JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Rencana untuk terus memampatkan jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan membentuk holding terus bergulir. Kali ini, Kementerian BUMN sedang mempersiapkan pembentuk BUMN di sektor perkebunan dan kehutanan. Rencananya isu tersebut bakal dibawa ke sidang kabinet dalam waktu dekat.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, pihaknya tengah mematangkan konsep penggabungan BUMN sektor perkebunan dan kehutanan. Hal itu seiring target pemerintah untuk mempercepat proses penggabungan BUMN. “Tadi membahas persiapan”holding”perkebun an dan kehutanan. Saya harus persentasi di sidang kabinet,” ungkapnya usai rapat pimpinan (rapim) di Gedung RNI, Jakarta kemarin (26/6).
Proses pematangan konsep holding tersebut diakui tak akan memakan waktu lama. Sebab, program holding BUMN tersebut sudah merupakan program yang sudah dicanangkan sejak 2008. Menurutnya, pembahasan yang dilakukan hanya menyentuh detil proses penggabungan. “Kan sudah lama. Prinsipnya tidak ada perubahan. Kami “berharap holding”ini bisa segera terwujud,” jelasnya.
Menurut data Jawa Pos, BUMN yang bergerak di sektor tersebut mencapai 20 perusahan. Di sektor perkebunan, pemerintah mempunyai PT Perkebunan Nusantara (PTPN) yang telah terbagi menjadi 14 perusahaan. Sebelumnya, pemerintah pun sempat menunjuk PTPN III sebagai induk perusahaan karena kinerja. Sedangkan, BUMN sektor kehutanan terdiri dari Perum Perhutani dan PT Inhutani yang terbagi lima perusahaan.
Rencananya, proses pembentukan holding bakal dilakukan di semua sektor. Hal itu untuk merampingkan jumlah BUMN yang idealnya hanya 80 perusahaan. Saat ini jumlah BUMN mencapai 138 perusahaan. Itu terdiri atas 20 BUMN berstatus tbk 104 BUMN”non tbk, dan 14 perusahaan umum (perum).
Pada kesempatan yang sama, Dahlan juga memberi kabar baik mengenai PT Jakarta Lloyd. BUMN yang mati suri hingga 15 tahun tersebut ditargetkan bakal mulai beroperasi kembali. Hal itu seiring usulan restrukturisasi utang sebesar Rp 1,3 triliun disetujui oleh pemerintah. “Sudah 15 tahun mengalami kesulitan yang luar biasa. Tadi dilaporkan sudah saatnya bangkit lagi,” ucapnya.
Dalam skema tersebut, hutang-hutang yang ditanggung bakal dikonversi menjadi saham. Itu artinya, kreditur yang mempunyai piutang di perusahaan bakal menjadi pemegang saham. Dengan hal tersebut, buku keuangan Lloyd Jakarta bakal bersih dari hutang. “Akhir tahun ini, keuangan Jakarta Lloyd Positif,” ungkapnya.
Selanjutnya, BUMN tersebut mencicil hutang yang ada dalam jangka waktu 18 tahun. Jika sudah lunas, masak saham yang dipegang oleh kreditur bakal kembali. “Restrukturisasi dengan jalan akan dibayar selama 18 tahun dengan perpanjangan 5 tahun. Selama belum dibayar, maka kredirutnya yang berjumlah sekitar seribu orang lebih itu jadi pemegang saham di Djakarta Lloyd. Tetapi tanpa hak suara,” terangnya. (bil)