26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Olahraga Berat Mulai Dilirik Kaum Hawa

Foto: Dimas Alif/Jawa Pos ENERGIK: Margaretha dan instrukturnya, Tata, saat berlatih body combat di Lychel Fitness.
Foto: Dimas Alif/Jawa Pos
ENERGIK: Margaretha dan instrukturnya, Tata, saat berlatih body combat di Lychel Fitness.

SUMUTPOS.CO – Sekilas, olahraga itu terlihat simpel. Ia memakai tali yang dibagi menjadi dua yang lantas ditarik kedua tangan. Tidak jarang, kaki ikut menarik-narik. Itulah total body resistance exercise suspension training atau biasa disebut TRX.

Instruktur TRX di Atlas Sport Centre Surabaya Roman G. K. menyatakan, olahraga tersebut unik. Simpel tetapi berat. Sebab, metode latihan itu menggunakan berat badan sendiri sebagai beban. ’’Sesuai dengan motonya, make your body your machine,’’ ujar dia.

Bagaimana tidak berat, TRX adalah olahraga khusus tentara Angkatan Laut Amerika Serikat (AS). Randy Hetrick, mantan anggota Navy Seal, pasukan khusus Angkatan Laut AS, memopulerkan latihan tersebut pada 2000. Makin lama, penggemar TRX kian banyak. Laki-laki suka, kaum hawa pun kepincut.

Roman mengungkapkan, problem utama orang adalah mengurangi lemak. Itu sesuai dengan keuntungan latihan TRX. Sebab, latihan tersebut dapat membakar lebih banyak kalori. ’’Jika dirata-rata, dalam sekali sesi latihan TRX sekitar sejam, teman-teman bisa membakar hingga 500 kalori. Nilai itu sama atau bisa jadi lebih besar ketimbang jumlah kalori yang hilang ketika dibakar dengan cara berenang dan berlari,’’ ungkapnya.

Roman menambahkan, pemula disarankan latihan 40 hingga 50 menit, dengan teknik awal seperti TRX squat dan TRX plank. TRX squat adalah latihan yang memanfaatkan tangan untuk menarik tali. TRX plank menggunakan kaki. Latihan itu begitu simple seperti push-up.

Ada lagi jenis olahraga berat yang mulai diminati perempuan. Namanya adalah body combat. Instruktur olahraga Lychel Fitness Rita Dewi menjelaskan bahwa body combat adalah olahraga yang efektif untuk membakar kalori. Dalam sejam saja, jumlah kalori yang terbakar mencapai 700 kkal. ’’Ini jenis olahraga kardio. Yang banyak bakar kalori ini kan yang biasa disukai para perempuan,’’ papar Tata, panggilan akrabnya.

Dalam waktu 60 menit tersebut, body combat dibagi menjadi pemanasan yang berfokus pada otot. Setelah itu, ada gerakan combat yang seolah-olah memukul dan menendang musuh yang sedang berdiri di depan.

Tata menuturkan, gerakan-gerakan body combat diadaptasi dari gerakan muay thai, taekwondo, dan tinju. Bedanya, dalam body combat,tidak ada sparing partner. Tidak jarang, ada juga gerakan-gerakan capoiera yang disisipkan di dalamnya. Gerak itu menjadi bagian olahraga kardio yang bagus untuk kesehatan jantung dan melatih daya tahan tubuh seseorang.

Istimewanya, meski gerakan yang dilakukan adalah gerakan maskulin, combat diiringi lagu ala aerobik yang nge-beat. Itulah yang membikin body combat tetap fun. Menurut dia, olahraga tersebut diminati perempuan usia produktif. Mulai usia 15 sampai dengan 40 tahun. ’’Bagi pemula, sebaiknya seminggu tiga kali agar terbiasa dengan gerakan-gerakan combat,’’ katanya.

 

PILIH KETAHANAN ATAU KESEIMBANGAN

Salah satu pegiat olahraga body combat adalah Margaretha J. Perempuan yang akrab disapa Etha itu rutin melakukan olahraga tersebut setahun terakhir. ’’Seminggu sekali saya combat. Saya ingin olahraga yang beda,’’ ucap dosen LaSalle College International Surabaya tersebut.

Menurut Etha, di awal menekuni olahraga itu, badannya terasa sakit semua. Paling terasa setelah bangun tidur pada pagi hari. Tapi, lama-kelamaan badan menjadi semakin bugar dan kuat. Di tengah padatnya aktivitas sebagai dosen dan desainer, daya tahan tubuh Etha sangat terjaga. Dia hampir tidak pernah sakit. Bahkan, selain combat, dia menambah kelas aerobik dan mix body language.

Sementara itu, Kiki Amelia lebih melirik TRX. Sebab, menurut dia, olahraga tersebut seru. Perempuan yang biasanya nge-gym itu awalnya merasa kagok. Sebab, dia biasanya berlatih dengan menggunakan media yang besar. Kini media yang dia gunakan hanya seutas tali. ’’Kalau dengan menggunakan tali bisa sehat, kenapa enggak?’’ paparnya.

Dia mengenal TRX dari instrukturnya, Roman, ketika nge-gym setahun lalu. Kali pertama mencoba olahraga tersebut, mahasiswi tingkat akhir di UWM itu merasa gemetar. ’’Kata Mas Roman, itu nggak apa-apa. Soalnya, kan pertama,’’ ungkap Kiki.

Kini Kiki merasa enjoy. Terlebih, dia punya tujuan. Yakni, menggemukkan badan. ’’Ya, nggak guemuuuk. Tapi, berisi lah,’’ paparnya, lantas tersenyum.

Kali pertama mencoba TRX, Kiki merasa seluruh tubuhnya sakit. Apalagi ketika bangun tidur. Rasanya ogah bangun. ’’Aku jadi malas kuliah. Capek banget. Tapi, lama-kelamaan seneng, kok,’’ ujar perempuan kelahiran 31 Mei 1993 itu. (cik/ina/c4/dos)

Foto: Dimas Alif/Jawa Pos ENERGIK: Margaretha dan instrukturnya, Tata, saat berlatih body combat di Lychel Fitness.
Foto: Dimas Alif/Jawa Pos
ENERGIK: Margaretha dan instrukturnya, Tata, saat berlatih body combat di Lychel Fitness.

SUMUTPOS.CO – Sekilas, olahraga itu terlihat simpel. Ia memakai tali yang dibagi menjadi dua yang lantas ditarik kedua tangan. Tidak jarang, kaki ikut menarik-narik. Itulah total body resistance exercise suspension training atau biasa disebut TRX.

Instruktur TRX di Atlas Sport Centre Surabaya Roman G. K. menyatakan, olahraga tersebut unik. Simpel tetapi berat. Sebab, metode latihan itu menggunakan berat badan sendiri sebagai beban. ’’Sesuai dengan motonya, make your body your machine,’’ ujar dia.

Bagaimana tidak berat, TRX adalah olahraga khusus tentara Angkatan Laut Amerika Serikat (AS). Randy Hetrick, mantan anggota Navy Seal, pasukan khusus Angkatan Laut AS, memopulerkan latihan tersebut pada 2000. Makin lama, penggemar TRX kian banyak. Laki-laki suka, kaum hawa pun kepincut.

Roman mengungkapkan, problem utama orang adalah mengurangi lemak. Itu sesuai dengan keuntungan latihan TRX. Sebab, latihan tersebut dapat membakar lebih banyak kalori. ’’Jika dirata-rata, dalam sekali sesi latihan TRX sekitar sejam, teman-teman bisa membakar hingga 500 kalori. Nilai itu sama atau bisa jadi lebih besar ketimbang jumlah kalori yang hilang ketika dibakar dengan cara berenang dan berlari,’’ ungkapnya.

Roman menambahkan, pemula disarankan latihan 40 hingga 50 menit, dengan teknik awal seperti TRX squat dan TRX plank. TRX squat adalah latihan yang memanfaatkan tangan untuk menarik tali. TRX plank menggunakan kaki. Latihan itu begitu simple seperti push-up.

Ada lagi jenis olahraga berat yang mulai diminati perempuan. Namanya adalah body combat. Instruktur olahraga Lychel Fitness Rita Dewi menjelaskan bahwa body combat adalah olahraga yang efektif untuk membakar kalori. Dalam sejam saja, jumlah kalori yang terbakar mencapai 700 kkal. ’’Ini jenis olahraga kardio. Yang banyak bakar kalori ini kan yang biasa disukai para perempuan,’’ papar Tata, panggilan akrabnya.

Dalam waktu 60 menit tersebut, body combat dibagi menjadi pemanasan yang berfokus pada otot. Setelah itu, ada gerakan combat yang seolah-olah memukul dan menendang musuh yang sedang berdiri di depan.

Tata menuturkan, gerakan-gerakan body combat diadaptasi dari gerakan muay thai, taekwondo, dan tinju. Bedanya, dalam body combat,tidak ada sparing partner. Tidak jarang, ada juga gerakan-gerakan capoiera yang disisipkan di dalamnya. Gerak itu menjadi bagian olahraga kardio yang bagus untuk kesehatan jantung dan melatih daya tahan tubuh seseorang.

Istimewanya, meski gerakan yang dilakukan adalah gerakan maskulin, combat diiringi lagu ala aerobik yang nge-beat. Itulah yang membikin body combat tetap fun. Menurut dia, olahraga tersebut diminati perempuan usia produktif. Mulai usia 15 sampai dengan 40 tahun. ’’Bagi pemula, sebaiknya seminggu tiga kali agar terbiasa dengan gerakan-gerakan combat,’’ katanya.

 

PILIH KETAHANAN ATAU KESEIMBANGAN

Salah satu pegiat olahraga body combat adalah Margaretha J. Perempuan yang akrab disapa Etha itu rutin melakukan olahraga tersebut setahun terakhir. ’’Seminggu sekali saya combat. Saya ingin olahraga yang beda,’’ ucap dosen LaSalle College International Surabaya tersebut.

Menurut Etha, di awal menekuni olahraga itu, badannya terasa sakit semua. Paling terasa setelah bangun tidur pada pagi hari. Tapi, lama-kelamaan badan menjadi semakin bugar dan kuat. Di tengah padatnya aktivitas sebagai dosen dan desainer, daya tahan tubuh Etha sangat terjaga. Dia hampir tidak pernah sakit. Bahkan, selain combat, dia menambah kelas aerobik dan mix body language.

Sementara itu, Kiki Amelia lebih melirik TRX. Sebab, menurut dia, olahraga tersebut seru. Perempuan yang biasanya nge-gym itu awalnya merasa kagok. Sebab, dia biasanya berlatih dengan menggunakan media yang besar. Kini media yang dia gunakan hanya seutas tali. ’’Kalau dengan menggunakan tali bisa sehat, kenapa enggak?’’ paparnya.

Dia mengenal TRX dari instrukturnya, Roman, ketika nge-gym setahun lalu. Kali pertama mencoba olahraga tersebut, mahasiswi tingkat akhir di UWM itu merasa gemetar. ’’Kata Mas Roman, itu nggak apa-apa. Soalnya, kan pertama,’’ ungkap Kiki.

Kini Kiki merasa enjoy. Terlebih, dia punya tujuan. Yakni, menggemukkan badan. ’’Ya, nggak guemuuuk. Tapi, berisi lah,’’ paparnya, lantas tersenyum.

Kali pertama mencoba TRX, Kiki merasa seluruh tubuhnya sakit. Apalagi ketika bangun tidur. Rasanya ogah bangun. ’’Aku jadi malas kuliah. Capek banget. Tapi, lama-kelamaan seneng, kok,’’ ujar perempuan kelahiran 31 Mei 1993 itu. (cik/ina/c4/dos)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/