MEDAN, SUMUTPOS.CO – Terus mencari keadilan untuk suaminya, Popy Andriani (22) menyambangi Kantor Kontras. Rencananya Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan itu akan mengirimkan bukti rekayasa kasus, berupa rekaman cctv saat penangkapan berlangsung.
Kepada Kordinator Kontras, Herdensi, Popy menceritakan peristiwa penangkapan suaminya, Jeri Orlando Ginting (38) di Hotel Robinson Medan. Dalam kedatangannya tersebut, Popy juga turut memberikan hasil rekaman CCTV penangkapan Jeri.
Usai menerima rekaman CCTV tersebut, Herdensi mengatakan, pihaknya akan mengirimkan rekaman tersebut ke Komnas HAM, Kampolnas, dan Mabes Polri. “Akan kita kirimkan rekaman ini ke Komnas HAM, Kompolnas dan Mabes Polri. Soalnya, dalam rekaman tersebut terdapat kejanggalan saat penangkapat Jeri tersebut,” ucapnya.
Lebih lanjut, Herdensi mengatakan, pihaknya juga akan mendampingi Popy saat membuat laporan ke Bid Propam Poldasu, Kamis (3/4). Setelah membuat laporan di Bid Propam tersebut, pihaknya juga akan membuat laporan ke Dit Krimum Poldasu. “Kita akan buat laporan ke Bid Propam dulu. Setelah itu, baru kita buat laporan secara pidana umumnya,” ucapnya.
Setelah itu, Herdensi mengatakan, apakah Popy mengetahui kalau Jeri merupakan bandar narkoba. Mendengar pernyataan Herdensi tersebut, Popy mengatakan dirinya tidak mengetahui. “Setahu saya suami saya bukan seorang bandar. Dan bukan juga seorang pemakai narkoba,” ucap Popy.
Usai mendengar pernyataan tersebut, Herdensi pun mengatakan pihaknya harus bergerak cepat. Pasalnya, kasus Jeri tersebut telah dilimpahkan ke kejaksaan. “Kita harus gerak cepat ini kak. Soalnya kasus ini sudah mereka limpahkan ke kejaksaan. Memang kasus ini belum P21, makanya kita harus gerak cepat. Bukan apa, soalnya nanti bisa saja suami kamu dibuat mereka menjadi pemakai. Makanya kita harus gerak cepat,” ucapnya.
Untuk itu, Herdensi meminta Popy membawa surat nikahnya sebagai bahan bukti kalau dirinya suami Jeri. Usai mendengarkan pernyataan tersebut, Popypun kemudian mengucapkan terima kasih kepada Herdensi yang mau menolongnya sebelum akhirnya meninggalkan Kantor KontraS. (ind/bd)