25 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Produk Olahan Tanaman Khas Danau Toba Laku Keras

Foto: Istimewa
Gubsu HT Erry Nuradi memberikan apresiasi atas produk olahan kreatif konservasi keanekaragaman hayati dan olahan limbah yang ditampilkan di Inacraft 2018 di JCC Jakarta.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Produk olahan tanaman khas kawasan Danau Toba laris manis selama penyelenggaraan Inacraft 2018 di JCC Jakarta yang berakhir, Minggu (29/4). Spesies endemik langka yang habitatnya terbatas pada daerah sekitar Danau Toba itu, yakni pohon andaliman, dari tangan-tangan kreatif anak Sumatera Utara (Sumut) berhasil dijadikan komoditas ekonomis, yang laku keras antara lain sambal andaliman, sasagun andaliman dan bubuk masak andaliman Toba.

Sejumlah turis mancanegara yang berkunjung ke Paviliun Sumut semuanya mengaku kagum atas kreativitas bernuansa Danau Toba ketika diwawancarai wartawan. “Kami sudah lama kenal Danau Toba yang tersohor. Dengan adanya produk kreatif bernuansa Danau Toba, khususnya produk olahan dari spesies endemik, selain untuk pelestarian lingkungan juga bermanfaat secara ekonomis. ‘Good’ untuk Toba,” ujar Barbara dan Carmel, turis asal Belanda dan Jerman hampir senada.

Beberapa both yang hadir di Paviliun Sumut memang menonjolkan nuansa Danau Toba, meski sejumlah both lainnya dari sekira 57 both di Paviliun Sumut itu juga cukup menarik perhatian pengunjung dengan menampilkan sejumlah komoditas pengrajin Sumut. Seperti ulos dan tenunan dari beberapa daerah di propinsi ini dan hasil kerajinan lainnya. Dari pengamatan wartawan dan catatan sementara setidaknya lebih 150.000 pengunjung singgah ke Paviliun Sumut hingga hari terakhir.

Khusus tentang spesies endemik Danau Toba andaliman yang menarik minat pengunjung, hal ini  terutama dikarenakan produk olahan kreatif ini bernilai konservasi keanekaragaman hayati. Jadi tidak heran, bukan hanya pengunjung dalam negeri, khususnya para perantau asal Sumut yang datang dari berbagai propinsi di Indonesia, melainkan juga turis mancanegara betah berlama-lama di both Sumut dan berlomba-lomba mencicipi sample produk ini, lalu membelinya.

Konservasi hayati ini mampu memberikan nilai tambah ekonomi sekaligus memberikan nuansa baru bagi membangkitkan nilai-nilai kearifan tradisional lokal Sumut ke alam modernisasi, seperti sambal andaliman dan bubuk masak Toba yang rasanya diakui lezat di lidah turis mancanegara, apalagi lidah nusantara, yang sempat mencicipi produk olahan ini.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo maupun Gubernur Sumut Dr Ir HT Erry Nuradi MSi menjawab wartawan secara terpisah mengakui even yang selalu dinantikan para pelaku industri kreatif sektor kerajinan ini memang signifikan untuk mengangkat potensi lokal dan mendongkrak nilai jual produk kerajinan seni dan budaya Sumut. “Bagus, saya memberi apresiasi atas komitmen Sumut yang bersedia menjadi ikon Inacraft ke-20 tahun 2018 sejak 25 hingga 29 April 2018,” ujar Mendagri menjawab wartawan ketika bertemu di Bandara Soekarno Hatta.

Kadis Lingkungan Hidup Sumut Dr Ir Binsar Situmorang MSi MAP selaku penanggung jawab Both Dinas Lingkungan Hidup pada Paviliun Provinsi Sumut di Inacraft 2018 yang menyajikan produk-produk olahan kreatif berbabis konservasi keanekaragaman hayati dan pelestarian lingkungan hidup, juga mengakui produk tanaman andalimantelah mendapat pengakuan LIPI sebagai tanaman khas Danau Toba yang baik untuk kesehatan, mengandung vitamin C baik dan juga anti oksidan. “Kita bekerjasamma dengan Taman Eden 100. Juga sudah ada penelitian dari LIPI,” jelasnya.

Foto: Istimewa
Gubsu HT Erry Nuradi memberikan apresiasi atas produk olahan kreatif konservasi keanekaragaman hayati dan olahan limbah yang ditampilkan di Inacraft 2018 di JCC Jakarta.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Produk olahan tanaman khas kawasan Danau Toba laris manis selama penyelenggaraan Inacraft 2018 di JCC Jakarta yang berakhir, Minggu (29/4). Spesies endemik langka yang habitatnya terbatas pada daerah sekitar Danau Toba itu, yakni pohon andaliman, dari tangan-tangan kreatif anak Sumatera Utara (Sumut) berhasil dijadikan komoditas ekonomis, yang laku keras antara lain sambal andaliman, sasagun andaliman dan bubuk masak andaliman Toba.

Sejumlah turis mancanegara yang berkunjung ke Paviliun Sumut semuanya mengaku kagum atas kreativitas bernuansa Danau Toba ketika diwawancarai wartawan. “Kami sudah lama kenal Danau Toba yang tersohor. Dengan adanya produk kreatif bernuansa Danau Toba, khususnya produk olahan dari spesies endemik, selain untuk pelestarian lingkungan juga bermanfaat secara ekonomis. ‘Good’ untuk Toba,” ujar Barbara dan Carmel, turis asal Belanda dan Jerman hampir senada.

Beberapa both yang hadir di Paviliun Sumut memang menonjolkan nuansa Danau Toba, meski sejumlah both lainnya dari sekira 57 both di Paviliun Sumut itu juga cukup menarik perhatian pengunjung dengan menampilkan sejumlah komoditas pengrajin Sumut. Seperti ulos dan tenunan dari beberapa daerah di propinsi ini dan hasil kerajinan lainnya. Dari pengamatan wartawan dan catatan sementara setidaknya lebih 150.000 pengunjung singgah ke Paviliun Sumut hingga hari terakhir.

Khusus tentang spesies endemik Danau Toba andaliman yang menarik minat pengunjung, hal ini  terutama dikarenakan produk olahan kreatif ini bernilai konservasi keanekaragaman hayati. Jadi tidak heran, bukan hanya pengunjung dalam negeri, khususnya para perantau asal Sumut yang datang dari berbagai propinsi di Indonesia, melainkan juga turis mancanegara betah berlama-lama di both Sumut dan berlomba-lomba mencicipi sample produk ini, lalu membelinya.

Konservasi hayati ini mampu memberikan nilai tambah ekonomi sekaligus memberikan nuansa baru bagi membangkitkan nilai-nilai kearifan tradisional lokal Sumut ke alam modernisasi, seperti sambal andaliman dan bubuk masak Toba yang rasanya diakui lezat di lidah turis mancanegara, apalagi lidah nusantara, yang sempat mencicipi produk olahan ini.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo maupun Gubernur Sumut Dr Ir HT Erry Nuradi MSi menjawab wartawan secara terpisah mengakui even yang selalu dinantikan para pelaku industri kreatif sektor kerajinan ini memang signifikan untuk mengangkat potensi lokal dan mendongkrak nilai jual produk kerajinan seni dan budaya Sumut. “Bagus, saya memberi apresiasi atas komitmen Sumut yang bersedia menjadi ikon Inacraft ke-20 tahun 2018 sejak 25 hingga 29 April 2018,” ujar Mendagri menjawab wartawan ketika bertemu di Bandara Soekarno Hatta.

Kadis Lingkungan Hidup Sumut Dr Ir Binsar Situmorang MSi MAP selaku penanggung jawab Both Dinas Lingkungan Hidup pada Paviliun Provinsi Sumut di Inacraft 2018 yang menyajikan produk-produk olahan kreatif berbabis konservasi keanekaragaman hayati dan pelestarian lingkungan hidup, juga mengakui produk tanaman andalimantelah mendapat pengakuan LIPI sebagai tanaman khas Danau Toba yang baik untuk kesehatan, mengandung vitamin C baik dan juga anti oksidan. “Kita bekerjasamma dengan Taman Eden 100. Juga sudah ada penelitian dari LIPI,” jelasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/