31 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

2016, Ekonomi Sumut Lebih Baik

Kek Sei Mangkei akan diresmikan Presiden, besok Selasa (27/1/2015).
Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei. Tahun 2016, ekonomi Sumut diprediksi membaik.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seiring dengan prospek perbaikan perekonomian nasional, pertumbuhan ekonomi 2016 diperkirakan naik 5,2 persen sampai 5,6 persen, dengan tingkat inflasi berada di kisaran 4 plus-minus 1 persen. Sementara untuk Sumut, diperkirakan lebih baik pada kisaran 5,1 persen hingga 5,5 persen (yoy).

Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut Difi A Johansyah, pada ‘Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Provsu 2015’ di gedung BI Jalan Balai Kota Medan, Senin (14/12).

Difi menyebut, pertumbuhan pada tahun mendatang akan ditopang keseimbangan internal dan eksternal yang terjaga, ditandai oleh permintaan domestik yang masih tetap kuat dan kinerja ekspor yang terus membaik.

“Peningkatan daya beli masyarakat seiring dengan perbaikan harga komoditas, dan perbaikan manufaktur negara mitra dagang, serta inflasi yang terjaga. Hal tersebut menjadi faktor membaiknya konsumsi swasta pada 2016 mendatang,” tutur Difi.

Peran investasi, lanjut Difi, juga diperkirakan akan terus menguat, karena ditopang iklim investasi yang semakin kondusif, dan reformasi birokrasi yang terus berlanjut. Kegiatan investasi diperkirakan akan terus menguat, seiring dengan meningkatnya kegiatan infrastruktur pemerintah, terutama yang dibiayai APBN.

Rangkaian paket kebijakan pemerintah, termasuk berbagai deregulasi yang mendukung iklim investasi, seperti percepatan izin 1 pintu, diperkirakan membantu menggerakkan pertumbuhan investasi pada 2016. “Penguatan investasi tersebut pada gilirannya akan mampu meningkatkan kapasitas perekonomian, termasuk Sumut,” jelas Difi lagi.

Sementara investasi swasta, sambung Difi, diperkirakan membaik secara terbatas. Hasil survei yang dilakukan BI, menunjukkan, pelaku usaha cenderung masih wait and see, terkait kondisi ekonomi global dan kondisi ekonomi politik di Sumut. Kegiatan investasi di 2016 diperkirakan akan tumbuh sekitar 4 persen sampai 6 persen, sehingga diperkirakan pertumbuhan ekonomi mampu bertengger di 5,1 persen hingga 5,5 persen (yoy).

Tekanan inflasi yang rendah dan stabil, jelas Difi, juga menjadi syarat bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Karena itu, BI akan senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Bentuk kerja sama ini pun dituangkan dalam langkah-langkah nyata jangka pendek, menengah, maupun panjang, yang mengacu pada suatu roadmap pengendalian inflasi Sumut. “Dalam jangka pendek, secara garis besar pengendalian inflasi, dan penguatan pangan, akan difokuskan pada pembenahan tata niaga, diversifikasi konsumsi pangan, optimasi produksi, serta pemberdayaan petani. Sementara dalam jangak menengah, fokus pengendalian inflasi lebih pada harmonisasi regulasi dan koordinasi, peningkatan perdagangan antar wilayah, pengembangan bibit unggul, serta pembenahan infrastruktur,” pungkasnya. (put/saz)

Kek Sei Mangkei akan diresmikan Presiden, besok Selasa (27/1/2015).
Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei. Tahun 2016, ekonomi Sumut diprediksi membaik.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seiring dengan prospek perbaikan perekonomian nasional, pertumbuhan ekonomi 2016 diperkirakan naik 5,2 persen sampai 5,6 persen, dengan tingkat inflasi berada di kisaran 4 plus-minus 1 persen. Sementara untuk Sumut, diperkirakan lebih baik pada kisaran 5,1 persen hingga 5,5 persen (yoy).

Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut Difi A Johansyah, pada ‘Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Provsu 2015’ di gedung BI Jalan Balai Kota Medan, Senin (14/12).

Difi menyebut, pertumbuhan pada tahun mendatang akan ditopang keseimbangan internal dan eksternal yang terjaga, ditandai oleh permintaan domestik yang masih tetap kuat dan kinerja ekspor yang terus membaik.

“Peningkatan daya beli masyarakat seiring dengan perbaikan harga komoditas, dan perbaikan manufaktur negara mitra dagang, serta inflasi yang terjaga. Hal tersebut menjadi faktor membaiknya konsumsi swasta pada 2016 mendatang,” tutur Difi.

Peran investasi, lanjut Difi, juga diperkirakan akan terus menguat, karena ditopang iklim investasi yang semakin kondusif, dan reformasi birokrasi yang terus berlanjut. Kegiatan investasi diperkirakan akan terus menguat, seiring dengan meningkatnya kegiatan infrastruktur pemerintah, terutama yang dibiayai APBN.

Rangkaian paket kebijakan pemerintah, termasuk berbagai deregulasi yang mendukung iklim investasi, seperti percepatan izin 1 pintu, diperkirakan membantu menggerakkan pertumbuhan investasi pada 2016. “Penguatan investasi tersebut pada gilirannya akan mampu meningkatkan kapasitas perekonomian, termasuk Sumut,” jelas Difi lagi.

Sementara investasi swasta, sambung Difi, diperkirakan membaik secara terbatas. Hasil survei yang dilakukan BI, menunjukkan, pelaku usaha cenderung masih wait and see, terkait kondisi ekonomi global dan kondisi ekonomi politik di Sumut. Kegiatan investasi di 2016 diperkirakan akan tumbuh sekitar 4 persen sampai 6 persen, sehingga diperkirakan pertumbuhan ekonomi mampu bertengger di 5,1 persen hingga 5,5 persen (yoy).

Tekanan inflasi yang rendah dan stabil, jelas Difi, juga menjadi syarat bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Karena itu, BI akan senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Bentuk kerja sama ini pun dituangkan dalam langkah-langkah nyata jangka pendek, menengah, maupun panjang, yang mengacu pada suatu roadmap pengendalian inflasi Sumut. “Dalam jangka pendek, secara garis besar pengendalian inflasi, dan penguatan pangan, akan difokuskan pada pembenahan tata niaga, diversifikasi konsumsi pangan, optimasi produksi, serta pemberdayaan petani. Sementara dalam jangak menengah, fokus pengendalian inflasi lebih pada harmonisasi regulasi dan koordinasi, peningkatan perdagangan antar wilayah, pengembangan bibit unggul, serta pembenahan infrastruktur,” pungkasnya. (put/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/