25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Emosi Melonjak, Batu Bertindak

Pukul-IlustrasiPATUMBAK, SUMUTPOS.CO   – Hanya karena tidak bisa mengendalikan emosi, Mak Kembar dan Abdul Rauf (65) dilaporkan ke Polisi. Itu karena mereka melukai tetangga masing-masing pakai batu.

Mak Kembar diadukan ke Polsek Patumbak, Kamis (1/12) siang. Sedangkan Abdul dilaporkan ke Polsek Pangkalan Brandan, Minggu (27/11) lalu.

Berkasusnya Mak Kembar bermula ketika dia dipergoki Boru Tampubolon (60) membuang sampah di ladang wanita tua tersebut. Boru Tampubolon yang pagi itu sedang bersih-bersih, langsung menegur Mak Kembar agar jangan membuang sampah di ladangnya.

“Dia buang sampah di ladangku pas aku lagi disana. Kubilang jangan kau buang sampah kemari, dia malah nggak terima. Ribut lah kami jadinya,” terang Br Tampubolon,

Tak puas ribut hanya dengan kata-kata, Mak Kembar mengambil batubata dan langsung melempar korban. Lemparan tersebut mendarat di kaki kanan Br Tampubolon hingga menyebabkan luka lebam. Hari itu juga dia bergegas buat pengaduan.

Sesampainya di Polsek Patumbak, korban disarankan Petugas SPK (Sentra Pelayanan Kepolisian) agar berkonsultasi terlebih dahulu dengan Polmas (Polisi Masyarakat) setempat.

Kasus yang dihadapi Abdul berbeda motif. Dia diadukan karena memukul pelipis mata kiri M. Ismail Daud (61) warga Perum Guru Bila Damai Lingkungan IV Teratai, Kelurahan Seibilah Timur, Sei Lepan, Langkat.

Pemukulan yang dilakukannya bukan dengan tangan kosong, tetapi memakai batu koral. Begitu batu mendarat, darah segar langsung mengucur di wajah Ismail.

Pertikaian antar dua pria uzur ini bermula dari teguran Alifah Muslimah (2) kepada Abdul. Bocah ini memanggil Abdul dengan sebutan Atok. Tidak terima, Alifah langsung dimarahi.

Namanya anak kecil, amukan Abdul dilaporkannya kepada Ismail. Tak terima cucunya dimarahi, Ismail mendatangi rumah Abdul yang hanya berjarak sekitar 50 meter.

Bukannya memberi penjelasan, Abdul langsung menyambut Ismail dengan pukulan ke pelipis pakai batu koral. “Begitu aku sampai, dia (Abdul) langsung mengambil batu dan memukulkannya ke pelipis mataku,” kata Ismail.

Melihat kejadian tersebut, warga yang kebetulan melintas langsung melerai mereka. Berikutnya korban ke puskesmas setempat. Ketika hendak bergegas berobat, dia sempat mendengar anak Abdul menantang untuk melaporkan pemukulan itu kepada polisi.

“Laporkan saja. Bawa saja deking kalian. Kalau bisa tangkap kami,” sebut Ismail mengulang ucapan anak Abdul. Tertantang, korban akhirnya melapor ke Polsek Pangkalan Brandan. Laporannya tertuang dalam STPL/257/XI/2016/SU/LKT/SEK-PKL.BRANDAN.

Kapolsek Pangkalan Brandan, AKP W.Sidabutar menyebutkan pihaknya akan memproses semua pengaduan yang diterima, tanpa terkecuali. Dia juga memastikan segera berkoordinasi dengan penyidik agar segera dikeluarkan surat penangkapan. (cr-23/jok/ras)

Pukul-IlustrasiPATUMBAK, SUMUTPOS.CO   – Hanya karena tidak bisa mengendalikan emosi, Mak Kembar dan Abdul Rauf (65) dilaporkan ke Polisi. Itu karena mereka melukai tetangga masing-masing pakai batu.

Mak Kembar diadukan ke Polsek Patumbak, Kamis (1/12) siang. Sedangkan Abdul dilaporkan ke Polsek Pangkalan Brandan, Minggu (27/11) lalu.

Berkasusnya Mak Kembar bermula ketika dia dipergoki Boru Tampubolon (60) membuang sampah di ladang wanita tua tersebut. Boru Tampubolon yang pagi itu sedang bersih-bersih, langsung menegur Mak Kembar agar jangan membuang sampah di ladangnya.

“Dia buang sampah di ladangku pas aku lagi disana. Kubilang jangan kau buang sampah kemari, dia malah nggak terima. Ribut lah kami jadinya,” terang Br Tampubolon,

Tak puas ribut hanya dengan kata-kata, Mak Kembar mengambil batubata dan langsung melempar korban. Lemparan tersebut mendarat di kaki kanan Br Tampubolon hingga menyebabkan luka lebam. Hari itu juga dia bergegas buat pengaduan.

Sesampainya di Polsek Patumbak, korban disarankan Petugas SPK (Sentra Pelayanan Kepolisian) agar berkonsultasi terlebih dahulu dengan Polmas (Polisi Masyarakat) setempat.

Kasus yang dihadapi Abdul berbeda motif. Dia diadukan karena memukul pelipis mata kiri M. Ismail Daud (61) warga Perum Guru Bila Damai Lingkungan IV Teratai, Kelurahan Seibilah Timur, Sei Lepan, Langkat.

Pemukulan yang dilakukannya bukan dengan tangan kosong, tetapi memakai batu koral. Begitu batu mendarat, darah segar langsung mengucur di wajah Ismail.

Pertikaian antar dua pria uzur ini bermula dari teguran Alifah Muslimah (2) kepada Abdul. Bocah ini memanggil Abdul dengan sebutan Atok. Tidak terima, Alifah langsung dimarahi.

Namanya anak kecil, amukan Abdul dilaporkannya kepada Ismail. Tak terima cucunya dimarahi, Ismail mendatangi rumah Abdul yang hanya berjarak sekitar 50 meter.

Bukannya memberi penjelasan, Abdul langsung menyambut Ismail dengan pukulan ke pelipis pakai batu koral. “Begitu aku sampai, dia (Abdul) langsung mengambil batu dan memukulkannya ke pelipis mataku,” kata Ismail.

Melihat kejadian tersebut, warga yang kebetulan melintas langsung melerai mereka. Berikutnya korban ke puskesmas setempat. Ketika hendak bergegas berobat, dia sempat mendengar anak Abdul menantang untuk melaporkan pemukulan itu kepada polisi.

“Laporkan saja. Bawa saja deking kalian. Kalau bisa tangkap kami,” sebut Ismail mengulang ucapan anak Abdul. Tertantang, korban akhirnya melapor ke Polsek Pangkalan Brandan. Laporannya tertuang dalam STPL/257/XI/2016/SU/LKT/SEK-PKL.BRANDAN.

Kapolsek Pangkalan Brandan, AKP W.Sidabutar menyebutkan pihaknya akan memproses semua pengaduan yang diterima, tanpa terkecuali. Dia juga memastikan segera berkoordinasi dengan penyidik agar segera dikeluarkan surat penangkapan. (cr-23/jok/ras)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/