Jokowi juga mengingatkan agar sertifikat tanah yang sudah dimiliki masyarakat harus di simpan baik-baik. Bahkan kalau pun ada yang ingin “menyekolahkan” Jokowi berpesan agar uangnya dapat dipergunakan ke hal-hal yang positif seperti modal usaha.
“Sertifikat ini bisa disekolahkan, bisa. Saya tahu karena saya sering turun ke desa dan kampung-kampung. Saya pesankan agar pakeklah Bank yang agunannya rendah seperti KUR cuma 9 persen. Kalau minjam gunakan untuk modal usaha jangan buat yang lain,”harap Jokowi.
Jokowi berpesan persaudaraan di Indonesia jangan terpecah belah hanya karena persoalan politik. Memang kita sadari dengan wilayah yang cukup besar, dengan 714 suku tentu, dan dengan agama yang berbeda sangat rentan terjadi perpecahan.
“Ada yang boru Siregar gak, saya kalau salaman sekarang ini, gak di Medan, gak di Siantar, di jalanan juga. Di Serdang Bedagai, kemarin salaman, Pak saya boru Siregar pak. Saya Nasution pak. Saya juga gak tau gak ngecek,” kata Jokowi diikuti tawa dari masyarakat yang hadir.
Alhamdulilah itulah negara kita Indonesia. “Jadi Saya titip jangan sampai kita ini pecah, persaudaraan kita retak, persatuan gara-gara masalah politik. Jangan. Ada pilihan bupati, walikota, Gubernur. Ataupun pilihan Presiden. Pilihlah yang menurut bapak ibu yang paling baik, terbaik, pilih. Coblos, sudah jangan sampai pilpres tiga tahun lalu di bawa-bawa. Sudah selesai itu. Kita saudara lagi. Kita cara nafkah jangan terbawa emosi,” kata Jokowi.
Sebelumnya Menteri RI diantaranya Menteri Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil mengatakan bahwa pada hari ini menyerahkan 7.000 sertifikat tanah kepada masyarakat yakni masyarakat Pematangsiantar, Simalungun, Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Labuhan Batu dan Humbang Hasundutan. Namun yang menerima 6300 orang. “Dikarenakan beberapa orang menerima lebih dari satu sertifikat,” ujar Sofyan Djalil. (rel)