25.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Tetap Percaya Diri Untuk Menyusui

Bagi bunda baru, menyusui tak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi, juga bukan hal mustahil untuk dilakukan. Jika kondisi bayi dan ibu normal saat proses menyusui, momen ini akan menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu. Namun, bila proses menyusui terasa menyakitkan, membuat ibu baru merasa tak nyaman, letih yang teramat sangat,menyusui bisa jadi trauma tersendiri.

Berikut sejumlah tantangan menyusui yang sering dialami bunda baru dan kiat mengatasinya:

1. Baby blues.
Sindrom yang juga dikenal sebagai Postpartum Distress Syndrome. Hal ini menyebabkan ibu yang baru melahirkan merasa gundah gulana dan sedih berlebihan. Biasanya, sih, terjadi pada 14 hari pertama pasca melahirkan. Karenanya, jika lewat 2 minggu, konsultasikan dengan dokter langkah apa yang harus diambil agar Anda tak terus-terusan depresi dan berhenti menyusui.

2. Puting melesak ke dalam.
Hal ini juga umum disebut dengan puting datar. Pada dasarnya, bagaimana pun bentuk puting yang Anda miliki, Anda tetap bisa menyusui. Asal tahu tekniknya. Pelajari teknik pelekatan yang benar saat menyusui. Mulut bayi harus penuh melahap area aerola payudara, bukan pada puting. Anda dapat minta bantuan konselor laktasi. Salah peletakan juga mengakibatkan puting lecet.

3. Saluran ASI Tersumbat dan Mastitis
Sumbatan pada saluran ASI (plugged duct) terjadi jika ada gangguan pada saluran atau pori-pori pada puting tersumbat oleh gumpalan partikel susu. Ibu menyusui biasanya merasakan benjolan keras atau pembengkakan pada daerah payudara yang terasa panas, bengkak, atau merah. Rasa sakit juga akan terasa lebih sebelum menyusui dan akan berkurang setelah menyusui. Ibu juga kadang mengalami demam ringan (38.5°C).

3. Mogok menyusu.
Di negeri barat dikenal dengan istilah nursing strike. Kondisi ini dapat terjadi tiba-tiba, di usia berapa pun. Ada sejumlah penyebab seperti misalnya tumbuh gigi, hidung tersumbat, atau sesederhana bila Ibu mengganti deodoran, parfum atau deterjen untuk mencuci baju. Berikan pada bayi ekstra pelukan dan belaian. Saat bayi menolak menyusu, tak ada hal lain yang bisa Anda lakukan selain terus menawarkan payudara setiap kali bayi lapar.

4. Stres
Jika Anda tidak yakin bahwa rasa ASI yang menyebabkan masalah, pertimbangkanlah apakah Anda sedang mengalami ketegangan atau stres. Ketidaknyamanan emosional tersebut dapat dikomunikasikan kepada bayi Anda untuk mengurangi tingkat stres. Seorang ibu memang tidak bisa selalu bebas dari stres, tetapi untuk saat-saat tertentu (sebelum menyusui), lakukanlah kegiatan yang menyenangkan yang bisa membuat pikiran Anda rileks.

5. Penyakit
Adanya penyakit tertentu yang dialami bayi mungkin akan membuatnya lebih sulit untuk menyusui. Menurunnya minat makan yang disertai kelesuan, muntah demam, atau diare, batuk, atau kesulitan bernapas mungkin mengindikasikan suatu penyakit tertentu. Konsultasikan kepada dokter anak atau dokter keluarga jika bayi Anda menolak makan.

Bagaimanapun tantangannya, tetap percaya diri, jangan putus asa , sabar dan telaten adalah kata kuncinya Berbagilah pengalaman dengan Ibu-ibu menyusui lainnya, carilah info ASI dan menyusui dari sumber manapun. Salah satunya bisa melalui Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). “Tantangannya secara umum ada 3 pertama kurangnya pengetahuan pada si ibu, kedua kurangnya dukungan sekitar ibu dan ketiga layanan,” ucap Sekertaris AIMI Sumut drg Meriesta Dewi. (mag-12/bbs)

Bagi bunda baru, menyusui tak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi, juga bukan hal mustahil untuk dilakukan. Jika kondisi bayi dan ibu normal saat proses menyusui, momen ini akan menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu. Namun, bila proses menyusui terasa menyakitkan, membuat ibu baru merasa tak nyaman, letih yang teramat sangat,menyusui bisa jadi trauma tersendiri.

Berikut sejumlah tantangan menyusui yang sering dialami bunda baru dan kiat mengatasinya:

1. Baby blues.
Sindrom yang juga dikenal sebagai Postpartum Distress Syndrome. Hal ini menyebabkan ibu yang baru melahirkan merasa gundah gulana dan sedih berlebihan. Biasanya, sih, terjadi pada 14 hari pertama pasca melahirkan. Karenanya, jika lewat 2 minggu, konsultasikan dengan dokter langkah apa yang harus diambil agar Anda tak terus-terusan depresi dan berhenti menyusui.

2. Puting melesak ke dalam.
Hal ini juga umum disebut dengan puting datar. Pada dasarnya, bagaimana pun bentuk puting yang Anda miliki, Anda tetap bisa menyusui. Asal tahu tekniknya. Pelajari teknik pelekatan yang benar saat menyusui. Mulut bayi harus penuh melahap area aerola payudara, bukan pada puting. Anda dapat minta bantuan konselor laktasi. Salah peletakan juga mengakibatkan puting lecet.

3. Saluran ASI Tersumbat dan Mastitis
Sumbatan pada saluran ASI (plugged duct) terjadi jika ada gangguan pada saluran atau pori-pori pada puting tersumbat oleh gumpalan partikel susu. Ibu menyusui biasanya merasakan benjolan keras atau pembengkakan pada daerah payudara yang terasa panas, bengkak, atau merah. Rasa sakit juga akan terasa lebih sebelum menyusui dan akan berkurang setelah menyusui. Ibu juga kadang mengalami demam ringan (38.5°C).

3. Mogok menyusu.
Di negeri barat dikenal dengan istilah nursing strike. Kondisi ini dapat terjadi tiba-tiba, di usia berapa pun. Ada sejumlah penyebab seperti misalnya tumbuh gigi, hidung tersumbat, atau sesederhana bila Ibu mengganti deodoran, parfum atau deterjen untuk mencuci baju. Berikan pada bayi ekstra pelukan dan belaian. Saat bayi menolak menyusu, tak ada hal lain yang bisa Anda lakukan selain terus menawarkan payudara setiap kali bayi lapar.

4. Stres
Jika Anda tidak yakin bahwa rasa ASI yang menyebabkan masalah, pertimbangkanlah apakah Anda sedang mengalami ketegangan atau stres. Ketidaknyamanan emosional tersebut dapat dikomunikasikan kepada bayi Anda untuk mengurangi tingkat stres. Seorang ibu memang tidak bisa selalu bebas dari stres, tetapi untuk saat-saat tertentu (sebelum menyusui), lakukanlah kegiatan yang menyenangkan yang bisa membuat pikiran Anda rileks.

5. Penyakit
Adanya penyakit tertentu yang dialami bayi mungkin akan membuatnya lebih sulit untuk menyusui. Menurunnya minat makan yang disertai kelesuan, muntah demam, atau diare, batuk, atau kesulitan bernapas mungkin mengindikasikan suatu penyakit tertentu. Konsultasikan kepada dokter anak atau dokter keluarga jika bayi Anda menolak makan.

Bagaimanapun tantangannya, tetap percaya diri, jangan putus asa , sabar dan telaten adalah kata kuncinya Berbagilah pengalaman dengan Ibu-ibu menyusui lainnya, carilah info ASI dan menyusui dari sumber manapun. Salah satunya bisa melalui Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). “Tantangannya secara umum ada 3 pertama kurangnya pengetahuan pada si ibu, kedua kurangnya dukungan sekitar ibu dan ketiga layanan,” ucap Sekertaris AIMI Sumut drg Meriesta Dewi. (mag-12/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/