkut kargo, serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang banyak,” ujar analis transportasi dari Credit Suisse, Timothy Ross, sebagaimana dikutip dari CNN Money, Rabu (26/3/2014).

“Namun pertanyaannya adalah, seberapa besar Malaysia Airlines membutuhkan bantuan dari negara? Dan bantuan apa yang akan diberikan Pemerintah Malaysia kepada maskapai itu? Lantas, apakah langkah itu bisa diterima, ketika Malaysia Airlines telah menjadi perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek?” lanjutnya.

Sementara itu, pejabat Kementerian Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein tidak memberikan jawaban saat ditanya mengenai kemungkinan bail out pemerintah terhadap Malaysia Airlines. Dia mengemukakan, yang menjadi fokus saat ini adalah mencari pesawat yang hilang.

Saat ini Malaysia Airlines menghadapi ketatnya kompetisi di antara maskapai yang ada di wilayah ASEAN, termasuk maskapai budget AirAsia yang selama ini mampu menawarkan tarif yang jauh lebih murah.

Malaysia Airlines menjalankan strategi usaha dengan cara menggenjot penjualan tiket, ketimbang menaikkan harganya. Selain itu, perseroan juga menghapuskan sejumlah rute penerbangan jarak jauh untuk menjaga biaya operasional agar tidak membengkak.

Namun, strategi itu tidak pernah membuahkan hasil. Beratnya kompetisi telah memaksa maskapai ini selalu mencatatkan rugi dalam tiga tahun berturut-turut, dengan total kerugian lebih dari 1,3 miliar dollar AS.

Seiring dengan terjadinya insiden MH370, para investor mulai kehilangan kepercayaannya terhadap bisnis yang dijalankan Malaysia Airlines. Apalagi, perseroan juga akan menghadapi tuntutan dengan nilai cukup besar untuk membayar kerugian kepada para keluarga korban. (KC/NET)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/