TANJUNGBALAI, SUMUTPOS.CO – Sadis! Seorang bocah berusia 9 tahun meregang nyawa usai diperkosa dan dihujani tikaman di sekujur tubuhnya. Tak puas, pelaku lantas melanjutkan aksinya dengan membakar tubuh korban. Aksi keji itu belakangan diketahui dilakukan saudara sepupu korban berinisial HR (18).
Betapa hancurnya hati Ningsih ketika menemukan putrinya, HM tak bernyawa di belakang rumah neneknya di kawasan Esdengki Tanjungbalai, Kecamatan Tualang Raso, Kota Tanjung Balai, Minggu (2/3) malam. Apalagi, tubuh siswi Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD) itu penuh luka bakar.
Pada Minggu (2/3), bungsu dari tiga bersaudara buah hati pasangan Yuhan dan Ningsih itu pergi ke rumah Hasnah, neneknya, di kawasan Esdengki untuk makan siang. Usai makan, kepada neneknya, HM pamit pulang ke kediaman orangtuanya di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Pasar Baru. Saat itu, korban diantar HR (18), sepupunya yang tinggal bersama Hasnah. Keduanya berboncengan naik sepeda.
Namun hingga malam, HM tak kunjung tiba di rumah. Yuhan yang khawatir, lantas menanyakan keberadaan HM kepada para kerabatnya. Namun, tak seorang pun yang mengaku melihat HM. Saat ditanyakan kepada Hasnah, sang nenek mengatakan HM telah pamit pulang usai makan siang, dan diantar HR.
Pencarian dilanjutkan selepas Salat Isya. Yuhan pun bertemu HR. Namun, ketika ditanya keberadaan HM, HR mengaku sempat melihat sepupunya itu bermain dengan temantemannya di kawasan Pasiran. Tetapi ketika dicek, hasilnya nihil.
Berawal dari sini, keluarga mencurigai HR, remaja yang hanya mengecap pendidikan hingga kelas 3 SD itu. Sebab, tak lama berselang, HR menghilang. Konsentrasi pencarian diubah. Keluarga dan kerabat memfokuskan mencari HR. Sebab mereka curiga HR terkait dengan hilangnya HM. Akhirnya HR ditemukan di rumah salah seorang kerabat di Desa Bunga Sei Pasir, Sei Kepayang Barat.
“Waktu ketemu di rumah famili, terus ditanyainlah. Di sanalah dia mengaku sudah membunuh korban, dan membiarkan jasad korban di semaksemak, di belakang rumah nek Hasnah,” tutur salah seorang kerabat korban, yang ditemui di RSUD dr Tengku Mansyur Tanjungbalai, kemarin.
Setelah HR mengaku, keluarga menuju lokasi dimaksud. Benar, di sana ditemukan jenazah korban dalam kondisi yang sangat memrihatinkan. Selain tidak mengenakan pakaian, di tubuh korban ditemukan sejumlah luka bekas tusukan. Bahkan, tangan kanan korban menghitam akibat luka bakar. “Yang pertama kali menemukan jenazahnya adalah Ahmad Yani dan Amri, keluarga korban dari pihak ayahnya,” terang Mariani Hasibuan, kerabat korban.
Penemuan tersebut lantas disampaikan kepada polisi. Polisi pun turun ke lokasi, dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), Senin (3/3) sekitar pukul 02.00 WIB. Usai olah TKP, jenazah korban diboyong ke RSUD Tengku Mansyur, sebelum akhirnya diberangkatkan ke Pematangsiantar untuk diautopsi di Instalasi Forensik RSUD dr Djasamen Saragih.
dr Reinhard Hutahaean, penanggung jawab Unit Forensik RSUD dr Djasamen Saragih, usai melakukan otopsi menerangkan, terdapat luka tusukan hampir di sekujur tubuh korban. Selain itu, lengan kiri mengalami patah tulang. Sedangkan luka bakar yang ada di lengan kanan, menyebar mulai ketiak hingga telapak tangan.
JENAZAH DIOTOPSI KE SIANTAR
Senin (3/3) sekira pukul 13.30 WIB, jenazah siswi madrasah ibtidaiyah korban kekejaman saudara sepupunya, HR tiba di kamar mayat RSU Djasamen Saragih, Jalan Vihara. Tubuh kaku penuh luka tikaman itu tiba dengan mobil ambulan BK 7005 V milik RSU DR T Mansyur Kota Tanjung Balai.
Di tengah isak tangis keluarga, Mariani br Hasibuan (50), salah satu Nenek korban yang ikut mengantar jenazah menuturkan kemalangan keluarga korban seolah datang bertubi-tubi. Setelah sebelumnya rumah korban di Estengki terbakar, hingga harus direlokasi ke rumah susun milik Pemko Tanjung Balai. Kini giliran nyawa cucunya yang melayang di tangan sepupunya sendiri.
“Awalnya korban tinggal di Estengki, tapi setelah rumahnya kebarakan mereka dipindahkan pemerintah ke rumah susun yang ada di Pasar Baru,” ucapnya.
Mariana yang tampak begitu terpukul dengan kepergian cucunya, tak dapat berkomentar banyak.
Pantauan saat baru tiba kamar mayat, kondisi gadis belia itu sangat mengenaskan. Dimana, usus terburai bekas tusukan dan kemudian lengan kanan gosong bekas terbakar.
Hasil otopsi sementara, pihak forensik dr Reinhard menyebutkan, pada tubuh korban terdapat tusukan hampir sekujur tubuh. Selain itu, lengan kiri mengalami patah tulang, dan luka bakar pada lengan kanan mulai dari ketiak sampai ke telapak tangan.
PELAKU SUKA TERTAWA SENDIRI
HR, sepupu kandung korban yang juga sebagai pelaku dalam kasus terbunuhnya HM diketahui selama ini tinggal di rumah nenek Hasnah dan tidak memiliki pekerjaan. Hari-harinya pelaku diketahui rajin beribadah. Hal tersebut dikatakan Dean Prayogi (22) saudara korban.
Dean mengaku tidak menyangka Heri melakukan hal senekad ini, dimana ayah korban dan pelaku abang adik kandung. Ayah pelaku bernama Kani dan Ayah korban bernama Yuhan. “Memang setau kami, si Heri itu memiliki keterbelakngan mental, tapi dia rajin beribadah. Makanya tidak menyangka kalau dia nekad membunuh,” katanya.
Zulkarnaen (34) warga Selak Lancang, Kelurahan Selat Tanjung Medan, Kota Tanjung Balai, salah seoarang pak cik korban yang ikut ke kamar mayat mengatakan hal senada, kalau pelaku memiliki keterbelakangan mental. Pelaku suka bicara dan tertawa sendiri.
“Iya Bang, Heri itu memiliki keterbelakangan mental. Begitupun, tadi malam tak lama setelah mendapati jenazah, pihak keluarga langsung membuat laporan pengaduan ke Polres Tanjung Balai, persisnya sekitar pukul 00.00 WIB, atau setengah jam setelah jenazah ditemukan,” kata Julkarnaen.
Selesai melakukan otopsi, ditemani petugas Palang Merah Indonesia (PMI), Ilham, korban dibawa pulang ke Desa Estengki, Kecamatan Tualang Raso, Kota Tanjung Balai untuk langsung dikebumikan. (ilu/end/ing/bd)