26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Bisnis Hotel Terdampak Pandemi Covid-19, PT PGLI Kembangkan Bisnis F&B

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk fokus mengembangkan bisnis makanan dan minuman atau food and beverage (F&B) pada tahun ini. Emiten dengan kode saham PGLI ini melihat bahwa potensi untuk mengembangkan sektor ini masih terbuka luas.

RAPAT: Direktur PGLI, Linda Sari (dua dari kanan) saat rapat memaparkan kinerja perusahaan.

Hal itu dikatakan Presiden Direktur PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk, Nicholas S Hutapea, dalam public expose PGLI usai mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang berlangsung di Medan, Senin (26/7). RUPS tersebut dihadiri oleh Presiden Komisaris PGLI, Nelson Sihotang; Komisaris, Ir Tambak Onggo; Presiden Direktur Nicholas S Hutapea dan Wakil Presiden Direktur, Animan Hutapea yang hadir secara daring; Direktur, Ir Hendry Wigin dan Linda Sari; dan para pemegang saham. PGLI sendiri mengelola restoran Le Chic Parfait dan Bakehouse melalui anak usahanya PT Boga Abadi Prima.

Nicholas mengakui jika pada tahun 2020 pihaknya harus menutup dua restoran milik perusahaan yang berada di dua pusat perbelanjaan di Medan. “Seiring dengan merebaknya pandemi COVID-19 pada tahun 2020 yang membuat pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat itu, telah menyebabkan turunnya tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan, termasuk yang ada di Kota Medan. Awalnya kita mencoba bertahan. Namun akhirnya kami terpaksa menutup dua gerai restoran kami yang ada di dua pusat perbelanjaan di Medan,” ujarnya.

Namun sejak awal tahun 2021 ini, perseroan kembali mengembangkan bisnis F&B yang ada dengan merubah strategi bisnis. Perseroan melihat bahwa kebutuhan akan makanan dan minuman ternyata cukup tinggi dan ini menjadi peluang untuk dikembangkan. “Kami merubah business model dengan mengoptimalkan transaksi secara daring atau online. Penggunaan transaksi model ini minim biaya namun omzet tetap bisa dijaga. Berbeda dengan jika kami harus membuka gerai di pusat perbelanjaan yang cukup membutuhkan biaya yang besar,” ujarnya.

Untuk mengoptimalkan potensi bisnis makanan dan minuman ini, pihaknya juga mengeluarkan aneka varian menu baru. Usaha ini ternyata memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan perusahaan dari sektor F&B.

Nicholas juga mengatakan bahwa hingga akhir tahun ini, PGLI akan mengembangkan bisnis F&B ke luar Kota Medan. “Kami ingin melebarkan sayap untuk luar Kota Medan. Hal ini sejalan dengan visi kami untuk menjadi food and beverage nasional,” ujarnya.

Di sisi lain, bisnis hotel yang dikelola PGLI, yakni TravellerS SuiteS MedaN, masih mengalami tekanan akibat pandemi COVID-19 ini. “Untuk hotel, tantangannya luar biasa. Untuk bisa recovery (pulih), tidak banyak yang bisa kita lakukan karena kita harus mematuhi regulasi pemerintah dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini. Penjualan kamar akan tetap rendah untuk jangka pendek. Kami optimis akan tetap survive dengan menggenjot bisnis F&B, terutama dengan oprimalkan layanan online,” tuturnya.

Direktur PGLI, Linda Sari, menegaskan bahwa pihaknya terus bertahan dan berupaya mencari terobosan agar bisnis hotel yang dikelola perseroan tetap berjalan. Terlebih hotel yang dikelola menggunakan konsep apartemen hotel. “Untuk apartemen hotel ini memiliki pasar tersendiri. Kami sudah memiliki tamu-tamu yang sifatnya long stay. Memang tingkat okupansi belum normal. Namun kita terus maintenance tamu-tamu yang ada, agar tingkat okupansi tetap bertahan atau tidak turun,” jelasnya.

Hingga Juni 2021, PGLI mencatatkan pendapatan sebesar Rp6,591 miliar atau lebih rendah dibandingkan capai periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 7,255 miliar. Namun laba kotor perseroan tercatat sebesar Rp2,724 miliar atau lebih tinggi daripada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,699 miliar. Sedangkan laba bersih tahun berjalan PGLI tercatat sebesar Rp3,029 miliar atau jauh lebih baik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu rugi sebesar Rp1,376 miliar.

Sedangkan pada tahun 2020 lalu, PGLI mencetak pendapatan sebesar Rp13,345 miliar atau turun 32,62% jika dibandingkan dengan perolehan tahun 2019 yang mencapai Rp19,807 miliar. Perseroan mengalami rugi komprehensif tahun berjalan sebesar Rp5,051 miliar, dibandingkan dengan tahun 2019 yang memperoleh laba sebesar Rp5,830 miliar. (ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk fokus mengembangkan bisnis makanan dan minuman atau food and beverage (F&B) pada tahun ini. Emiten dengan kode saham PGLI ini melihat bahwa potensi untuk mengembangkan sektor ini masih terbuka luas.

RAPAT: Direktur PGLI, Linda Sari (dua dari kanan) saat rapat memaparkan kinerja perusahaan.

Hal itu dikatakan Presiden Direktur PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk, Nicholas S Hutapea, dalam public expose PGLI usai mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang berlangsung di Medan, Senin (26/7). RUPS tersebut dihadiri oleh Presiden Komisaris PGLI, Nelson Sihotang; Komisaris, Ir Tambak Onggo; Presiden Direktur Nicholas S Hutapea dan Wakil Presiden Direktur, Animan Hutapea yang hadir secara daring; Direktur, Ir Hendry Wigin dan Linda Sari; dan para pemegang saham. PGLI sendiri mengelola restoran Le Chic Parfait dan Bakehouse melalui anak usahanya PT Boga Abadi Prima.

Nicholas mengakui jika pada tahun 2020 pihaknya harus menutup dua restoran milik perusahaan yang berada di dua pusat perbelanjaan di Medan. “Seiring dengan merebaknya pandemi COVID-19 pada tahun 2020 yang membuat pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat itu, telah menyebabkan turunnya tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan, termasuk yang ada di Kota Medan. Awalnya kita mencoba bertahan. Namun akhirnya kami terpaksa menutup dua gerai restoran kami yang ada di dua pusat perbelanjaan di Medan,” ujarnya.

Namun sejak awal tahun 2021 ini, perseroan kembali mengembangkan bisnis F&B yang ada dengan merubah strategi bisnis. Perseroan melihat bahwa kebutuhan akan makanan dan minuman ternyata cukup tinggi dan ini menjadi peluang untuk dikembangkan. “Kami merubah business model dengan mengoptimalkan transaksi secara daring atau online. Penggunaan transaksi model ini minim biaya namun omzet tetap bisa dijaga. Berbeda dengan jika kami harus membuka gerai di pusat perbelanjaan yang cukup membutuhkan biaya yang besar,” ujarnya.

Untuk mengoptimalkan potensi bisnis makanan dan minuman ini, pihaknya juga mengeluarkan aneka varian menu baru. Usaha ini ternyata memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan perusahaan dari sektor F&B.

Nicholas juga mengatakan bahwa hingga akhir tahun ini, PGLI akan mengembangkan bisnis F&B ke luar Kota Medan. “Kami ingin melebarkan sayap untuk luar Kota Medan. Hal ini sejalan dengan visi kami untuk menjadi food and beverage nasional,” ujarnya.

Di sisi lain, bisnis hotel yang dikelola PGLI, yakni TravellerS SuiteS MedaN, masih mengalami tekanan akibat pandemi COVID-19 ini. “Untuk hotel, tantangannya luar biasa. Untuk bisa recovery (pulih), tidak banyak yang bisa kita lakukan karena kita harus mematuhi regulasi pemerintah dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini. Penjualan kamar akan tetap rendah untuk jangka pendek. Kami optimis akan tetap survive dengan menggenjot bisnis F&B, terutama dengan oprimalkan layanan online,” tuturnya.

Direktur PGLI, Linda Sari, menegaskan bahwa pihaknya terus bertahan dan berupaya mencari terobosan agar bisnis hotel yang dikelola perseroan tetap berjalan. Terlebih hotel yang dikelola menggunakan konsep apartemen hotel. “Untuk apartemen hotel ini memiliki pasar tersendiri. Kami sudah memiliki tamu-tamu yang sifatnya long stay. Memang tingkat okupansi belum normal. Namun kita terus maintenance tamu-tamu yang ada, agar tingkat okupansi tetap bertahan atau tidak turun,” jelasnya.

Hingga Juni 2021, PGLI mencatatkan pendapatan sebesar Rp6,591 miliar atau lebih rendah dibandingkan capai periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 7,255 miliar. Namun laba kotor perseroan tercatat sebesar Rp2,724 miliar atau lebih tinggi daripada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,699 miliar. Sedangkan laba bersih tahun berjalan PGLI tercatat sebesar Rp3,029 miliar atau jauh lebih baik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu rugi sebesar Rp1,376 miliar.

Sedangkan pada tahun 2020 lalu, PGLI mencetak pendapatan sebesar Rp13,345 miliar atau turun 32,62% jika dibandingkan dengan perolehan tahun 2019 yang mencapai Rp19,807 miliar. Perseroan mengalami rugi komprehensif tahun berjalan sebesar Rp5,051 miliar, dibandingkan dengan tahun 2019 yang memperoleh laba sebesar Rp5,830 miliar. (ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/