25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Wartawan Dibegal, Sepedamotor Dirampas, Pengamat Menilai Bentuk Kegagalan Polisi Menjaga Keamanan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Maraknya aksi kejahatan jalanan atau kerap disebut begal di Kota Medan dan di Kabupaten Deliserdang, memperlihatkan kelemahan polisi untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat. Polisi dianggap tidak mampu mengantisipasi tindakan kriminalitas tersebut.

Hal itu, diungkapkan Pengamat Hukum Sumut, Muslim Muis menyikapi aksi kejahatan jalanan yang dialami Redaktur Harian Sumut Pos, Azwandi Lubis.

Ditegaskannya, Polrestabes Medan harus berkolaborasi dengan Polres Deliserdang untuk segera mengungkap dan menangkap pelaku begal tersebut.

“Menunjukkan tindakan kejahatan, karena dilihatnya aman. Makanya, mereka suka-suka hati aja. Harusnya, pihak kepolisian harus meningkatkan keamanan untuk dapat masyarakat keamanan. Untuk itu, segera tangkap pelaku begal yang korbannya Redaktur Sumut Pos itu,” tutur Muslim Muis kepada Sumut Pos, Selasa (30/7) siang.

Menurut Muslim Muis, tidak ada alasan untuk tidak mengungkap pelakunya.

“Disini dituntut profesional polisi untuk segera mengungkap pelakunya,” jelas pengacara ternama di Kota Medan itu.

Ia menilai, aksi begal kerap meresahkan masyarakat merupakan aksi yang terus berulang. Meski kerap terungkap, tapi tidak memberikan efek jera kepada pelaku lainnya.

Muslim mengungkapkan, ada proses yang salah dalam menuntaskan tindakkan kriminalitas jalanan itu.

“Ini perbuatan berulang, sudah pasti diketahui penyakitnya. Kalau penyakit demam, pasti kasih obat demam juga lah. Ini bentuk kegagalan mereka (polisi) menjaga rasa aman kepada masyarakat,” ungkap Muslim.

“Polisi tahu formula menjaga keamanan itu. Tidak mungkin diajari kualitas keamanan, kualitas razianya dan kualitas bekerjasama dengan masyarakatnya,” sambungnya.

Muslim mengatakan, Pemerintah Kota (Pemko) Medan dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deliserdang, harus ikut serta melakukan pencegahan antisipasi begal.

“Dengan memberikan layanan berupa penerangan lampu jalan. Mengingat lokasi kejadi dialami Azwandi gelap,” kata Muslim.

Bila suasana gelap, akan memudahkan pelaku untuk melancarkan aksinya. Kata Muslim, jika polisi serius, kasus yang dialami Azwandi ini bisa terungkap.

Polisi bisa mengerahkan intelijen dan reserse umum untuk mencari pelakunya.

“Kualitas intelijen harus ditingkat juga. Kalau pelaku memberikan tindakan mengancam keselamatan, tembak aja. Karena itu, imun polisi untuk melakukan tindakan itu. Intinya, segera tangkap para pelaku itu,” pungkasnya.

Resmi Melapor

Terpisah, korban Azwandi Lubis resmi membuat laporan ke Mapolda Sumut. Azwandi Lubis meminta agar aparat kepolisian menangkap para pelaku begal yang merampok dan membawa kabur sepedamotornya, Minggu (28/7) dini hari lalu.

Pengaduan Azwandi diterima petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Sumut yang terlampir dalam STTLP Nomor: STTLP/1111/VII/2019/Sumut/SPKT/’I.

“Hari ini saya resmi buat laporan ke Polda, tidak jadi ke Polsek Namorambe. Saya berharap agar Polda Sumut seger bertindak,” ungkpanya Rabu (31/7).

Azwandi juga memberikan apresiasinya atas kinerja Ditreskrimum Polda Sumut, khususnya Subdit III/Jatanras yang merespon dan bergerak cepat begitu mendapat informasi pembegalan yang saya alami.

“Saya apresiasi kinerja Jatanras, sebelum laporan ini saya buat, tim Jatanras sudah turun melakukan penyelidikan,” katanya.

Menurutnya kawasan Jalan Besar Medan Namorambe yang sehari-harinya ia lalui memang terkenal rawan aksi begal. Kondisi yang gelap membuat para pelaku leluasa menarget korbannya.

“Kejadian saya ini harus jadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan polisi. Pasalnya meski beberapa kali diungkap, para pelaku begal sepertinya tak juga jera dan takut. Saya berharap agar kasus ini segera bisa terungkap,” sebutnya.

Kasubdit III/Jatanras AKBP Maringan Simanjuntak mengatakan, pihaknya tengah berusaha mengejar para pelaku pembegal Azwandi.

“Tentunya akan kita ungkap. Kemarin anggota sudah mengambil keterangan sebelum korban, Azwandi buat laporan ke Polda Sumut,” tutur Maringan.

Ia berjanji dengan kinerja dan usaha semaksimalnya tim Jatanras Polda Sumut bakal mampu mengungkap kasus tersebut.

“Mohon doanya, kita back up kejadian ini, semoga bisa terungkap,” pungkasnya.

Sekadar mengingatkan, Azwandi menjadi korban begal saat dirinya melintas di Jalan Karya Jaya menuju Jalan Besar Namorambe. Persis di depan Sekolah Cerdas Bangsa.

Ia dihampiri 10 orang mengendari 5 sepeda motor dan langsung merampas sepeda motor NMAX serta handphone milik korban.(gus/dvs/ala)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Maraknya aksi kejahatan jalanan atau kerap disebut begal di Kota Medan dan di Kabupaten Deliserdang, memperlihatkan kelemahan polisi untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat. Polisi dianggap tidak mampu mengantisipasi tindakan kriminalitas tersebut.

Hal itu, diungkapkan Pengamat Hukum Sumut, Muslim Muis menyikapi aksi kejahatan jalanan yang dialami Redaktur Harian Sumut Pos, Azwandi Lubis.

Ditegaskannya, Polrestabes Medan harus berkolaborasi dengan Polres Deliserdang untuk segera mengungkap dan menangkap pelaku begal tersebut.

“Menunjukkan tindakan kejahatan, karena dilihatnya aman. Makanya, mereka suka-suka hati aja. Harusnya, pihak kepolisian harus meningkatkan keamanan untuk dapat masyarakat keamanan. Untuk itu, segera tangkap pelaku begal yang korbannya Redaktur Sumut Pos itu,” tutur Muslim Muis kepada Sumut Pos, Selasa (30/7) siang.

Menurut Muslim Muis, tidak ada alasan untuk tidak mengungkap pelakunya.

“Disini dituntut profesional polisi untuk segera mengungkap pelakunya,” jelas pengacara ternama di Kota Medan itu.

Ia menilai, aksi begal kerap meresahkan masyarakat merupakan aksi yang terus berulang. Meski kerap terungkap, tapi tidak memberikan efek jera kepada pelaku lainnya.

Muslim mengungkapkan, ada proses yang salah dalam menuntaskan tindakkan kriminalitas jalanan itu.

“Ini perbuatan berulang, sudah pasti diketahui penyakitnya. Kalau penyakit demam, pasti kasih obat demam juga lah. Ini bentuk kegagalan mereka (polisi) menjaga rasa aman kepada masyarakat,” ungkap Muslim.

“Polisi tahu formula menjaga keamanan itu. Tidak mungkin diajari kualitas keamanan, kualitas razianya dan kualitas bekerjasama dengan masyarakatnya,” sambungnya.

Muslim mengatakan, Pemerintah Kota (Pemko) Medan dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deliserdang, harus ikut serta melakukan pencegahan antisipasi begal.

“Dengan memberikan layanan berupa penerangan lampu jalan. Mengingat lokasi kejadi dialami Azwandi gelap,” kata Muslim.

Bila suasana gelap, akan memudahkan pelaku untuk melancarkan aksinya. Kata Muslim, jika polisi serius, kasus yang dialami Azwandi ini bisa terungkap.

Polisi bisa mengerahkan intelijen dan reserse umum untuk mencari pelakunya.

“Kualitas intelijen harus ditingkat juga. Kalau pelaku memberikan tindakan mengancam keselamatan, tembak aja. Karena itu, imun polisi untuk melakukan tindakan itu. Intinya, segera tangkap para pelaku itu,” pungkasnya.

Resmi Melapor

Terpisah, korban Azwandi Lubis resmi membuat laporan ke Mapolda Sumut. Azwandi Lubis meminta agar aparat kepolisian menangkap para pelaku begal yang merampok dan membawa kabur sepedamotornya, Minggu (28/7) dini hari lalu.

Pengaduan Azwandi diterima petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Sumut yang terlampir dalam STTLP Nomor: STTLP/1111/VII/2019/Sumut/SPKT/’I.

“Hari ini saya resmi buat laporan ke Polda, tidak jadi ke Polsek Namorambe. Saya berharap agar Polda Sumut seger bertindak,” ungkpanya Rabu (31/7).

Azwandi juga memberikan apresiasinya atas kinerja Ditreskrimum Polda Sumut, khususnya Subdit III/Jatanras yang merespon dan bergerak cepat begitu mendapat informasi pembegalan yang saya alami.

“Saya apresiasi kinerja Jatanras, sebelum laporan ini saya buat, tim Jatanras sudah turun melakukan penyelidikan,” katanya.

Menurutnya kawasan Jalan Besar Medan Namorambe yang sehari-harinya ia lalui memang terkenal rawan aksi begal. Kondisi yang gelap membuat para pelaku leluasa menarget korbannya.

“Kejadian saya ini harus jadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan polisi. Pasalnya meski beberapa kali diungkap, para pelaku begal sepertinya tak juga jera dan takut. Saya berharap agar kasus ini segera bisa terungkap,” sebutnya.

Kasubdit III/Jatanras AKBP Maringan Simanjuntak mengatakan, pihaknya tengah berusaha mengejar para pelaku pembegal Azwandi.

“Tentunya akan kita ungkap. Kemarin anggota sudah mengambil keterangan sebelum korban, Azwandi buat laporan ke Polda Sumut,” tutur Maringan.

Ia berjanji dengan kinerja dan usaha semaksimalnya tim Jatanras Polda Sumut bakal mampu mengungkap kasus tersebut.

“Mohon doanya, kita back up kejadian ini, semoga bisa terungkap,” pungkasnya.

Sekadar mengingatkan, Azwandi menjadi korban begal saat dirinya melintas di Jalan Karya Jaya menuju Jalan Besar Namorambe. Persis di depan Sekolah Cerdas Bangsa.

Ia dihampiri 10 orang mengendari 5 sepeda motor dan langsung merampas sepeda motor NMAX serta handphone milik korban.(gus/dvs/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/