Pembahasan kenaikan harga BBM kemairn dilakukan dalam rapat terbatas yang dipimpin Wapres Jusuf Kalla. Pembahasan kebijakan harga energi itu sekaligus dibarengkan dengan program kompensasi yang akan diberikan kepada masyarakat miskin.
Rapat yang digelar di Kantor Wapres tersebut diikuti Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menkeu Bambang P. S Brodjonegoro, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Plt Dirut Pertamina Muhammad Husen juga turut dalam rapat tersebut.
Seusai rapat, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan, ketiga kartu itu akan dibagikan pada awal November tahun ini. Tepatnya, pada 7 november. Total penerima kartu itu mencapai satu juta jiwa. Menurut Puan, kartu itu mencakup warga yang belum memiliki fasilitas Jamkesmas. Pembagiannya lewat PT Pos dan Bank Mandiri dan diberikan kepada keluarga prasejahtera. “Datanya kami dapat dari kepala daerah setempat,” ujar putri mantan Presiden Megawati Soekarnoputri itu.
Terpisah, Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro mengatakan, pihaknya kini masih fokus terhadap pengaturan alokasi BBM bersubsidi 2014. Hingga saat ini, penggunaan total alokasi BBM bersubsidi sudah mencapai 38,4 juta kilo liter. Angka tersebut menyerap 83,5 persen dari total kuota tahun ini sebesar 46 juta kl. Artinya, alokasi yang tersisa untuk dua bulan mendatang hanya mencapai 8 juta kl.
“Kami akan bahas dengan Pertamina untuk langkah operasional kedepan. Sekarang saya belum tahu secara mendetil proyek kebutuhan BBM per hari berapa. Mungkin nanti kami upayakan beberapa langkah pengendalian,” ungkapnya.
Terkait kemungkinan penambahan kuota di sisa waktu tahun ini, menurut dia, opsi tersebut masih terbuka. Namun, keputusan tersebut di tangan pimpinan negara yang harus memperhatikan resiko politik yang ada. “Semua ini tergantung kemauan politik. Karena kalau BBM bersubsidi habis, pasti ada dampak-dampak “tercipta. Dari mulai dampak administrasi, masalah pangan, dan sentra-sentra produksi,” katanya. (owi/aph/bil)