25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Ketika Gemuk Tak Lagi Lucu

Lucu dan menggemaskan, mungkin hal itulah yang ada dibenak para orang tua ketika melihat anaknya yang tumbuh menjadi gemuk bahkan lebih gemuk dari anak-anak seusianya. Sebaliknya, banyak orang tua yang tak menyadari bahwa anak-anaknya yang terlihat ‘terlalu sehat’ itu sesungguhnya memiliki resiko terserang berbagai jenis penyakit serius.

Berat badan berlebih bukan tolak ukur bahwa anak tersebut sehat. Karenanya, kelebihan berat badan atau obesitas pada anak harus menjadi perhatian orangtua. Masalah ini awalnya dianggap hanya terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi. Namun pada kenyataannya jumlah anak dengan masalah kelebihan berat badan  ini sekarang semakin meningkat di negara berpendapatan rendah dan menengah, khususnya di perkotaan.

Pada dasarnya terdapat dua faktor yang mempengaruhi obesitas, yang pertama adalah faktor genetik.  Anak yang menderita obesitas biasanya memiliki orangtua yang obesitas pula. Jika salah satu orangtua menderita obesitas, maka 40% kemungkinan anaknya akan menderita obesitas, sedangkan jika kedua orangtua menderita obesitas, maka resikonya meningkat menjadi 70%. Sedangkan faktor yang kedua adalah lingkungan, hal ini berkaitan dengan tingkat metabolisme tubuh anak, aktivitas fisik, budaya dan asupan makanannya.

‘’Banyak faktor yang membuat anak-anak menjadi obesitas. Diantaranya karena asupan kalori yang berlebihan, terutama dari makanan manis dan berlemak. Namun tidak didukung dengan aktifitas anak dan olahraga yang teratur,”ujar Dokter Spesialis Anak RSUD dr Pirngadi Medan, dr Terapul.
Disebutkannya, jika anak-anak diberi makanan yang memiliki kalori tinggi namun setelah itu tidak ada aktifitas atau lebih banyak diam dan ditidurkan, maka berat badannya otomatis naik dan berlebih. ‘’Tapi, selain faktor makanan, anak obesitas juga bisa karena faktor keturunan,” katanya, Minggu (1/4).
Menurutnya, obesitas adalah salah satu faktor resiko kematian dini.

Bahkan anak-anak yang obesitas berpotensi menderita berbagai penyakit diantaranya risiko penyakit arteri koroner, tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit kanker tertentu. Dan obesitas, lebih berbahaya jika diidap oleh anak perempuan. Karena saat dewasa, mereka akan mengandung dan menjadi gemuk sehingga anak yang dilahirkan akan berisiko menjadi obesitas pula.
“Keluarga dengan latar belakang orang tua yang obesitas,maka anak-anak mereka akan cenderung memiliki badan lebih besar.  Namun perempuan lebih cenderung memiliki berat badan yang mirip dengan ibu mereka,” ungkapnya.

Untuk itu, orangtua harus mewaspadai terjadinya obesitas pada anak. Berikan asupan nutrisi yang baik dan tepat sejak usia kanak-kanak.
“ Banyak orangtua yang menganggap obesitas pada anak adalah permasalahan sepele. Padahal ini dapat menimbulkan masalah serius,”tambahnya. (mag-11)

Lucu dan menggemaskan, mungkin hal itulah yang ada dibenak para orang tua ketika melihat anaknya yang tumbuh menjadi gemuk bahkan lebih gemuk dari anak-anak seusianya. Sebaliknya, banyak orang tua yang tak menyadari bahwa anak-anaknya yang terlihat ‘terlalu sehat’ itu sesungguhnya memiliki resiko terserang berbagai jenis penyakit serius.

Berat badan berlebih bukan tolak ukur bahwa anak tersebut sehat. Karenanya, kelebihan berat badan atau obesitas pada anak harus menjadi perhatian orangtua. Masalah ini awalnya dianggap hanya terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi. Namun pada kenyataannya jumlah anak dengan masalah kelebihan berat badan  ini sekarang semakin meningkat di negara berpendapatan rendah dan menengah, khususnya di perkotaan.

Pada dasarnya terdapat dua faktor yang mempengaruhi obesitas, yang pertama adalah faktor genetik.  Anak yang menderita obesitas biasanya memiliki orangtua yang obesitas pula. Jika salah satu orangtua menderita obesitas, maka 40% kemungkinan anaknya akan menderita obesitas, sedangkan jika kedua orangtua menderita obesitas, maka resikonya meningkat menjadi 70%. Sedangkan faktor yang kedua adalah lingkungan, hal ini berkaitan dengan tingkat metabolisme tubuh anak, aktivitas fisik, budaya dan asupan makanannya.

‘’Banyak faktor yang membuat anak-anak menjadi obesitas. Diantaranya karena asupan kalori yang berlebihan, terutama dari makanan manis dan berlemak. Namun tidak didukung dengan aktifitas anak dan olahraga yang teratur,”ujar Dokter Spesialis Anak RSUD dr Pirngadi Medan, dr Terapul.
Disebutkannya, jika anak-anak diberi makanan yang memiliki kalori tinggi namun setelah itu tidak ada aktifitas atau lebih banyak diam dan ditidurkan, maka berat badannya otomatis naik dan berlebih. ‘’Tapi, selain faktor makanan, anak obesitas juga bisa karena faktor keturunan,” katanya, Minggu (1/4).
Menurutnya, obesitas adalah salah satu faktor resiko kematian dini.

Bahkan anak-anak yang obesitas berpotensi menderita berbagai penyakit diantaranya risiko penyakit arteri koroner, tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit kanker tertentu. Dan obesitas, lebih berbahaya jika diidap oleh anak perempuan. Karena saat dewasa, mereka akan mengandung dan menjadi gemuk sehingga anak yang dilahirkan akan berisiko menjadi obesitas pula.
“Keluarga dengan latar belakang orang tua yang obesitas,maka anak-anak mereka akan cenderung memiliki badan lebih besar.  Namun perempuan lebih cenderung memiliki berat badan yang mirip dengan ibu mereka,” ungkapnya.

Untuk itu, orangtua harus mewaspadai terjadinya obesitas pada anak. Berikan asupan nutrisi yang baik dan tepat sejak usia kanak-kanak.
“ Banyak orangtua yang menganggap obesitas pada anak adalah permasalahan sepele. Padahal ini dapat menimbulkan masalah serius,”tambahnya. (mag-11)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/