26.7 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Imunisasi pada Bayi, Jangan Terlambat Mendapat Perlindungan

Imunisasi sangat penting untuk melindungi bayi dan anak terhadap berbagai penyakit yang berbahaya. Dengan pemberian vaksinasi, tubuh anak disiapkan terlebih dahulu untuk membuat antibodi atau antitoksin untuk melawan penyakit tertentu sesuai vaksin yang diberikan. Demikian dikatakan Ketua Satgas dan Pengembangan SDM IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), DR.Dr.Hanifah Oswari Sp.A(K).

Menurutnya, tubuh anak yang telah diberikan imunisasi akan siap menghadapi penyakit sesuai vaksin yang diberikan. Pemberian vaksinasi akan menurunkan risiko untuk terkena penyakit. Karena itu, sejak lahir, anak perlu diimunisasi.  “Vaksin yang diberikan sejak lahir misalnya Hepatitis B dan polio. Setiap vaksin ada jadwal yang harus diikuti dengan seksama. Vaksin influenza misalnya dapat diberikan setiap tahun sampai dewasa dan bahkan untuk orang tua. Jadi vaksin dapat diberikan mulai dari bayi sampai usia tua dengan jadwal yang sudah ditentukan,” ujarnya, Jumat (6/4).

Tanpa imunisasi, katanya, tubuh anak dalam keadaan berbahaya karena ia tidak terlindungi bila penyakit datang. “Anak yang tidak dimunisasi DPT (difteri-pertusis-tetanus) misalnya, dapat berisiko terkena difteri atau tetanus yang mematikan,” terangnya.

Sayangnya, lanjut Hanifah, belum semua penyakit ada vaksinasinya. Meskipun, usaha untuk pembuatan vaksin baru terus dilakukan. Misalnya saat ini sedang diteliti vaksin untuk Demam Berdarah Degue. Perlindungan yang diberikan dengan imunisasi pada umumnya tinggi, tetapi memang tidak dapat dikatakan 100% melindungi. Kadang-kadang meskipun telah diberikan vaksin, masih bisa saja anak terkena penyakit yang sebetulnya sudah diberikan vaksinnya.

“Misalnya vaksin cacar air, walaupun anak yang sudah mendapat vaksin tersebut pada umumnya kebal terhadap cacar air, masih ada kemungkinan kecil anak terkena penyakit cacar air, tetapi kalau pun terkena, cacar air yang timbul tidaklah berat, jumlah gelembung air yang timbul pun hanya kurang dari 20 buah,” urainya.

Idealnya, dijelaskan Hanifah, anak diimunisasi dalam keadaan sehat. Tetapi kadang kala hal tersebut tidak selamanya bisa terpenuhi. Penundaan pemberian vaksin yang tidak perlu akan membuat jadwal vaksin yang optimal tidak dapat terpenuhi, sehingga anak terlambat mendapat perlindungan yang bisa berakibat terkena penyakit sebelum diberikan vaksinnya.

“Keadaan sakit ringan seperti batuk pilek masih dapat divaksinasi dengan aman. Dokter akan memberikan vaksin dan tentunya akan menilai terlebih dahulu apakah anak masih diperbolehkan mendapat imunisasi atau tidak sebelum ia memberikan vaksinasi,” bebernya. (mag-11)

Imunisasi sangat penting untuk melindungi bayi dan anak terhadap berbagai penyakit yang berbahaya. Dengan pemberian vaksinasi, tubuh anak disiapkan terlebih dahulu untuk membuat antibodi atau antitoksin untuk melawan penyakit tertentu sesuai vaksin yang diberikan. Demikian dikatakan Ketua Satgas dan Pengembangan SDM IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), DR.Dr.Hanifah Oswari Sp.A(K).

Menurutnya, tubuh anak yang telah diberikan imunisasi akan siap menghadapi penyakit sesuai vaksin yang diberikan. Pemberian vaksinasi akan menurunkan risiko untuk terkena penyakit. Karena itu, sejak lahir, anak perlu diimunisasi.  “Vaksin yang diberikan sejak lahir misalnya Hepatitis B dan polio. Setiap vaksin ada jadwal yang harus diikuti dengan seksama. Vaksin influenza misalnya dapat diberikan setiap tahun sampai dewasa dan bahkan untuk orang tua. Jadi vaksin dapat diberikan mulai dari bayi sampai usia tua dengan jadwal yang sudah ditentukan,” ujarnya, Jumat (6/4).

Tanpa imunisasi, katanya, tubuh anak dalam keadaan berbahaya karena ia tidak terlindungi bila penyakit datang. “Anak yang tidak dimunisasi DPT (difteri-pertusis-tetanus) misalnya, dapat berisiko terkena difteri atau tetanus yang mematikan,” terangnya.

Sayangnya, lanjut Hanifah, belum semua penyakit ada vaksinasinya. Meskipun, usaha untuk pembuatan vaksin baru terus dilakukan. Misalnya saat ini sedang diteliti vaksin untuk Demam Berdarah Degue. Perlindungan yang diberikan dengan imunisasi pada umumnya tinggi, tetapi memang tidak dapat dikatakan 100% melindungi. Kadang-kadang meskipun telah diberikan vaksin, masih bisa saja anak terkena penyakit yang sebetulnya sudah diberikan vaksinnya.

“Misalnya vaksin cacar air, walaupun anak yang sudah mendapat vaksin tersebut pada umumnya kebal terhadap cacar air, masih ada kemungkinan kecil anak terkena penyakit cacar air, tetapi kalau pun terkena, cacar air yang timbul tidaklah berat, jumlah gelembung air yang timbul pun hanya kurang dari 20 buah,” urainya.

Idealnya, dijelaskan Hanifah, anak diimunisasi dalam keadaan sehat. Tetapi kadang kala hal tersebut tidak selamanya bisa terpenuhi. Penundaan pemberian vaksin yang tidak perlu akan membuat jadwal vaksin yang optimal tidak dapat terpenuhi, sehingga anak terlambat mendapat perlindungan yang bisa berakibat terkena penyakit sebelum diberikan vaksinnya.

“Keadaan sakit ringan seperti batuk pilek masih dapat divaksinasi dengan aman. Dokter akan memberikan vaksin dan tentunya akan menilai terlebih dahulu apakah anak masih diperbolehkan mendapat imunisasi atau tidak sebelum ia memberikan vaksinasi,” bebernya. (mag-11)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/