35.6 C
Medan
Saturday, May 25, 2024

Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, tapi Belum Berkualitas

MEDAN- Bakal Calon Gubernur Sumatera Utara (Balon Gubsu) Gus Irawan Pasaribu mengatakan, meskipun pertumbuhan ekonomi khususnya Sumut tumbuh cukup tinggi, mencapai 6,5 persen, namun tersebut masih belum berkualitas.

“Hal ini ditunjukkan dengan tingginya tingkat konsumsi masyarakat yang menopang pertumbuhan ekonomi tersebut. Justru yang menikmati pertumbuhan tersebut bukan masyarakat, namun negara lain yang menikmatinya,” jelas Gus Irawan Pasaribu usai halal bihalal di kediaman Pembantu Rektor 2 Unimed Chairul Azmi, kemarin.

Gus Irawan mencontohkan, beberapa komoditas yang menjadi konsumsi masyarakat, ternyata harus diimpor dari negara lain. “Sebut saja kacang kedelai, jeruk, ubi, garam dan bahkan beras. Semuanya harus diimpor dengan jumlah yang cukup besar,” jelasnya.

Hal ini, tuturnya, tentu menimbulkan keprihatinan sendiri, karena sebenarnya yang menikmati adalah negara luar sebagai produsen komoditas tersebut. Sedangkan masyarakat hanya mengkonsumsi saja.

Gus Irawan juga menyoroti kebutuhan pakan sapi yang masih didatangkan dari luar. Menurutnya, luas lahan sawit di Sumut yang mencapai lebih dari 1 juta hektar sebenarnya dapat menjadi potensi untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak di daerah ini. “Ampas sawit yang dihasilkan per 1 hektarnya sebenarnya dapat digunakan untuk kebutuhan pakan 3 ekor ternak sapi. Artinya, jika potensi ini dimaksimalkan, maka ampas sawit tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan sawit tersebut,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan, kondisi insfrastruktur di Sumut, khususnya jalan, masih belum dapat menopang pertumbuhan ekonomi di propinsi ini. Dapat dikatakan, infrastruktur jalan di Sumut masuk kategori jelek dan bahkan tertinggal jika dibandingkan daerah lain sekitarnya, seperti Riau dan Aceh.
“Saat  menjabat sebagai Dirut Bank Sumut, saya pernah meninjau kantor Bank Sumut yang letaknya dekat dengan perbatasan Riau. Ternyata, jalan-jalan di Riau sangat lebar dan tidak ada lubangnya,” jelasnya.

Berbagai hal tersebut, lanjutnya, menujukkan jika potensi yang ada di Sumut masih belum dikelola secara optimal, yang berujung pada belum ada peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah ini.

Gus Irawan Pasaribu mengatakan, keinginan dirinya untuk maju dengan mengusung visi Sumut Sejahtera adalah karena dirinya melihat masih banyak hal yang harus diperbaiki di propinsi ini, khususnya yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat.

Gus Irawan Pasaribu juga mengajak setiap unsur atau pihak di daerah ini untuk dapat memberikan kontribusi dalam membangun Sumut. “Sumut adalah daerah yang multi etnis, ras dan agama. Butuh keterpaduan dari setiap unsur untuk memberikan kontribusi dalam membangun Sumut. Kalau masing-masing pihak memberikan kontribusinya, maka Sumut bisa tampil lebih baik lagi dan ini sesuai dengan visi yang saya usung, yakni Sumut Sejahtera,” tegasnya. (mea/rel)

MEDAN- Bakal Calon Gubernur Sumatera Utara (Balon Gubsu) Gus Irawan Pasaribu mengatakan, meskipun pertumbuhan ekonomi khususnya Sumut tumbuh cukup tinggi, mencapai 6,5 persen, namun tersebut masih belum berkualitas.

“Hal ini ditunjukkan dengan tingginya tingkat konsumsi masyarakat yang menopang pertumbuhan ekonomi tersebut. Justru yang menikmati pertumbuhan tersebut bukan masyarakat, namun negara lain yang menikmatinya,” jelas Gus Irawan Pasaribu usai halal bihalal di kediaman Pembantu Rektor 2 Unimed Chairul Azmi, kemarin.

Gus Irawan mencontohkan, beberapa komoditas yang menjadi konsumsi masyarakat, ternyata harus diimpor dari negara lain. “Sebut saja kacang kedelai, jeruk, ubi, garam dan bahkan beras. Semuanya harus diimpor dengan jumlah yang cukup besar,” jelasnya.

Hal ini, tuturnya, tentu menimbulkan keprihatinan sendiri, karena sebenarnya yang menikmati adalah negara luar sebagai produsen komoditas tersebut. Sedangkan masyarakat hanya mengkonsumsi saja.

Gus Irawan juga menyoroti kebutuhan pakan sapi yang masih didatangkan dari luar. Menurutnya, luas lahan sawit di Sumut yang mencapai lebih dari 1 juta hektar sebenarnya dapat menjadi potensi untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak di daerah ini. “Ampas sawit yang dihasilkan per 1 hektarnya sebenarnya dapat digunakan untuk kebutuhan pakan 3 ekor ternak sapi. Artinya, jika potensi ini dimaksimalkan, maka ampas sawit tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan sawit tersebut,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan, kondisi insfrastruktur di Sumut, khususnya jalan, masih belum dapat menopang pertumbuhan ekonomi di propinsi ini. Dapat dikatakan, infrastruktur jalan di Sumut masuk kategori jelek dan bahkan tertinggal jika dibandingkan daerah lain sekitarnya, seperti Riau dan Aceh.
“Saat  menjabat sebagai Dirut Bank Sumut, saya pernah meninjau kantor Bank Sumut yang letaknya dekat dengan perbatasan Riau. Ternyata, jalan-jalan di Riau sangat lebar dan tidak ada lubangnya,” jelasnya.

Berbagai hal tersebut, lanjutnya, menujukkan jika potensi yang ada di Sumut masih belum dikelola secara optimal, yang berujung pada belum ada peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah ini.

Gus Irawan Pasaribu mengatakan, keinginan dirinya untuk maju dengan mengusung visi Sumut Sejahtera adalah karena dirinya melihat masih banyak hal yang harus diperbaiki di propinsi ini, khususnya yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat.

Gus Irawan Pasaribu juga mengajak setiap unsur atau pihak di daerah ini untuk dapat memberikan kontribusi dalam membangun Sumut. “Sumut adalah daerah yang multi etnis, ras dan agama. Butuh keterpaduan dari setiap unsur untuk memberikan kontribusi dalam membangun Sumut. Kalau masing-masing pihak memberikan kontribusinya, maka Sumut bisa tampil lebih baik lagi dan ini sesuai dengan visi yang saya usung, yakni Sumut Sejahtera,” tegasnya. (mea/rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/