31.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Tak Terima Didoakan Bila Sakit Langsung Mati, Anggota Polantas Hajar Sopir Ambulance

DAMAI: Anggota Polantas Polres Tebingtinggi, Brigadir Urat M Pasaribu berdamai dengan sopir ambulance, Zulpan.
SOPIAN/SUMUT POS
DAMAI: Anggota Polantas Polres Tebingtinggi, Brigadir Urat M Pasaribu berdamai dengan sopir ambulance, Zulpan. SOPIAN/SUMUT POS

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Tak terima didoakan bila sakit langsung mati, seorang anggota Satlantas Polres Tebingtinggi naik pitam. Brigadir Urat M Pasaribu langsung menghajar Zulpan, sopir ambulance Rumah Sakit (RS) Sri Pamela Tebingtinggi.

PERISTIWA terjadi di simpang empat, Jalan Sudirman/Jalan KF Tendean, Kota Tebingtinggi, Sabtu (2/11). Awalnya, Zulpan sedang membawa pasien untuk scaning di RSUD Dr Kumpulan Pane Kota Tebingtinggi.

“Ya benar, ada pemukulan itu,” kata seorang karyawan RS Sri Pamela Kota Tebingtinggi berinisial AR.

Karena sudah lampu hijau, Zulpan menyalakan klakson dan sirine di Jalan Sudirman Kota Tebingtinggi. Kuat dugaan, Brigadir Urat risih dan tidak terima.

“Mungkin tak terima dia. Anggota Polantas Polres menghentikan kenderaan ambulance dengan mencabut kunci,” kata AR.

Akibatnya, Zulpan dan Brigadir Urat terlibat adu mulut. Diduga tak kuasa menahan emosi, Brigadir Urat memukul Zulpan.

“Si sopir sempat mau membalas tapi tak jadi. Mungkin kawan si sopir itu merekam dan menyebarnya ke medsos (media sosial),” tutur AR.

Sedangkan pihak Polres Tebingtinggi mengaku pertengkaran keduanya akibat salah paham. Saat itu, Brigadir Urat dan bersama Aiptu Irwansayah sedang melakukan tugas di lokasi kejadian.

Saat bersamaan, Zulpan yang mengendarai ambulance RS Sri Pamela melintas sembari membunyikan klakson dan sirine. Padahal saat itu, macet karena anak-anak pulang dari sekolah Karisma di Jalan KF Tandean.

Brigadir Urat kemudian menegur Zulpan agar bersabar karena masih macet. Namun Zulpan agaknya tidak terima.

“Kau nggak pernah sakit?” tanya Zulpan kepada Brigadir Urat seperti yang ditirukan salah satu anggota Satlantas saat mediasi keduanya di ruangan Seksi Propam Polres Tebingtinggi.

“Nggak,” jawab Brigadir Urat.

“Mudah-mudahan nanti kalau sakit langsung mati,” seru Zulpan kepada Brigadir Urat.

Mendengar perkataan bermakna doa itu, Brigadir Urat naik pitam. Ia mendatangi dan terjadi keributan.

“Langsung dilerai masyarakat,” tuturnya.

Dalam video yang tersebut, menurut Polres Tebingtinggi tidak ada niat Brigadir Urat untuk memukul sopir ambulance. Namun hanya untuk mengambil kunci.

“Saat ini sudah dilakukan mediasi dan keduanya sudah saling memaafkan. Keributan kemarin hanya karena kesalahpahaman,” jelasnya.

Kasat Lantas Polres Tebingtinggi AKP Sarifudin Siagian membenarkan kejadian tersebut. “Sudah diambil jalan mediasi dan keduanya saling damai,” ujarnya kepada media.(ian/ala)

DAMAI: Anggota Polantas Polres Tebingtinggi, Brigadir Urat M Pasaribu berdamai dengan sopir ambulance, Zulpan.
SOPIAN/SUMUT POS
DAMAI: Anggota Polantas Polres Tebingtinggi, Brigadir Urat M Pasaribu berdamai dengan sopir ambulance, Zulpan. SOPIAN/SUMUT POS

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Tak terima didoakan bila sakit langsung mati, seorang anggota Satlantas Polres Tebingtinggi naik pitam. Brigadir Urat M Pasaribu langsung menghajar Zulpan, sopir ambulance Rumah Sakit (RS) Sri Pamela Tebingtinggi.

PERISTIWA terjadi di simpang empat, Jalan Sudirman/Jalan KF Tendean, Kota Tebingtinggi, Sabtu (2/11). Awalnya, Zulpan sedang membawa pasien untuk scaning di RSUD Dr Kumpulan Pane Kota Tebingtinggi.

“Ya benar, ada pemukulan itu,” kata seorang karyawan RS Sri Pamela Kota Tebingtinggi berinisial AR.

Karena sudah lampu hijau, Zulpan menyalakan klakson dan sirine di Jalan Sudirman Kota Tebingtinggi. Kuat dugaan, Brigadir Urat risih dan tidak terima.

“Mungkin tak terima dia. Anggota Polantas Polres menghentikan kenderaan ambulance dengan mencabut kunci,” kata AR.

Akibatnya, Zulpan dan Brigadir Urat terlibat adu mulut. Diduga tak kuasa menahan emosi, Brigadir Urat memukul Zulpan.

“Si sopir sempat mau membalas tapi tak jadi. Mungkin kawan si sopir itu merekam dan menyebarnya ke medsos (media sosial),” tutur AR.

Sedangkan pihak Polres Tebingtinggi mengaku pertengkaran keduanya akibat salah paham. Saat itu, Brigadir Urat dan bersama Aiptu Irwansayah sedang melakukan tugas di lokasi kejadian.

Saat bersamaan, Zulpan yang mengendarai ambulance RS Sri Pamela melintas sembari membunyikan klakson dan sirine. Padahal saat itu, macet karena anak-anak pulang dari sekolah Karisma di Jalan KF Tandean.

Brigadir Urat kemudian menegur Zulpan agar bersabar karena masih macet. Namun Zulpan agaknya tidak terima.

“Kau nggak pernah sakit?” tanya Zulpan kepada Brigadir Urat seperti yang ditirukan salah satu anggota Satlantas saat mediasi keduanya di ruangan Seksi Propam Polres Tebingtinggi.

“Nggak,” jawab Brigadir Urat.

“Mudah-mudahan nanti kalau sakit langsung mati,” seru Zulpan kepada Brigadir Urat.

Mendengar perkataan bermakna doa itu, Brigadir Urat naik pitam. Ia mendatangi dan terjadi keributan.

“Langsung dilerai masyarakat,” tuturnya.

Dalam video yang tersebut, menurut Polres Tebingtinggi tidak ada niat Brigadir Urat untuk memukul sopir ambulance. Namun hanya untuk mengambil kunci.

“Saat ini sudah dilakukan mediasi dan keduanya sudah saling memaafkan. Keributan kemarin hanya karena kesalahpahaman,” jelasnya.

Kasat Lantas Polres Tebingtinggi AKP Sarifudin Siagian membenarkan kejadian tersebut. “Sudah diambil jalan mediasi dan keduanya saling damai,” ujarnya kepada media.(ian/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/