27 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Nolak Ngasih Modal Berjudi, Istri Dihantam Pakai Helm

Desi Maharani Korban Pemukulan Suami (Irwansyah/PM)
Desi Maharani Korban Pemukulan Suami
(Irwansyah/PM)

DELITUA, SUMUTPOS.CO  – Dengan kondisi kepala benjol, tangan berdarah, dan wajah lebam, Desi Maharani (30) mendatangi Mapolsek Delitua pada Rabu (30/11) siang sekira pukul 13.00 WIB.

Kepada petugas SPK, penjual keripik pedas yang menetap di Gang Buntu Jalan Brigjen Hamid, Kelurahan Titi Kuning, Medan Johor ini mengaku baru dianiaya suaminya, Ali Akbar Pulungan.

Kapolsek Delitua, AKP Wira Prayatna melalui Kanit Reskrim, Iptu Jhonatan SH mengatakan pihaknya masih memproses pengaduan korban.

Desi mengatakan, dia dan suaminya menumpang tinggal di rumah nenek Ali. Selama berumah tangga dirinya kerap menerima penganiayaan. Pun begitu dia berusaha tetap tegar.

Sedihnya, siksa fisik kerap diterima tiap kali sang suami kalah bejudi. Khususnya lagi, jika dia menolak memberikan uang buat modal (bejudi) lagi.

Jika mengingat sakitnya tiap dianiaya, Desi berharap selalu bisa memberi suaminya uang. Namun keuangan mereka tidak memungkinkan untuk itu. dimana, perempuan ini harus memenuhi kebutuhan sehari-hari dan keperluan anak mereka. Semuanya dari persenan hasil menjual keripik pedas.

Perihal penganiayaan yang dialaminya kemarin, mulanya Ali meminta uang dengan dalih ingin membayar utang karena kalah bejudi. Karena paginya baru membeli susu anak, permintaan Ali ditolaknya.

Mendengar korban mengatakan tidak ada uang, Ali langsung marah-marah. Tak hanya dengan kata-kata, korban juga dipukuli pakai helm dan dipijak-pijak. Akibatnya wajah Desi lebam, tangan berdarah, serta kepalanya benjol.

“Seberapa lah penghasilanku per hari. Apalagi keripik pedas yang kujual milik orang lain. Aku cuma mendapat persen dari keuntungan hasil penjualan,” ungkap Desi di Polsek Delitua, usai membuat pengaduan.

“Hampir setiap hari aku dipukuli dan dipijak-pijak. Kepala ku benjol, pipiku memar dan bengkak, tangan luka karena digigit. Saat aku terjatuh, badanku malah dipijak-pijak,” kesahnya.

“Selama ini aku bersabar menghadapi kekejaman suamiku. Belum lagi aku harus membayar hutang-hutangnya tiap kali kalah bejudi. Yang bikin aku bertambah sedih, aku dipisahkan dari anakku. Aku tinggal di rumah nenek, sementara anak dan suamiku tinggal bersama orangtuanya di Jalan Delitua, Gang Tanjung, Desa Kedai Durian Kecamatan Delitua,” sedih Desi dengan mata berlinang.

“Pagi sebelum penganiayaan, aku baru beli susu karena sudah habis. Aku juga membeli perlengkapan anak kami. Sepulang belanja susu dan perlengkapan dari apotik, dia (Ali) malah enak minta uang buat modal bejudi. Dimana tanggung jawabnya sebagai suami dan ayah,” kesalnya sembari berharap polisi segera memproses laporan pengaduannya.(irw/ras)

 

 

Desi Maharani Korban Pemukulan Suami (Irwansyah/PM)
Desi Maharani Korban Pemukulan Suami
(Irwansyah/PM)

DELITUA, SUMUTPOS.CO  – Dengan kondisi kepala benjol, tangan berdarah, dan wajah lebam, Desi Maharani (30) mendatangi Mapolsek Delitua pada Rabu (30/11) siang sekira pukul 13.00 WIB.

Kepada petugas SPK, penjual keripik pedas yang menetap di Gang Buntu Jalan Brigjen Hamid, Kelurahan Titi Kuning, Medan Johor ini mengaku baru dianiaya suaminya, Ali Akbar Pulungan.

Kapolsek Delitua, AKP Wira Prayatna melalui Kanit Reskrim, Iptu Jhonatan SH mengatakan pihaknya masih memproses pengaduan korban.

Desi mengatakan, dia dan suaminya menumpang tinggal di rumah nenek Ali. Selama berumah tangga dirinya kerap menerima penganiayaan. Pun begitu dia berusaha tetap tegar.

Sedihnya, siksa fisik kerap diterima tiap kali sang suami kalah bejudi. Khususnya lagi, jika dia menolak memberikan uang buat modal (bejudi) lagi.

Jika mengingat sakitnya tiap dianiaya, Desi berharap selalu bisa memberi suaminya uang. Namun keuangan mereka tidak memungkinkan untuk itu. dimana, perempuan ini harus memenuhi kebutuhan sehari-hari dan keperluan anak mereka. Semuanya dari persenan hasil menjual keripik pedas.

Perihal penganiayaan yang dialaminya kemarin, mulanya Ali meminta uang dengan dalih ingin membayar utang karena kalah bejudi. Karena paginya baru membeli susu anak, permintaan Ali ditolaknya.

Mendengar korban mengatakan tidak ada uang, Ali langsung marah-marah. Tak hanya dengan kata-kata, korban juga dipukuli pakai helm dan dipijak-pijak. Akibatnya wajah Desi lebam, tangan berdarah, serta kepalanya benjol.

“Seberapa lah penghasilanku per hari. Apalagi keripik pedas yang kujual milik orang lain. Aku cuma mendapat persen dari keuntungan hasil penjualan,” ungkap Desi di Polsek Delitua, usai membuat pengaduan.

“Hampir setiap hari aku dipukuli dan dipijak-pijak. Kepala ku benjol, pipiku memar dan bengkak, tangan luka karena digigit. Saat aku terjatuh, badanku malah dipijak-pijak,” kesahnya.

“Selama ini aku bersabar menghadapi kekejaman suamiku. Belum lagi aku harus membayar hutang-hutangnya tiap kali kalah bejudi. Yang bikin aku bertambah sedih, aku dipisahkan dari anakku. Aku tinggal di rumah nenek, sementara anak dan suamiku tinggal bersama orangtuanya di Jalan Delitua, Gang Tanjung, Desa Kedai Durian Kecamatan Delitua,” sedih Desi dengan mata berlinang.

“Pagi sebelum penganiayaan, aku baru beli susu karena sudah habis. Aku juga membeli perlengkapan anak kami. Sepulang belanja susu dan perlengkapan dari apotik, dia (Ali) malah enak minta uang buat modal bejudi. Dimana tanggung jawabnya sebagai suami dan ayah,” kesalnya sembari berharap polisi segera memproses laporan pengaduannya.(irw/ras)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/