JAKARTA- PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI (Tbk) berhasil mewujudkan cita-citanya mempunyai satelit sendiri. Menyusul dilakukannya penandatanganan kontrak program pembelian dengan menggandeng Space System Loral, LLC, dan Ariaespace, di gedung BRI, kawasan Jalan Jenderal Soedirman, Jakarta Selatan, pada Senin (28/4).
Dengan adanya satelit ini, diklaim layanan BRI semakin andal, termasuk layanan untuk 19 ribu anjungan tunai mandiri (ATM) yang tersebar di seluruh Tanah Air hingga pelosok dan 9,800 kantor cabang dari Sabang hingga Merauke. Belum lagi BRI di atas kapal atau terapung.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan merasa bangga perbankan di Indonesia mempunyai satelit. Menurutnya kerjasama BRI dengan Space Systems/Loral, LLC dan Arianespace dapat menguntungkan bagi BRI.
Sebab ini nantinya akan menghubungkan kantor pusat, kantor wilayah, kantor cabang, kantor cabang pembantu, BRI unit, kantor kas, teras BRI, dan teras keliling dengan total lebih dari 9.800 outlet dan 100 ribu jaringan e-channel.
“Capaian ini merupakan suatu kebanggan tersendiri bagi BRI. Jika satelit sudah mengorbit dua tahun mendatang, BRI menjadi bank pertama yang memiliki satelit di dunia,” puji Dahlan, kemarin.
Menurut Dahlan, dengan satelit yang diberi nama BRIsat ini, nantinya bank pelat merah itu dapat menghemat pengeluaran sekitar Rp200 miliar setelah mempunyai satelit. “Untuk keperluan komunikasi, pengeluaran BRI hampir Rp500 miliar per tahun. “Nah dengan membeli satelit, tinggal Rp200-250 miliar. Jadi bisa menghemat Rp200 miliaran,” ucap Dahlan.
Ke depan, Dahlan berharap BRI bisa menjaga dan memanfaatkan satelit itu dengan baik, jangan sampai jatuh atau berpindah ke pihak lain. “Yang penting, kita harus amankan, jangan sampai ini nanti dijual, Karena itu tidak dibentuk anak perusahaan di bawah BRI. Karena kalau dibentuk anak perusahaan, maka anak perusahaan suatu saat dijual. Maka ini harus menjadi bagian dari BRI sendiri,” tegasnya.
Hadir dalam penandatanganan kerjasama ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menteri Kominfo Tifatul Sembiring dan Kapolri Jenderal Sutarman. Adapun penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Direktur Utama BRI Sofyan Basir, SVP SLL Sarwono Sudarto, dan SVP Arianespace Jacques Breton.
Presiden SBY mengapresiasi penandatanganan kerjasama pembangunan satelit komunikasi milik bank BUMN tersebut.
“Saya ingin mengucapkan selamat, terima kasih, dan penghargaan kepada BRI atas prakarsa dan upaya gigih untuk membeli dan menggunakan satelit agar usaha semakin pesat dan berkembang di seluruh Tanah Air,” kata SBY di Menara BRI, kemarin.
Menurut SBY, inisiasi pembangunan satelit yang dilakukan BRI merupakan tonggak sejarah penting karena BRI adalah bank pertama di dunia yang akan memiliki satelit sendiri. Upaya ini, lanjut SBY, pasti akan sangat berguna untuk pengembangan bisnis perseroan.
“BRI harus jadi bank paling depan untuk wujudkan financial inclusion dan benar-benar menyalurkan kredit mikro dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar usaha mikro kecil menengah terus berkembang dan terjangkau oleh masyarakat sampai ke pelosok Tanah Air,” ujar SBY.
Beroperasi Nonstop
Banyak keunggulan yang didapatkan dengan mengoperasikan satelit bernama BRISAT kelak. Dalam laporannya, Direktur Utama (Dirut) BRI Sofyan Basir mengatakan, satelitnya akan beroprasi pada Juni 2016. Jika terhubung semua melalui satelit, itu tidak akan terputus 24 jam, 365 hari atau setahun.
Dengan adanya satelit, lanjut Sofyan, dipastikan bisa meningkatkan pelayanan BRI. Keterlambatan pelayanan dan gangguan teknis di ATM bisa ditekan. BRI membeli satelit itu dari perusahaan profesional asal Amerika Serikat, Space Systems/Loral, LLC (SSL) dan yang meluncurkannya adalah Arianespace yang merupakan perusahaan dari Prancis.
Investasinya sekitar US$ 250 juta atau bisa lebih rendah sekitar US$ 230 juta atau setara Rp2,5 triliun.
“Bagaimana kami mampu melakukan sebaran lebih luas, lalu komunikasi yang penting. Kami punya cost cukup signifikan, selama ini komunikasi kita rendah, itu menyebabkan kualitas kami terhambat. Komunikasi hari ini tidak bisa melalui kabel, akhirnya satelit. Ini bisa menjangkau pedalaman dan terluar dari Republik Indonesia. Dengan adanya ini, di pertengahan 2016, kami bisa memberikan service lebih baik lagi dari akurasi atau ketepatan,” ungkap Sofyan Basir, kepada wartawan usai melakukan penandatangan kontrak program yang disaksikan Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menkominfo Tifatul Sembiring, dan pejabat lainnya.
Satelit yang diberi nama BRISAT ini akan memiliki 45 transponder yang akan digunakan BRI untuk keperluan operasional perbankan sebanyak 22-23 transponder. Sedangkan 4 transponder akan diberikan kepada pemerintah Indonesia untuk keperluan pemerintahan, seperti sensus data kependudukan, data pertanian dan lainnya.
Sedangkan sisanya bisa dipergunakan untuk keperluan lainnya. Proses desain final dan pembuatan BRISAT akan dilaksanakan di pabrik SSL di Palo Alto California, yang diperkirakan akan memakan waktu 24 bulan. Sehingga diperhitungkan shipment and lunch campaign akan dilakukan dalam waktu 25-26 bulan yang akan datang atau sekitar pertengahan tahun 2016 di Kourou, French Guiana.
“Satelit ini cukup bagus sehingga tidak memerlukan asuransi yang mahal. Kami meluncurkan satelit dengan perusahaan yang memiliki tingkat kesuksesan yang tinggi. Jadi cost asuransi lebih murah dibanding yang lain,” ujarnya. (chi/ers/jpnn/tom)