26.8 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Rumah Terbakar, Bocah 11 Tahun Terpanggang

Rumah semi permanen terbakar di Desa Marihat Dolok, Kecamatan Bintang Bayu, Sergai. (Anwar/PM)
Rumah semi permanen terbakar di Desa Marihat Dolok, Kecamatan Bintang Bayu, Sergai.
(Anwar/PM)

BINTANG BAYU, SUMUTPOS.CO  – Seorang bocah 11 tahun tewas terpanggang di dapur, kala rumah semi permanen tempatnya tinggal terbakar, Kamis (1/12) sekira pukul 10.30 WIB.

Korban bernasib tragis itu adalah Jumini. Dia merupakan anak sulung dari pasangan Abu Rizal (34) dan Tri Wahyuni (37) warga Dusun I, Desa Marihat Dolok, Kecamatan Bintang Bayu, Sergai.

Pagi itu kedua orangtua Jumini pergi kerja. Seperti biasa, bocah keterbelakangan mental dan mengidap sakit ayan itu ditinggal sendirian. Tak lama, istri Kepala Desa Marihat Dolok, Misnah melihat kepulan asap muncul dari dalam rumah.

Menit berikutnya tampak api membesar dan membakar dinding rumah. Melihat itu, warga sekitar berdatangan untuk memadamkan api. Namun api sangat cepat menyebar. Dalam hitungan menit seluruh rumah habis terbakar.

Ketika api mulai kecil dan rumah tinggal puing-puing, warga dikejutkan dengan adanya sosok manusia tewas terpanggang di sudut dapur dalam posisi duduk. Begitu diperiksa, ternyata korban adalah Jumini.

Oleh warga, kejadian tersebut langsung diberitahu kepada kedua orangtua korban. Seketika, Abu Rizal yang sibuk kerja bangunan meninggalkan pekerjaannya. Begitu juga Tri Wahyuni, buru bergegas meninggalkan jualannya di kantin SMK Negeri Bintang Bayu.

“Kami tidak mengetahaui kalau di dalam ada Jumini. Setelah api mulai membesar baru diketahui ternyata korban di rumah,” ujar Zainuddin (45), salah satu warga yang ikut berupaya memadamkan api.

Ditambahkannya, warga sekitar telah berulang kali mengingatkan Rizal dan Wahyuni agar jangan meninggalkan Jumini sendirian di rumah. Itu karena korban diketahui suka main api.

Syamsul Bahri (60), kakek Jumini mengatakan kalau korban dan adiknya biasa dititipkan kepada mereka jika mau berangkat bekerja. Namun pada hari nahas kemarin, si ibu tidak mengetahui Jumini keluar rumah secara diam diam.

“Gimanalah kondisi cucuku menderita keterbelakangan mental dan bisu sulit juga mengontrolnya, sementara itu orangtuanya sibuk mencari nafkah memenuhi kebutuhan sehari hari,” Syamsul sedih.

Berdasarkan keterangan yang peroleh polisi dari saksi-saksi, Jumini memiliki penyakit ayan dan gemar bermain api serta air. Korban juga kerap ditinggalkan sendirian dengan posisi rumah dikunci dari luar.

“Satu korban jiwa, dan kerugian mencapai puluhan juta. Namun belum diketahui pasti penyebabnya dan masih proses penyelidikan,” terang anggota Polsek Kotarih, Bripka M.Arifin.

Sementara itu, Camat Bintang Bayu, Sariful Azhar,SH langsung mendatangi lokasi kejadian begitu mendapat kabar ada warganya tewas akibat kebakaran.

Tidak sekadar datang, Sariful juga memberikan dukungan moril kepada warga. Turut diserahkan bantuan berupa beras, mie instan, air mineral dan sebagainya guna meringankan beban keluarga korban.

“Kita prihatin atas kejadian ini. Semoga keluarga korban tetap sabar dan kuat atas ujian berat ini,” ujar Sariful, selanjutnya berkoordinasi dengan tim tanggap darurat BPBD Sergai.

Di rumah duka, Rizal dan Wahyuni masih belum bisa diwawancarai karena masih terpukul atas peristiwa yang merengut nyawa putri sulung mereka. Oleh pihak keluarga, jenazah dikebumikan sore itu juga di TPU terdekat. (war/ras)

 

Rumah semi permanen terbakar di Desa Marihat Dolok, Kecamatan Bintang Bayu, Sergai. (Anwar/PM)
Rumah semi permanen terbakar di Desa Marihat Dolok, Kecamatan Bintang Bayu, Sergai.
(Anwar/PM)

BINTANG BAYU, SUMUTPOS.CO  – Seorang bocah 11 tahun tewas terpanggang di dapur, kala rumah semi permanen tempatnya tinggal terbakar, Kamis (1/12) sekira pukul 10.30 WIB.

Korban bernasib tragis itu adalah Jumini. Dia merupakan anak sulung dari pasangan Abu Rizal (34) dan Tri Wahyuni (37) warga Dusun I, Desa Marihat Dolok, Kecamatan Bintang Bayu, Sergai.

Pagi itu kedua orangtua Jumini pergi kerja. Seperti biasa, bocah keterbelakangan mental dan mengidap sakit ayan itu ditinggal sendirian. Tak lama, istri Kepala Desa Marihat Dolok, Misnah melihat kepulan asap muncul dari dalam rumah.

Menit berikutnya tampak api membesar dan membakar dinding rumah. Melihat itu, warga sekitar berdatangan untuk memadamkan api. Namun api sangat cepat menyebar. Dalam hitungan menit seluruh rumah habis terbakar.

Ketika api mulai kecil dan rumah tinggal puing-puing, warga dikejutkan dengan adanya sosok manusia tewas terpanggang di sudut dapur dalam posisi duduk. Begitu diperiksa, ternyata korban adalah Jumini.

Oleh warga, kejadian tersebut langsung diberitahu kepada kedua orangtua korban. Seketika, Abu Rizal yang sibuk kerja bangunan meninggalkan pekerjaannya. Begitu juga Tri Wahyuni, buru bergegas meninggalkan jualannya di kantin SMK Negeri Bintang Bayu.

“Kami tidak mengetahaui kalau di dalam ada Jumini. Setelah api mulai membesar baru diketahui ternyata korban di rumah,” ujar Zainuddin (45), salah satu warga yang ikut berupaya memadamkan api.

Ditambahkannya, warga sekitar telah berulang kali mengingatkan Rizal dan Wahyuni agar jangan meninggalkan Jumini sendirian di rumah. Itu karena korban diketahui suka main api.

Syamsul Bahri (60), kakek Jumini mengatakan kalau korban dan adiknya biasa dititipkan kepada mereka jika mau berangkat bekerja. Namun pada hari nahas kemarin, si ibu tidak mengetahui Jumini keluar rumah secara diam diam.

“Gimanalah kondisi cucuku menderita keterbelakangan mental dan bisu sulit juga mengontrolnya, sementara itu orangtuanya sibuk mencari nafkah memenuhi kebutuhan sehari hari,” Syamsul sedih.

Berdasarkan keterangan yang peroleh polisi dari saksi-saksi, Jumini memiliki penyakit ayan dan gemar bermain api serta air. Korban juga kerap ditinggalkan sendirian dengan posisi rumah dikunci dari luar.

“Satu korban jiwa, dan kerugian mencapai puluhan juta. Namun belum diketahui pasti penyebabnya dan masih proses penyelidikan,” terang anggota Polsek Kotarih, Bripka M.Arifin.

Sementara itu, Camat Bintang Bayu, Sariful Azhar,SH langsung mendatangi lokasi kejadian begitu mendapat kabar ada warganya tewas akibat kebakaran.

Tidak sekadar datang, Sariful juga memberikan dukungan moril kepada warga. Turut diserahkan bantuan berupa beras, mie instan, air mineral dan sebagainya guna meringankan beban keluarga korban.

“Kita prihatin atas kejadian ini. Semoga keluarga korban tetap sabar dan kuat atas ujian berat ini,” ujar Sariful, selanjutnya berkoordinasi dengan tim tanggap darurat BPBD Sergai.

Di rumah duka, Rizal dan Wahyuni masih belum bisa diwawancarai karena masih terpukul atas peristiwa yang merengut nyawa putri sulung mereka. Oleh pihak keluarga, jenazah dikebumikan sore itu juga di TPU terdekat. (war/ras)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/