31 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Atasi Keringat Berlebih di Ketiak dengan Botox

SUMUTPOS.CO – Keringat yang berlebih di area ketiak, suatu kondisi yang cukup menganggu apalagi saat kita beraktivitas. Parahnya lagi, bila keringat tersebut menimbulkan bau badan yang sangat menyengat.

Untuk mencegah atau mengurangi keringat berlebih pada ketiak, salah satu solusinya bisa dengan melakuan Botox. Botox merupakan prosedur kecantikan tanpa operasi yang bekerja dengan cara memblokir aktivitas saraf dan otot.

Treatment ini sangat populer dilakukan untuk menghilangkan keriput dan garis-garis halus pada wajah. Walau populer sebagai treatment wajah, botox ternyata juga dapat digunakan pada area tubuh lainnya.

Efek Botox tersebut biasanya dapat bertahan hingga 4-12 bulan tergantung kondisi kulit masing-masing. Meski ada efek samping yang diberikan pada suntik botox adalah rasa nyeri sementara pada area suntikan dilakukan. Selain itu ada juga resiko peningkatan suhu tubuh atau demam.

Seiring bertambahnya waktu, efektifitas botox ketiak untuk mengurangi keringat bisa menjadi berkurang. Dan jika ingin mendapatkan manfaatnya lagi, botox ketiak harus dilakukan kembali.

Jika Anda tertarik untuk melakukan botox ketiak, pastikan untuk mencari dokter yang ahli di bidangnya. Jangan datang ke sembarang klinik kecantikan tanpa ahli terpercaya.

Pastikan pula untuk melakukan konsultasi pada dokter sebelum melakukan prosedur untuk mengetahui informasi penting mengenai botox ketiak pada tubuh.

Ketahui beberapa penyebab umum ketiak basah atau berlebih:

1. Stres dan Kecemasan
Kondisi emosional seperti stres, kecemasan, dan ketegangan dapat merangsang kelenjar keringat, terutama kelenjar apokrin di area ketiak. Ketika seseorang merasa cemas, tubuh merespons dengan melepaskan hormon adrenalin, yang meningkatkan produksi keringat sebagai bagian dari mekanisme “fight or flight”.

2. Sedang Demam
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tubuh akan mengeluarkan keringat ketika suhu tubuh mulai meningkat. Nah, keringat berlebih bisa menjadi pertanda bahwa tubuh sedang demam. Terkadang kamu tidak menyadari bahwa sedang demam. Kalau kamu merasa tubuhmu mengeluarkan keringat lebih banyak meskipun sedang tidak beraktivitas, cobalah ambil termometer untuk mengukur suhu tubuhmu.

3. Suhu Lingkungan
Ketiak basah sering terjadi karena paparan suhu panas. Tubuh akan meningkatkan produksi keringat sebagai cara untuk mendinginkan diri ketika suhu lingkungan meningkat atau ketika Anda terlibat dalam aktivitas fisik yang intens.

4. Kegemukan dan obesitas
Kegemukan dan obesitas merupakan kondisi yang menyebabkan berkeringat.
Pada tubuh yang kelebihan berat badan, jaringan lemak yang tebal lebih banyak terbakar, terutama di area lipatan kulit.
Orang yang kelebihan berat badan perluh membakar lebih banyak energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Semakin banyak energi yang dibakar, semakin banyak pula panas yang dihasilkan tubuh.

5. Perubahan Hormon
Perubahan hormon yang terjadi selama masa pubertas, kehamilan, atau menopause dapat menyebabkan peningkatan produksi keringat.

Ini karena fluktuasi hormon, seperti estrogen dan testosteron, dapat memengaruhi sistem saraf yang mengontrol kelenjar keringat. Wanita yang mengalami menopause, misalnya, sering melaporkan mengalami hot flashes dan keringat berlebih, termasuk di area ketiak.

5. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid terlalu aktif.
Kondisi ini meningkatkan aktivitas tubuh sehingga berat badan terus turun meski sudah makan sebelumnya. Peningkatan produksi tiroksin meningkatkan produksi panas dalam tubuh. Akibatnya, Anda akan terus mengalami rasa kepanasan dan berkeringat karena suhu tubuh lebih tinggi dari sebelumnya.

6. Konsumsi Makanan dan Minuman
Makanan dan minuman tertentu juga dapat memicu keringat berlebih, terutama yang memiliki sifat termogenik atau yang merangsang saraf simpatik.

7. Gula Darah Rendah
Terkadang gula darah rendah (hipoglikemia) juga dapat menyebabkan keringat yang berlebihan.

Apabila Anda menggunakan insulin atau obat diabetes seperti gliclazide, Anda mungkin mengalami keringat malam. Terlalu sedikit gula darah dapat menyebabkan masalah yang mengancam jiwa.
Oleh karena itu, penderita diabetes sangat disarankan untuk mengetahui tindakan pertolongan pertama pada hipoglikemia.

8. Faktor Genetik
Hiperhidrosis sering kali memiliki komponen genetik. Jika salah satu orang tua Anda memiliki kondisi ini, ada kemungkinan Anda juga dapat mengalaminya.(bbs/han)

SUMUTPOS.CO – Keringat yang berlebih di area ketiak, suatu kondisi yang cukup menganggu apalagi saat kita beraktivitas. Parahnya lagi, bila keringat tersebut menimbulkan bau badan yang sangat menyengat.

Untuk mencegah atau mengurangi keringat berlebih pada ketiak, salah satu solusinya bisa dengan melakuan Botox. Botox merupakan prosedur kecantikan tanpa operasi yang bekerja dengan cara memblokir aktivitas saraf dan otot.

Treatment ini sangat populer dilakukan untuk menghilangkan keriput dan garis-garis halus pada wajah. Walau populer sebagai treatment wajah, botox ternyata juga dapat digunakan pada area tubuh lainnya.

Efek Botox tersebut biasanya dapat bertahan hingga 4-12 bulan tergantung kondisi kulit masing-masing. Meski ada efek samping yang diberikan pada suntik botox adalah rasa nyeri sementara pada area suntikan dilakukan. Selain itu ada juga resiko peningkatan suhu tubuh atau demam.

Seiring bertambahnya waktu, efektifitas botox ketiak untuk mengurangi keringat bisa menjadi berkurang. Dan jika ingin mendapatkan manfaatnya lagi, botox ketiak harus dilakukan kembali.

Jika Anda tertarik untuk melakukan botox ketiak, pastikan untuk mencari dokter yang ahli di bidangnya. Jangan datang ke sembarang klinik kecantikan tanpa ahli terpercaya.

Pastikan pula untuk melakukan konsultasi pada dokter sebelum melakukan prosedur untuk mengetahui informasi penting mengenai botox ketiak pada tubuh.

Ketahui beberapa penyebab umum ketiak basah atau berlebih:

1. Stres dan Kecemasan
Kondisi emosional seperti stres, kecemasan, dan ketegangan dapat merangsang kelenjar keringat, terutama kelenjar apokrin di area ketiak. Ketika seseorang merasa cemas, tubuh merespons dengan melepaskan hormon adrenalin, yang meningkatkan produksi keringat sebagai bagian dari mekanisme “fight or flight”.

2. Sedang Demam
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tubuh akan mengeluarkan keringat ketika suhu tubuh mulai meningkat. Nah, keringat berlebih bisa menjadi pertanda bahwa tubuh sedang demam. Terkadang kamu tidak menyadari bahwa sedang demam. Kalau kamu merasa tubuhmu mengeluarkan keringat lebih banyak meskipun sedang tidak beraktivitas, cobalah ambil termometer untuk mengukur suhu tubuhmu.

3. Suhu Lingkungan
Ketiak basah sering terjadi karena paparan suhu panas. Tubuh akan meningkatkan produksi keringat sebagai cara untuk mendinginkan diri ketika suhu lingkungan meningkat atau ketika Anda terlibat dalam aktivitas fisik yang intens.

4. Kegemukan dan obesitas
Kegemukan dan obesitas merupakan kondisi yang menyebabkan berkeringat.
Pada tubuh yang kelebihan berat badan, jaringan lemak yang tebal lebih banyak terbakar, terutama di area lipatan kulit.
Orang yang kelebihan berat badan perluh membakar lebih banyak energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Semakin banyak energi yang dibakar, semakin banyak pula panas yang dihasilkan tubuh.

5. Perubahan Hormon
Perubahan hormon yang terjadi selama masa pubertas, kehamilan, atau menopause dapat menyebabkan peningkatan produksi keringat.

Ini karena fluktuasi hormon, seperti estrogen dan testosteron, dapat memengaruhi sistem saraf yang mengontrol kelenjar keringat. Wanita yang mengalami menopause, misalnya, sering melaporkan mengalami hot flashes dan keringat berlebih, termasuk di area ketiak.

5. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid terlalu aktif.
Kondisi ini meningkatkan aktivitas tubuh sehingga berat badan terus turun meski sudah makan sebelumnya. Peningkatan produksi tiroksin meningkatkan produksi panas dalam tubuh. Akibatnya, Anda akan terus mengalami rasa kepanasan dan berkeringat karena suhu tubuh lebih tinggi dari sebelumnya.

6. Konsumsi Makanan dan Minuman
Makanan dan minuman tertentu juga dapat memicu keringat berlebih, terutama yang memiliki sifat termogenik atau yang merangsang saraf simpatik.

7. Gula Darah Rendah
Terkadang gula darah rendah (hipoglikemia) juga dapat menyebabkan keringat yang berlebihan.

Apabila Anda menggunakan insulin atau obat diabetes seperti gliclazide, Anda mungkin mengalami keringat malam. Terlalu sedikit gula darah dapat menyebabkan masalah yang mengancam jiwa.
Oleh karena itu, penderita diabetes sangat disarankan untuk mengetahui tindakan pertolongan pertama pada hipoglikemia.

8. Faktor Genetik
Hiperhidrosis sering kali memiliki komponen genetik. Jika salah satu orang tua Anda memiliki kondisi ini, ada kemungkinan Anda juga dapat mengalaminya.(bbs/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/