Saat ini sangat banyak orang tua yang pusing dengan perilaku anaknya. Baik di sekolah maupun di rumah. Masalah yang dihadapi biasanya seputar kecanduan anak pada game, malas belajar, membangkang pada orang tua dan berbagai masalah lainnya. Masalah utamanya bisa saja terletak pada kurangnya pemahaman orang tua pada pribadi anak, belum menguasai tehnik komunikasi yang efektif serta tidak tahu tehnik terapi yang efektif untuk menangani kasus yang dihadapi anak.
Salah satu metode yang bisa dicoba dalam mengatasi berbagai persoalan dalam menghadapi pola laku anak adalah dengan teknik hypnoparenting. Hypnoparenting terdiri dari dua kata yaitu hipnosis yang berarti proses pemasukan informasi ke dalam pikiran dan parenting yang berarti segala sesuatu yang berurusan dengan tugas-tugas orangtua dalam mendidik dan membesarkan anak. Jadi Hypnoparenting adalah cara kita mempetakan dan membuat sistemasi atas segala hal yang berhubungan dengan tugas kita sebagai orangtua ditinjau dari sudut pandang cara kerja pikiran dan pengaruhnya terhadap masa depan seorang anak.
Hypnoparenting, sebagai teknik pola asuh bekerja langsung pada alam bawah sadar anak. Orang tua dapat menerapkan pola asuh termasuk mendisiplin anak secara mudah tanpa paksaan. Hal ini dinilai efektif sebab tindakan dan tingkah laku balita masih sangat banyak dipengaruhi alam bawah sadarnya. Itu sebabnya, ia begitu polos dan spontan, serta mudah di-”program” (diberi sugesti) oleh orang tuanya.
Wahyudi Motivator & Trainer dari PT ABCo Sugesti Multivatindo Cabang Sumut mengebutkan, ada empat jenis kondisi anak berdasarkan jenis frekwensi gelombang otaknya. Pertama anak dalam keadaan Beta yaitu dalam kondisi sedang serius. Kedua dalam kondisi alpha, yaitu anak sedang dalam keadaan santai. Kemudian, kondisi ketiga adalah kondisi theta, dimana anak dalam keadaan sangat mengantuk (ketika mulai tertidur). ‘’Pada kondisi Theta ini lah moment paling tepat sugesti diberikan. Sebab pada kondisi antara sadar dan tidak ini, anak akan lebih mudah menyerap pesan apa yang akan kita sampaikan,”ujarnya. Sementara di kondisi keempat yang disebut kondisi delta, anak telah tertidur pulas sehingga sudah tidak bisa menerima pesan.
Ditambahkannya, orang tua harus memilih kata – kata positif dan menghindari kata-kata negative. Seperti, ‘’kamu anak nakal’, “bandel”, ” “susah”, dan sebagainya. ‘’Lebih baik kita mengatakan, kamu anak manis, baik dan sebagainya kepada anak,”sebut. Wahyudi. (sih/bbs)
Prinsip Dasar Hypnoparenting :
- Saat menjelang tidur
- Menghindari kata-kata yang mengandung emosi negative
- Memberikan pesan mental dengan sentuhan/tindakan dan kata-kata untuk mengasosiasikan kejadian tertentu
- Mengagetkan buah hati dengan kata-kata bijak, seperti: suka minum susu, suka makan sayur, rajin belajar, dan sebagainya
- Secara filosofis, buatlah kepala anak yang masih kecil mendongak saat bersedih dan tepuk pantatnya secara lembut seirama detak jantung kita. (net)