31.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Pasarkan Pelumas, Pertamina Gandeng BUMN

MEDAN- Berdasarkan survei surveyor Indonesia, pelumas Pertamina menguasai pasar nasional, dengan 60 persen marketshare dari total produk. Tercatat selama 2011, 56 juta kiloliter (kl) pelumas dari berbagai jenis telah dipasarkan.
“Selama 2011 kita telah menjual pelumas 56 juta KL secara nasional, karena itu untuk 2012 kita tingkatkan lagi,” ungkapnya.

Sales Regional Manager Pelumas Pertamina UPMS I Sumatera Bagian Utara Ibnu Prakoso mengatakan di Sumatera Utara belum ada angka pasti berapa total penjualan pelumas pabrikan Sumut.
Tahun ini, pelumas keluaran Pertamina menargetkan peningkatan penjualan 4 persen  keangka 58 juta kiloliter. Ibnu mengaku pertumbuhan ini memang relatif kecil jika dilihat dari sisi persentase, namun dengan volume penjualan yang telah menguasai 60 persen, maka angka itu cukup memuaskan.

“Dalam bisnis apapun, termasuk bisnis pelumas, kalau volume penjualan kecil, maka pertumbuhannya bisa besar, bahkan bisa sampai seratus persen. Tapi kita dengan marketshare 60 persen dan volume 56 juta, maka 4 persen itu besar sekali. Bahkan bisa saja setara dengan total penjualan satu pabrikan,” pungkasnya.

Dalam rangka semakin memperkuat perannya di pasar pelumas dalam negeri, sebagai BUMN, Pertamina juga telah memiliki nota kesepahaman dengan BUMN lain agar mereka menggunakan pelumas Pertamina untuk operasionalnya. Namun hingga saat ini komitmen itu diakui belum berjalan secara maksimal, karena banyak BUMN yang belum konsisten dengan komitmen tersebut.

“BUMN sudah komit, MoU dengan kementerian terkait penggunaan produk dengan tingkat kandungan dalam negeri 40 persen sudah ditandatangani, namun memang unit-unit BUMN di lapangan yang belum menerapkannya secara maksimal. Padahal kalau ini terealisasi, meski belum ada perhitungan terperinci, tapi dipastikan akan mampu mendorong peran pelumas dalam negeri hingga 70 persen. Hingga saat ini baru TNI/Polri yang operasionalnya secara keseluruhan menggunakan pelumas Pertamina,” tambahnya.

Ibnu juga menegaskan, bisnis pelumas ini ke depannya akan menjadi bisnis strategis Pertamina. Karena nilai ekonomis yang sangat tinggi, ditengah biaya produksi yang relatif rendah.
Meski saat ini bisnis pelumas hanya berkontribusi di bawah 1 persen pada bisnis migas nasional, namun dengan ekspansi yang tengah diupayakan, bukan tidak mungkin ke depannya pelumas Pertamina menjadi salah satu pemain utama di pasar pelumas internasional.

“Infrastruktur industri pelumasnya kita sudah punya, bahkan satu-satunya perusahaan pabrikan pelumas yang memiliki fasilitas di Indonesia cuma kita. Banyak pabrikan pelumas malah menggunakan base oil kita dikemas lalu dijual kembali,” katanya.

Seperti diketahui, saat ini ada 6 kilang pelumas yang ada di Indonesia, seperti Dumai, Cilacap, Plaju, Palongan, Balikpapan, dan Kasim (Sorong). Sedangkan yang menghasilkan Base Oil hanya yang di Dumai dan Cilacap.(ram)

MEDAN- Berdasarkan survei surveyor Indonesia, pelumas Pertamina menguasai pasar nasional, dengan 60 persen marketshare dari total produk. Tercatat selama 2011, 56 juta kiloliter (kl) pelumas dari berbagai jenis telah dipasarkan.
“Selama 2011 kita telah menjual pelumas 56 juta KL secara nasional, karena itu untuk 2012 kita tingkatkan lagi,” ungkapnya.

Sales Regional Manager Pelumas Pertamina UPMS I Sumatera Bagian Utara Ibnu Prakoso mengatakan di Sumatera Utara belum ada angka pasti berapa total penjualan pelumas pabrikan Sumut.
Tahun ini, pelumas keluaran Pertamina menargetkan peningkatan penjualan 4 persen  keangka 58 juta kiloliter. Ibnu mengaku pertumbuhan ini memang relatif kecil jika dilihat dari sisi persentase, namun dengan volume penjualan yang telah menguasai 60 persen, maka angka itu cukup memuaskan.

“Dalam bisnis apapun, termasuk bisnis pelumas, kalau volume penjualan kecil, maka pertumbuhannya bisa besar, bahkan bisa sampai seratus persen. Tapi kita dengan marketshare 60 persen dan volume 56 juta, maka 4 persen itu besar sekali. Bahkan bisa saja setara dengan total penjualan satu pabrikan,” pungkasnya.

Dalam rangka semakin memperkuat perannya di pasar pelumas dalam negeri, sebagai BUMN, Pertamina juga telah memiliki nota kesepahaman dengan BUMN lain agar mereka menggunakan pelumas Pertamina untuk operasionalnya. Namun hingga saat ini komitmen itu diakui belum berjalan secara maksimal, karena banyak BUMN yang belum konsisten dengan komitmen tersebut.

“BUMN sudah komit, MoU dengan kementerian terkait penggunaan produk dengan tingkat kandungan dalam negeri 40 persen sudah ditandatangani, namun memang unit-unit BUMN di lapangan yang belum menerapkannya secara maksimal. Padahal kalau ini terealisasi, meski belum ada perhitungan terperinci, tapi dipastikan akan mampu mendorong peran pelumas dalam negeri hingga 70 persen. Hingga saat ini baru TNI/Polri yang operasionalnya secara keseluruhan menggunakan pelumas Pertamina,” tambahnya.

Ibnu juga menegaskan, bisnis pelumas ini ke depannya akan menjadi bisnis strategis Pertamina. Karena nilai ekonomis yang sangat tinggi, ditengah biaya produksi yang relatif rendah.
Meski saat ini bisnis pelumas hanya berkontribusi di bawah 1 persen pada bisnis migas nasional, namun dengan ekspansi yang tengah diupayakan, bukan tidak mungkin ke depannya pelumas Pertamina menjadi salah satu pemain utama di pasar pelumas internasional.

“Infrastruktur industri pelumasnya kita sudah punya, bahkan satu-satunya perusahaan pabrikan pelumas yang memiliki fasilitas di Indonesia cuma kita. Banyak pabrikan pelumas malah menggunakan base oil kita dikemas lalu dijual kembali,” katanya.

Seperti diketahui, saat ini ada 6 kilang pelumas yang ada di Indonesia, seperti Dumai, Cilacap, Plaju, Palongan, Balikpapan, dan Kasim (Sorong). Sedangkan yang menghasilkan Base Oil hanya yang di Dumai dan Cilacap.(ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/