33.6 C
Medan
Tuesday, June 25, 2024

Holding BUMN Perkebunan Tunggu Rekomendasi Presiden

JAKARTA- Pembentukan holding BUMN Perkebunan berlangsung lambat. Padahal, rencana Kementerian BUMN pada akhir Agustus 2012 mengenai Peraturan Pemerintah (PP) tentang pembentukan holding BUMN perkebunan diharapkan bisa tuntas.

Deputi Bidang Industri Primer Kementerian BUMN, Muhammad Zamkhani mengaku saat ini proses persetujuan penyusan RPP (Rancangan Peraturan Pemerintah) masih menunggu rekomendasi dari Sekertariat Negara (Setneg).

“Ini menunggu lampu hijau penyusunan RPP, lampu hijaunya dari Setneg. Kemarin ada klarifikasi dan kita sudah siapkan,” kata Zamkhani kepada wartawan di Kementerian BUMN Jakarta, Jumat (28/9).

Holding BUMN perkebunan setelah terbentuk akan membawahi 14 BUMN perkebunan (PTPN). Zamkhani menjelaskan, Kementrian BUMN telah menerima revisi grand desain dari Presiden SBY tentang pementukan holding BUMN perkebunan.

Saat ini, hanya tinggal menunggu persetujuan dari Setneg untuk memerintahkan Kementerian BUMN menyusun RPP sebelum diserahkan langsung kepada Presiden. “Formalnya menunggu RPP, misalnya mereka (Setneg) OK jadi kita susun. setelah itu, baru presiden. Ini ACC presiden sebelum kita terima dulu dari Setneg,” pungkasnya.

Seperti diketahui, holding BUMN perkebunan akan terdiri dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I-XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Adapun holding BUMN kehutanan akan membawahi PT Inhutani I-V dan Perum Perhutani.

Rencana holding ini terus mundur dari jadwal yang sudah ditargetkan. Sebelumnya Menteri BUMN Dahlan Iskan menargetkan holding perkebunan akan tuntas pada 11 Januari 2012 dan holding kehutanan pada 26 Februari 2012.

Setelah hampir tuntas holding BUMN perkebunan dan kehutanan, Dahlan mengatakan pihaknya sedang memperdalam kajian untuk holding BUMN Farmasi. Sebelumnya, Dahlan juga telah mematok target holding farmasi tuntas pada Juni 2012. “Setelah holding kebun dan hutan selesai, sekarang sedang meneruskan rencana holding farmasi. Kalau PT Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Tbk, dan Biofarma bisa jadi satu holding, maka penanganan obat-obatan di Indonesia akan semakin baik. Hal ini masih dikaji terus di tingkat deputi kami,” ungkapnya. (bbs/jpnn)

JAKARTA- Pembentukan holding BUMN Perkebunan berlangsung lambat. Padahal, rencana Kementerian BUMN pada akhir Agustus 2012 mengenai Peraturan Pemerintah (PP) tentang pembentukan holding BUMN perkebunan diharapkan bisa tuntas.

Deputi Bidang Industri Primer Kementerian BUMN, Muhammad Zamkhani mengaku saat ini proses persetujuan penyusan RPP (Rancangan Peraturan Pemerintah) masih menunggu rekomendasi dari Sekertariat Negara (Setneg).

“Ini menunggu lampu hijau penyusunan RPP, lampu hijaunya dari Setneg. Kemarin ada klarifikasi dan kita sudah siapkan,” kata Zamkhani kepada wartawan di Kementerian BUMN Jakarta, Jumat (28/9).

Holding BUMN perkebunan setelah terbentuk akan membawahi 14 BUMN perkebunan (PTPN). Zamkhani menjelaskan, Kementrian BUMN telah menerima revisi grand desain dari Presiden SBY tentang pementukan holding BUMN perkebunan.

Saat ini, hanya tinggal menunggu persetujuan dari Setneg untuk memerintahkan Kementerian BUMN menyusun RPP sebelum diserahkan langsung kepada Presiden. “Formalnya menunggu RPP, misalnya mereka (Setneg) OK jadi kita susun. setelah itu, baru presiden. Ini ACC presiden sebelum kita terima dulu dari Setneg,” pungkasnya.

Seperti diketahui, holding BUMN perkebunan akan terdiri dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I-XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Adapun holding BUMN kehutanan akan membawahi PT Inhutani I-V dan Perum Perhutani.

Rencana holding ini terus mundur dari jadwal yang sudah ditargetkan. Sebelumnya Menteri BUMN Dahlan Iskan menargetkan holding perkebunan akan tuntas pada 11 Januari 2012 dan holding kehutanan pada 26 Februari 2012.

Setelah hampir tuntas holding BUMN perkebunan dan kehutanan, Dahlan mengatakan pihaknya sedang memperdalam kajian untuk holding BUMN Farmasi. Sebelumnya, Dahlan juga telah mematok target holding farmasi tuntas pada Juni 2012. “Setelah holding kebun dan hutan selesai, sekarang sedang meneruskan rencana holding farmasi. Kalau PT Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Tbk, dan Biofarma bisa jadi satu holding, maka penanganan obat-obatan di Indonesia akan semakin baik. Hal ini masih dikaji terus di tingkat deputi kami,” ungkapnya. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/