27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Senjata Perampok Jenis FN, Peluru Buatan Pabrik

Foto: Gatha Ginting/PM Kerumunan warga melihat mobil milik pengusaha swalayan, yang di berondong perampok di Delitua.
Foto: Gatha Ginting/PM
Kerumunan warga melihat mobil milik pengusaha swalayan, yang di berondong perampok di Delitua.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Polisi mengalami kesulitan mengungkap aksi perampok bersenjata api yang menyebabkan sopir pengusaha swalayan kritis akibat 4 kali ditembak. Terlebih CCTV yang terpasang di sekitar lokasi tak merekam kejadian.

Tim laboratorium forensik Poldasu berserta jajaran Polresta Medan pun mengulangi hasil olah TKP sebelumnya.

“Tim masih mempelajari hasil temuan maupun olah kejadian perkara ulang yang dilakukan labfor, serta melakukan uji balistik terhadap dua proyektil peluru yang terdapat di TKP. Kita harap ada petunjuk dari sini, karena tanpa CCTV sangat sulit mendeteksi pelakunya,” ungkap sumber di kepolisian kepada Posmetro Medan, Kamis (3/7) siang.

Sementara itu, hasil penyidikan labfor, bahwa semua peluru datang dari berbagai arah dan semua menuju kearah sopir. “Tiga tembakan dengan pistol jenis FN masuk ke dalam mobil membantai korban. Semua peluru dari arah kiri mengarah ke arah supir. Selajutnya, pelaku mengeker perut korban hingga tembus ke jok mobil. Dari tangan kiri tembus ke tangan kanan,” ungkap petugas labfor saat melakukan olah TKP.

Apakah ada indikasi korban sengaja dihabisi dalam motif lain, selain perampokan? Penyidik dari Tim Labfor itu tak menutup kemungkinan tersebut. “Percobaan pembunuhan bisa, perampokan murni bisa, unsur dendam juga bisa. Maka dari itu pihak kepolisian mengumpulkan segala informasi sebanyak-banyaknya,” ucapnya.

Di lokasi luar mobil, petugas hanya menemukan selongsong saja. Dua dari empat peluru masih bersarang di bawah lantai mobil.

“Terpaksa dibelah ini mobil, karena proyektil peluru berada di dalam dan tidak bisa diambil. Harus dibelah ini mobil. Karena peluru menembus ke dalam bagian bawah lantai mobil,” ungkapnya.

Tak lama, petugas mulai membelah lantai mobil dan menemukan satu proyektil utuh berwarna kuning emas. Dan berkisar 10 menit kemudian, petugas membuka jok pintu mobil sebelah kanan. Petugas kembali menemukan pecahan proyektil timah yang terbelah dua di dalamnya. Untuk sementara ini petugas berhasil mendapat 4 proyektil, 4 selongsong dan 1 peluru aktif berukuran 9 mili meter.

“Setelah kita lakukan percobaan, satu proyektil terdapat dari arah kaca kiri membus kaca kanan dan peluru bersarang di dalam jok pintu kanan mobil. Sementara, satu peluru, kita temukan dari arah pintu kanan mobil menembus lantai batang mobil. Dan ini peluru pabrik dan bukan rakitan. Ini jelas senjata FN,” ungkap petugas lapotpor Polda Sumut itu.

Satu proyektil yang ditemukan di bawah batang mobil, masih memiliki nomor kode kepemilikan senjata dan asal senjata. “Dari empat, cuma satu yang masih utuh. Dari sini kita bisa mengetahui ini milik siapa dan dari kesatuan apa,” ujar petugas Laboatorium Forensik Polda Sumut bertopi tersebut.

“Jika diambil dari selongsong, kita hanya mengetahui kode pembuatan dan bukan kepemilikan. Jika peroyektil maka kita akan tau siapa pengunanya dan dari kesatuan mana dia berasal,” sambungnya.

Ketika ditanya lebih jauh, apakah yang melakukan penembakan tehadap korban lebih dari dua senjata. Petugas itu mengaku akan mengeceknya di Laboatorium terlebih dahulu. “Ini lah gunanya kita melakukan ini, karena kita mencari tau jenis peluru sama yang menembus tubuh korban. Atau ada senjta lain yang menembusnya. Nanti semua akan terlihat di lab,” ucapnya.

Di lokasi kejadian, Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Wahyu Bram enggan memberikan keterangan. “Selagi saya masih senyum, gampang itu semua. Kalau saya udah nggak senyum dah payah. Intinya tunggu aja kalau udah dapat. Nanti kita muat di media. Percuma saya tidak akan memberikan keterangan untuk ini,” ucap Wahyu Bram. (bar/tun/ind/bd)

Foto: Gatha Ginting/PM Kerumunan warga melihat mobil milik pengusaha swalayan, yang di berondong perampok di Delitua.
Foto: Gatha Ginting/PM
Kerumunan warga melihat mobil milik pengusaha swalayan, yang di berondong perampok di Delitua.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Polisi mengalami kesulitan mengungkap aksi perampok bersenjata api yang menyebabkan sopir pengusaha swalayan kritis akibat 4 kali ditembak. Terlebih CCTV yang terpasang di sekitar lokasi tak merekam kejadian.

Tim laboratorium forensik Poldasu berserta jajaran Polresta Medan pun mengulangi hasil olah TKP sebelumnya.

“Tim masih mempelajari hasil temuan maupun olah kejadian perkara ulang yang dilakukan labfor, serta melakukan uji balistik terhadap dua proyektil peluru yang terdapat di TKP. Kita harap ada petunjuk dari sini, karena tanpa CCTV sangat sulit mendeteksi pelakunya,” ungkap sumber di kepolisian kepada Posmetro Medan, Kamis (3/7) siang.

Sementara itu, hasil penyidikan labfor, bahwa semua peluru datang dari berbagai arah dan semua menuju kearah sopir. “Tiga tembakan dengan pistol jenis FN masuk ke dalam mobil membantai korban. Semua peluru dari arah kiri mengarah ke arah supir. Selajutnya, pelaku mengeker perut korban hingga tembus ke jok mobil. Dari tangan kiri tembus ke tangan kanan,” ungkap petugas labfor saat melakukan olah TKP.

Apakah ada indikasi korban sengaja dihabisi dalam motif lain, selain perampokan? Penyidik dari Tim Labfor itu tak menutup kemungkinan tersebut. “Percobaan pembunuhan bisa, perampokan murni bisa, unsur dendam juga bisa. Maka dari itu pihak kepolisian mengumpulkan segala informasi sebanyak-banyaknya,” ucapnya.

Di lokasi luar mobil, petugas hanya menemukan selongsong saja. Dua dari empat peluru masih bersarang di bawah lantai mobil.

“Terpaksa dibelah ini mobil, karena proyektil peluru berada di dalam dan tidak bisa diambil. Harus dibelah ini mobil. Karena peluru menembus ke dalam bagian bawah lantai mobil,” ungkapnya.

Tak lama, petugas mulai membelah lantai mobil dan menemukan satu proyektil utuh berwarna kuning emas. Dan berkisar 10 menit kemudian, petugas membuka jok pintu mobil sebelah kanan. Petugas kembali menemukan pecahan proyektil timah yang terbelah dua di dalamnya. Untuk sementara ini petugas berhasil mendapat 4 proyektil, 4 selongsong dan 1 peluru aktif berukuran 9 mili meter.

“Setelah kita lakukan percobaan, satu proyektil terdapat dari arah kaca kiri membus kaca kanan dan peluru bersarang di dalam jok pintu kanan mobil. Sementara, satu peluru, kita temukan dari arah pintu kanan mobil menembus lantai batang mobil. Dan ini peluru pabrik dan bukan rakitan. Ini jelas senjata FN,” ungkap petugas lapotpor Polda Sumut itu.

Satu proyektil yang ditemukan di bawah batang mobil, masih memiliki nomor kode kepemilikan senjata dan asal senjata. “Dari empat, cuma satu yang masih utuh. Dari sini kita bisa mengetahui ini milik siapa dan dari kesatuan apa,” ujar petugas Laboatorium Forensik Polda Sumut bertopi tersebut.

“Jika diambil dari selongsong, kita hanya mengetahui kode pembuatan dan bukan kepemilikan. Jika peroyektil maka kita akan tau siapa pengunanya dan dari kesatuan mana dia berasal,” sambungnya.

Ketika ditanya lebih jauh, apakah yang melakukan penembakan tehadap korban lebih dari dua senjata. Petugas itu mengaku akan mengeceknya di Laboatorium terlebih dahulu. “Ini lah gunanya kita melakukan ini, karena kita mencari tau jenis peluru sama yang menembus tubuh korban. Atau ada senjta lain yang menembusnya. Nanti semua akan terlihat di lab,” ucapnya.

Di lokasi kejadian, Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Wahyu Bram enggan memberikan keterangan. “Selagi saya masih senyum, gampang itu semua. Kalau saya udah nggak senyum dah payah. Intinya tunggu aja kalau udah dapat. Nanti kita muat di media. Percuma saya tidak akan memberikan keterangan untuk ini,” ucap Wahyu Bram. (bar/tun/ind/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/