30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pemilik Toko Ponsel Tewas Dibantai Perampok

Ilustrasi Perampokan
Ilustrasi Perampokan

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Riyanto Marohot Silaen (35), pemilik toko telepon selular (ponsel) di Jalan Kampung Durian Kecamatan Medan Timur, ditemukan tak bernyawa di Jalan Komodor Laut Yos Sudarso Km 13, Lingkungan 4, Kelurahan Titipapan, Medan Deli.

Saat ditemukan, pria diduga korban perampokan ini dalam kondisi kedua tangan terikat, dengan bagian leher mengalami luka diduga bekas jeratan tali nilon, Minggu (2/11) pagi.

Informasi dihimpun Sumut Pos (Grup JPNN) menyebutkan, penemuan mayat yang sempat membuat heboh warga sekitar itu pertama kali diketahui Samaha Marbun, seorang pedagang di Persimpangan Komplek PTPN 4 Titipapan.

Pagi itu, sekitar pukul 06.30 WIB, pada saat akan membuka kios, saksi tanpa sengaja melihat seorang pria berpakaian rapi tegeletak persis di depan kios miliknya.

“Yang pertama kali menemukan si Marbun. Saat ditemukan di atas tubuh korban ada kayu balok bekas peranca bangunan. Sedangkan, tepat di sebelahnya ada sebuah cangkul,” sebut Indra (38), warga setempat.

Merasa curiga, Marbun lalu mendekatinya. Yakin, kalau pria tak dikenali olehnya sudah tak lagi bernyawa, ia pun lantas memberitahukannya kepada warga sekitar. Oleh warga, penemuan mayat itu kemudian dilaporkan pada Kepling, dan diteruskan ke aparat berwajib.

Aparat Polsek Medan Labuhan yang tiba di lokasi selanjutnya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Di tubuh korban, polisi mendapati luka berdarah melingkar pada bagian leher yang diduga merupakan bekas jeratan tali. Sedangkan, kedua pergelangan tangannya dalam kondisi terikat tali nilon.

Berdasarkan identitas KTP yang ditemukan di saku celana korban, diketahui kalau pria bermakai baju kaos berkerah warna putih, celana jeans biru dan memakai sepatu jenis pansus warna putih ini berdomisili di Jalan Kampung Durian, Kecamatan Medan Timur.

Setelah menghubungi pihak keluarganya, polisi kemudian mengevakuasi jenazah korban ke RSUD dr Pirngadi Medan, untuk otopsi.

Bismar Silaen (38), abang kandung korban mengatakan, kalau Sabtu (1/11) lalu korban dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion dan membawa uang tunai senilai Rp12 juta, pergi dari rumahnya bermaksud menuju ke Pasar Sambu, untuk berbelanja peralatan handpone. Namun, hingga menjelang tengah malam, Riyanto tak kunjung pulang.

“Adik saya ini sebelumnya pergi dari rumah sekitar jam 4 sore, dia ada bawa uang Rp12 juta dan 3 unit HP. Tengah malam tadi (Sabtu), saya bersama keluarga sempat mencarinya, tapi nggak ketemu. Sedangkan HP nya saat dihubungi tidak aktif, dan paginya kami dapat kabar kalau dia ditemukan dalam keadaan tak bernyawa lagi,” ujar, Binsar saat dimintai polisi.

Kapolsek Medan Labuhan, Kompol Ronny Oktavianus Sitompul saat dihubungi mengatakan, polisi belum bisa menyimpulkan apakah tewasnya Riyanto akibat kejahatan perampokan atau justru ada motif lain.

Hanya saja, sebut Ronny, dari luka dan kondisi mayat saat ditemukan, diduga kuat pedagang ponsel ini merupakan korban dari tindak kejahatan menggunakan kekerasan.

“Kasusnya masih dalam penyelidikan, jadi belum bisa kita simpulkan apakah motifnya perampokan atau karena faktor lain. Untuk saksi yang sudah kita periksa ada dua orang dari keluarga korban, dan warga di sekitar lokasi penemuan jasad korban,” ujar Ronny. (rul/adz)

Ilustrasi Perampokan
Ilustrasi Perampokan

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Riyanto Marohot Silaen (35), pemilik toko telepon selular (ponsel) di Jalan Kampung Durian Kecamatan Medan Timur, ditemukan tak bernyawa di Jalan Komodor Laut Yos Sudarso Km 13, Lingkungan 4, Kelurahan Titipapan, Medan Deli.

Saat ditemukan, pria diduga korban perampokan ini dalam kondisi kedua tangan terikat, dengan bagian leher mengalami luka diduga bekas jeratan tali nilon, Minggu (2/11) pagi.

Informasi dihimpun Sumut Pos (Grup JPNN) menyebutkan, penemuan mayat yang sempat membuat heboh warga sekitar itu pertama kali diketahui Samaha Marbun, seorang pedagang di Persimpangan Komplek PTPN 4 Titipapan.

Pagi itu, sekitar pukul 06.30 WIB, pada saat akan membuka kios, saksi tanpa sengaja melihat seorang pria berpakaian rapi tegeletak persis di depan kios miliknya.

“Yang pertama kali menemukan si Marbun. Saat ditemukan di atas tubuh korban ada kayu balok bekas peranca bangunan. Sedangkan, tepat di sebelahnya ada sebuah cangkul,” sebut Indra (38), warga setempat.

Merasa curiga, Marbun lalu mendekatinya. Yakin, kalau pria tak dikenali olehnya sudah tak lagi bernyawa, ia pun lantas memberitahukannya kepada warga sekitar. Oleh warga, penemuan mayat itu kemudian dilaporkan pada Kepling, dan diteruskan ke aparat berwajib.

Aparat Polsek Medan Labuhan yang tiba di lokasi selanjutnya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Di tubuh korban, polisi mendapati luka berdarah melingkar pada bagian leher yang diduga merupakan bekas jeratan tali. Sedangkan, kedua pergelangan tangannya dalam kondisi terikat tali nilon.

Berdasarkan identitas KTP yang ditemukan di saku celana korban, diketahui kalau pria bermakai baju kaos berkerah warna putih, celana jeans biru dan memakai sepatu jenis pansus warna putih ini berdomisili di Jalan Kampung Durian, Kecamatan Medan Timur.

Setelah menghubungi pihak keluarganya, polisi kemudian mengevakuasi jenazah korban ke RSUD dr Pirngadi Medan, untuk otopsi.

Bismar Silaen (38), abang kandung korban mengatakan, kalau Sabtu (1/11) lalu korban dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion dan membawa uang tunai senilai Rp12 juta, pergi dari rumahnya bermaksud menuju ke Pasar Sambu, untuk berbelanja peralatan handpone. Namun, hingga menjelang tengah malam, Riyanto tak kunjung pulang.

“Adik saya ini sebelumnya pergi dari rumah sekitar jam 4 sore, dia ada bawa uang Rp12 juta dan 3 unit HP. Tengah malam tadi (Sabtu), saya bersama keluarga sempat mencarinya, tapi nggak ketemu. Sedangkan HP nya saat dihubungi tidak aktif, dan paginya kami dapat kabar kalau dia ditemukan dalam keadaan tak bernyawa lagi,” ujar, Binsar saat dimintai polisi.

Kapolsek Medan Labuhan, Kompol Ronny Oktavianus Sitompul saat dihubungi mengatakan, polisi belum bisa menyimpulkan apakah tewasnya Riyanto akibat kejahatan perampokan atau justru ada motif lain.

Hanya saja, sebut Ronny, dari luka dan kondisi mayat saat ditemukan, diduga kuat pedagang ponsel ini merupakan korban dari tindak kejahatan menggunakan kekerasan.

“Kasusnya masih dalam penyelidikan, jadi belum bisa kita simpulkan apakah motifnya perampokan atau karena faktor lain. Untuk saksi yang sudah kita periksa ada dua orang dari keluarga korban, dan warga di sekitar lokasi penemuan jasad korban,” ujar Ronny. (rul/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/