31 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Polisi: Uang dan Hape Korban Ada pada Tersangka

 

Foto: Vona/PM Lambok Gultom mengaku bukan perampok, saat dirawat di rumah sakit.
Foto: Vona/PM
Lambok Gultom mengaku bukan perampok, saat dirawat di rumah sakit.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski telah melewati masa kritisnya di RSUP H. Adam Malik Medan, tapi hingga kini polisi belum memeriksa Lambok Mangaratua Gultom (34). Padahal, polisi telah menetapkan warga Jalan Sejarah Kampung Lalang, Kec. Sunggal itu sebagai tersangka.

Kanit Reskrim Polsek Sunggal,Iptu Adhie Putranto mengatakan, pemeriksaan belum melakukan karena Lambok belum lancar berbicara. “Anggota saya tiap hari jaga di sana (rumah sakit-red), dia (Lambok-red) memang sudah sadar, tapi ngomong pun belum lancar. Jadi belum memungkinkan untuk diperiksa,” jelas Adhie saat dikonfirmasi, Minggu (30/11).

Disinggung mengenai kronologis kejadian yang masih rancu, yang menyebut Lambok sempat melompat ke pintu truk dari sepeda motor yang tengah berjalan? Adhie mengaku info itu masih berdasarkan keterangan saksi di lapangan.

“Kronologisnya, pelaku habis merampok terus kabur naik motor dan dikejar sama korban naik truk. Motornya mau mutar langsung ditabrak. Itu keterangan dari korban dan saksi. Tinggal kita tunggu keterangan pelakunya,” ujarnya seraya mengatakan hasil pemeriksaan saksi, Lambok dan temannya yang tewas yakni, Deni Siregar (25) warga Jalan Piring Kec. Medan Baru adalah pelaku perampokan.

“Dari hasil pemeriksaan tiga orang saksi yakni korban dan anggota saya yang datang ke TKP, Lambok dan temannya yang tewas berniat merampok korban di Jalan Gatot Subroto (Gatsu), Kec. Medan Sunggal. Makanya kita tetapkan Lambok sebagai tersangka perampokan,” terangnya.

Sementara saat ditemui di rumah sakit, Lambok mengaku ia dan temannya sebagai korban tabrakan. Menanggapi hal itu Adhie mengatakan akan melakukan pemeriksaan terhadap tersangka. “Nanti dia (Lambok-red) akan kita tanyai dan di BAP kalau sudah sehat. Tetapi berdasarkan bukti sementara, uang dan hape milik korban ditemukan pada tersangka dan hal ini disaksikan oleh penjaga malam dan anggota kepolisian yang berada di lokasi,” ujarnya.

Direktur Pusat Studi Hukum dan Peradilan Sumut (PUSHPA), Muslim Muis menilai kronologis dugaan perampokan itu susah diterima logika karena truk tengah berjalan. “Logikanya saja, truk itu jalan dan dipepet motor, kemudian melompat. ’Kan aneh ceritanya kalau melompat, sangat berbahaya,” terangnya.

Jika Lambok benar melompat, pasti ada sidik jari di pintu truk. “Kan katanya dia (pelaku) melompat ke pintu, pasti ada tertinggal sidik jari di sana. Harusnya itu yang dicari dan dipastikan,” saran Muslim.

Untuk itu, ia meminta polisi bertindak objektif mengusut kasus ini. “Jangan hanya mendengarkan keterangan korban saja, harus juga mendengar keterangan logis terduga pelaku ini,” tandasnya.

Sekedar mengingatkan, Lambok yang masih dirawat karena kedua kakinya patah, menyangkal telah melakukan perampokan. “Tak betul saya perampok bang. Malam itu kami memang ditabrak, bukan merampok,” tegasnya.

Dia mengaku baru malam itu bertemu dengan Deni Siregar. “Baru malam itu kami ketemu di Petisah. Namanya satu suku, aku manggil dia lae. Nama dia pun baru sekarang aku tahu,” kata Lambok.

Malam itu, akunya, dia minta tolong pada Deni agar diantar ke rumah kosnya di Jalan Binjai km 13,5. ”Di tengah jalan kami ditabrak dari dari belakang. Kalau abang tidak percaya boleh abang tanya di situ nama aku. Orang itu semua tahu aku teknisi sevice gas,” katanya.

“Aku bukan perampok bang, kerja saya teknisi gas di Medan. Aku juga sering dipanggil ke rumah-rumah memperbaiki gas rusak,” tambahnya. (bay)

 

Foto: Vona/PM Lambok Gultom mengaku bukan perampok, saat dirawat di rumah sakit.
Foto: Vona/PM
Lambok Gultom mengaku bukan perampok, saat dirawat di rumah sakit.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski telah melewati masa kritisnya di RSUP H. Adam Malik Medan, tapi hingga kini polisi belum memeriksa Lambok Mangaratua Gultom (34). Padahal, polisi telah menetapkan warga Jalan Sejarah Kampung Lalang, Kec. Sunggal itu sebagai tersangka.

Kanit Reskrim Polsek Sunggal,Iptu Adhie Putranto mengatakan, pemeriksaan belum melakukan karena Lambok belum lancar berbicara. “Anggota saya tiap hari jaga di sana (rumah sakit-red), dia (Lambok-red) memang sudah sadar, tapi ngomong pun belum lancar. Jadi belum memungkinkan untuk diperiksa,” jelas Adhie saat dikonfirmasi, Minggu (30/11).

Disinggung mengenai kronologis kejadian yang masih rancu, yang menyebut Lambok sempat melompat ke pintu truk dari sepeda motor yang tengah berjalan? Adhie mengaku info itu masih berdasarkan keterangan saksi di lapangan.

“Kronologisnya, pelaku habis merampok terus kabur naik motor dan dikejar sama korban naik truk. Motornya mau mutar langsung ditabrak. Itu keterangan dari korban dan saksi. Tinggal kita tunggu keterangan pelakunya,” ujarnya seraya mengatakan hasil pemeriksaan saksi, Lambok dan temannya yang tewas yakni, Deni Siregar (25) warga Jalan Piring Kec. Medan Baru adalah pelaku perampokan.

“Dari hasil pemeriksaan tiga orang saksi yakni korban dan anggota saya yang datang ke TKP, Lambok dan temannya yang tewas berniat merampok korban di Jalan Gatot Subroto (Gatsu), Kec. Medan Sunggal. Makanya kita tetapkan Lambok sebagai tersangka perampokan,” terangnya.

Sementara saat ditemui di rumah sakit, Lambok mengaku ia dan temannya sebagai korban tabrakan. Menanggapi hal itu Adhie mengatakan akan melakukan pemeriksaan terhadap tersangka. “Nanti dia (Lambok-red) akan kita tanyai dan di BAP kalau sudah sehat. Tetapi berdasarkan bukti sementara, uang dan hape milik korban ditemukan pada tersangka dan hal ini disaksikan oleh penjaga malam dan anggota kepolisian yang berada di lokasi,” ujarnya.

Direktur Pusat Studi Hukum dan Peradilan Sumut (PUSHPA), Muslim Muis menilai kronologis dugaan perampokan itu susah diterima logika karena truk tengah berjalan. “Logikanya saja, truk itu jalan dan dipepet motor, kemudian melompat. ’Kan aneh ceritanya kalau melompat, sangat berbahaya,” terangnya.

Jika Lambok benar melompat, pasti ada sidik jari di pintu truk. “Kan katanya dia (pelaku) melompat ke pintu, pasti ada tertinggal sidik jari di sana. Harusnya itu yang dicari dan dipastikan,” saran Muslim.

Untuk itu, ia meminta polisi bertindak objektif mengusut kasus ini. “Jangan hanya mendengarkan keterangan korban saja, harus juga mendengar keterangan logis terduga pelaku ini,” tandasnya.

Sekedar mengingatkan, Lambok yang masih dirawat karena kedua kakinya patah, menyangkal telah melakukan perampokan. “Tak betul saya perampok bang. Malam itu kami memang ditabrak, bukan merampok,” tegasnya.

Dia mengaku baru malam itu bertemu dengan Deni Siregar. “Baru malam itu kami ketemu di Petisah. Namanya satu suku, aku manggil dia lae. Nama dia pun baru sekarang aku tahu,” kata Lambok.

Malam itu, akunya, dia minta tolong pada Deni agar diantar ke rumah kosnya di Jalan Binjai km 13,5. ”Di tengah jalan kami ditabrak dari dari belakang. Kalau abang tidak percaya boleh abang tanya di situ nama aku. Orang itu semua tahu aku teknisi sevice gas,” katanya.

“Aku bukan perampok bang, kerja saya teknisi gas di Medan. Aku juga sering dipanggil ke rumah-rumah memperbaiki gas rusak,” tambahnya. (bay)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/