Untuk Provinsi Sumut ada 35.000 ha tanaman yang sudah tua dan lebih dari 25 tahun atau yang belum 25 tahun namun berproduktivitas rendah. Kalau hasilnya kurang dari 10 ton Tandan Buah Segar (TBS) per tahun dan masih tergolong sedikit. “Kali ini peremajaan kelapa sawit rakyat di Sumut yang diresmikan ditempat ini 9.109 ha meliputi 12 Kabupaten/kota karena perkebunan rakyat di Sumut tidak menumpuk di satu daerah saja,” kata Darmin.
Gubernur Sumut Erry Nuradi menyatakan komitmen Pemprov Sumut untuk meningkatakan kapasitas produksi kebun milik masyarakat. “Sejarah mencatat, kebun sawit pertama tahun 1911 di Indonesia berada di Sumatera Utara, tepatnya di Pulu Raja. Dari sinilah kebun kelapa sawit kemudian berkembang ke berbagai provinsi di Nusantara. Begitu juga pada 1916 berdiri pusat penelitian kelapa sawit yang dahulu bernama algemene prosfestation der avros (apa) dan telah berusia 100 tahun,” ujar Tengku Erry.
Untuk meningkatkan produksi sawit rakyat di Sumut, Gubsu menyampaikan harapan agar program peremajaan karet rakyat ini dapat berjalan efektif dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Karena itu lanjutnya, Pemprov Sumut berkomitmen terhadap pengembangan komoditas perkebunan yang diarahkan pada peningkatan produktivitas hasil produksi terutama pada perkebunan rakyat yang disertai dengan penataan tata kelola perkebunan yang berkelanjutan.
“Di samping kelapa sawit, Sumatera Utara juga merupakan daerah penghasil tanaman perkebunan lainnya seperti karet, kopi, kakao, kelapa dan komoditas potensial lainnya dengan luas areal perkebunan mencapai 2.1 juta hektar. Khususnya tanaman karet dengan luas areal mencapai 590.000 hektar dimana 80 persen dari areal kebun karet tersebut adalah karet rakyat yang produktivitasnya juga rendah sebagai akibat dari tingginya persentase karet tua dan kurangnya semangat petani dalam melaksanakan pemeliharaan tanaman sebagai akibat dari anjloknya harga karet beberapa tahun belakangan ini. Sekitar 20 persen dari tanaman karet tersebut juga perlu diremajakan,” harapnya.
Dalam kegaitan tersebut, Jokowi juga membagikan sekitar 500-an sertifikat kepada masyarakat baik pemilik kelapa sawit maupun lainnya. Didampingi Gubernur Sumut, dirinya melaksanakan penanaman sawit sebagai tanda pencanangan program PSR untuk peningkatan produksi sawit milik rakyat. (bal/sur/ adz)
Untuk Provinsi Sumut ada 35.000 ha tanaman yang sudah tua dan lebih dari 25 tahun atau yang belum 25 tahun namun berproduktivitas rendah. Kalau hasilnya kurang dari 10 ton Tandan Buah Segar (TBS) per tahun dan masih tergolong sedikit. “Kali ini peremajaan kelapa sawit rakyat di Sumut yang diresmikan ditempat ini 9.109 ha meliputi 12 Kabupaten/kota karena perkebunan rakyat di Sumut tidak menumpuk di satu daerah saja,” kata Darmin.
Gubernur Sumut Erry Nuradi menyatakan komitmen Pemprov Sumut untuk meningkatakan kapasitas produksi kebun milik masyarakat. “Sejarah mencatat, kebun sawit pertama tahun 1911 di Indonesia berada di Sumatera Utara, tepatnya di Pulu Raja. Dari sinilah kebun kelapa sawit kemudian berkembang ke berbagai provinsi di Nusantara. Begitu juga pada 1916 berdiri pusat penelitian kelapa sawit yang dahulu bernama algemene prosfestation der avros (apa) dan telah berusia 100 tahun,” ujar Tengku Erry.
Untuk meningkatkan produksi sawit rakyat di Sumut, Gubsu menyampaikan harapan agar program peremajaan karet rakyat ini dapat berjalan efektif dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Karena itu lanjutnya, Pemprov Sumut berkomitmen terhadap pengembangan komoditas perkebunan yang diarahkan pada peningkatan produktivitas hasil produksi terutama pada perkebunan rakyat yang disertai dengan penataan tata kelola perkebunan yang berkelanjutan.
“Di samping kelapa sawit, Sumatera Utara juga merupakan daerah penghasil tanaman perkebunan lainnya seperti karet, kopi, kakao, kelapa dan komoditas potensial lainnya dengan luas areal perkebunan mencapai 2.1 juta hektar. Khususnya tanaman karet dengan luas areal mencapai 590.000 hektar dimana 80 persen dari areal kebun karet tersebut adalah karet rakyat yang produktivitasnya juga rendah sebagai akibat dari tingginya persentase karet tua dan kurangnya semangat petani dalam melaksanakan pemeliharaan tanaman sebagai akibat dari anjloknya harga karet beberapa tahun belakangan ini. Sekitar 20 persen dari tanaman karet tersebut juga perlu diremajakan,” harapnya.
Dalam kegaitan tersebut, Jokowi juga membagikan sekitar 500-an sertifikat kepada masyarakat baik pemilik kelapa sawit maupun lainnya. Didampingi Gubernur Sumut, dirinya melaksanakan penanaman sawit sebagai tanda pencanangan program PSR untuk peningkatan produksi sawit milik rakyat. (bal/sur/ adz)