25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Dahlan Minta Garuda RUPSLB

Garuda Indonesia
Garuda Indonesia

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Permasalahan kinerja keuangan yang melilit PT Garuda Indonesia menjadi sorotan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Kerugian yang dialami maskapai pelat merah dianggap sudah di luar kewajaran. Karena itu, Dahlan meminta agar menejemen Garuda segera mengadakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) terkait kondisi tersebut.

Dahlan mengungkapkan, perusahaan sudah membeberkan kondisi keuangan terbaru. Dari laporan keuangan semester I 2014, Garuda membukukan rugi bersih senilai USD 211,7 juta atau setara dengan Rp 2,3 triliun. Kerugian tersebut hampir mencapai 20 kali lipat dibanding rugi bersih periode sama tahun lalu senilai USD 10,7 juta atau Rp 117,8 miliar.

“Garuda harus segera ada RUPSLB karena kerugian yang sudah besar tersebut. Saya minta Senin (1/9) pukul 12.00 WIB sudah ada usulan direksi tentang bagaimana menyelesaikan permasalahan yang ada,” kata Dahlan di Kantor Kementerian BUMN, kemarin (28/8).

Dengan begitu, jajaran direksi Garuda harus mencari solusi dari sejumlah faktor yang mengakibatkan kerugian tersebut. Maskapai memang mendapatkan pukulan cukup berat dari rugi kurs yang melonjak menjadi USD 12,86 juta pada semester I 2014. Angka itu membengkak 10 kali lipat dibandingkan periode sama tahun lalu senilai USD 1,41 juta. “Selain itu, beban usaha perseroan melonjak menjadi 14,75 persen, dari USD 1,7 miliar menjadi USD 1,9 miliar.

Soal pengganti Dirut Garuda Emirsyah Satar, dia mengaku sudah mengantongi sejumlah nama kandidat. Namun, Dahlan enggan menyebutkan siapa saja kandidat usulan pemerintah. “Calonnya bisa dari dalam dan dari luar perusahaan. Sudah disampaikan ke tim penilai akhir. Bisa diputuskan pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau pemerintahan presiden terpilih Joko Widodo,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Dahlan juga mengaku getol mengejar penyelesaian proses pailit dua BUMN. Yakni, Pabrik Kerta Gowa dan PT Industri Soda Indonesia. Menurut dia, dua perusahaan negara itu seharusnya sudah ditutup. Namun, proses tersebut masih belum bisa dilakukan karena beberapa kendala. “”Ternyata sampai sekarang nama belum bisa dihapus karena tim likuidasi belum tuntas. Ini seperti mayat tapi enggak dikubur-kubur,”” jelasnya.

Saat ini, lanjut dia, PT Industri Soda Indonesia masih belum bisa dinyatakan dalam proses penutupan. Alasannya, tim likuidasi belum berhasil menjual aset tanah seluas 30 hektar. Menurut Dahlan, setiap lelang yang dilaksanakan selalu gagal karena penawaran tanah selalu di bawah NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak). “Setiap lelang selalu gagal. Saya minta cari terobosan,” ungkap Dahlan.

Sedangkan, proses likuidasi Pabrik Kertas Gowa saat ini masih berada di bawah koordinasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Dia berharap proses penghapusan nama bisa tuntas pada akhir Oktober 2014. “Ini seharusnya cepat diselesaikan. Supaya, dua perusahaan yang masih masuk daftar “itu bisa dihapus (dari daftar BUMN, Red),”tambahnya. (bil/agm)

Garuda Indonesia
Garuda Indonesia

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Permasalahan kinerja keuangan yang melilit PT Garuda Indonesia menjadi sorotan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Kerugian yang dialami maskapai pelat merah dianggap sudah di luar kewajaran. Karena itu, Dahlan meminta agar menejemen Garuda segera mengadakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) terkait kondisi tersebut.

Dahlan mengungkapkan, perusahaan sudah membeberkan kondisi keuangan terbaru. Dari laporan keuangan semester I 2014, Garuda membukukan rugi bersih senilai USD 211,7 juta atau setara dengan Rp 2,3 triliun. Kerugian tersebut hampir mencapai 20 kali lipat dibanding rugi bersih periode sama tahun lalu senilai USD 10,7 juta atau Rp 117,8 miliar.

“Garuda harus segera ada RUPSLB karena kerugian yang sudah besar tersebut. Saya minta Senin (1/9) pukul 12.00 WIB sudah ada usulan direksi tentang bagaimana menyelesaikan permasalahan yang ada,” kata Dahlan di Kantor Kementerian BUMN, kemarin (28/8).

Dengan begitu, jajaran direksi Garuda harus mencari solusi dari sejumlah faktor yang mengakibatkan kerugian tersebut. Maskapai memang mendapatkan pukulan cukup berat dari rugi kurs yang melonjak menjadi USD 12,86 juta pada semester I 2014. Angka itu membengkak 10 kali lipat dibandingkan periode sama tahun lalu senilai USD 1,41 juta. “Selain itu, beban usaha perseroan melonjak menjadi 14,75 persen, dari USD 1,7 miliar menjadi USD 1,9 miliar.

Soal pengganti Dirut Garuda Emirsyah Satar, dia mengaku sudah mengantongi sejumlah nama kandidat. Namun, Dahlan enggan menyebutkan siapa saja kandidat usulan pemerintah. “Calonnya bisa dari dalam dan dari luar perusahaan. Sudah disampaikan ke tim penilai akhir. Bisa diputuskan pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau pemerintahan presiden terpilih Joko Widodo,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Dahlan juga mengaku getol mengejar penyelesaian proses pailit dua BUMN. Yakni, Pabrik Kerta Gowa dan PT Industri Soda Indonesia. Menurut dia, dua perusahaan negara itu seharusnya sudah ditutup. Namun, proses tersebut masih belum bisa dilakukan karena beberapa kendala. “”Ternyata sampai sekarang nama belum bisa dihapus karena tim likuidasi belum tuntas. Ini seperti mayat tapi enggak dikubur-kubur,”” jelasnya.

Saat ini, lanjut dia, PT Industri Soda Indonesia masih belum bisa dinyatakan dalam proses penutupan. Alasannya, tim likuidasi belum berhasil menjual aset tanah seluas 30 hektar. Menurut Dahlan, setiap lelang yang dilaksanakan selalu gagal karena penawaran tanah selalu di bawah NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak). “Setiap lelang selalu gagal. Saya minta cari terobosan,” ungkap Dahlan.

Sedangkan, proses likuidasi Pabrik Kertas Gowa saat ini masih berada di bawah koordinasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Dia berharap proses penghapusan nama bisa tuntas pada akhir Oktober 2014. “Ini seharusnya cepat diselesaikan. Supaya, dua perusahaan yang masih masuk daftar “itu bisa dihapus (dari daftar BUMN, Red),”tambahnya. (bil/agm)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/