25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Lilin Ludeskan 15 Rumah di Aceh, Dua Tewas

BIREUEN, SUMUTPOS.CO – Peristiwa kebakaran terus memakan korban jiwa. Martunis Baktiar (19) dan Mistahuddin (23), kemarin (4/2) tewas terpanggang. Di lokasi berbeda, meski tak memakan korban jiwa, namun 15 rumah ludes gara-gara sebuah lilin.

Dua korban merupakan pekerja warung kopi di kawasan Gampong Pineung Seuribe, Samalanga, Bireuen, Aceh. Selain keduanya, Husaini Mukhtar (23), menderita luka bakar serius, dirawat intensif di IGD RSUD dr Fauziah.

Berdasarkan keterangan Kapolres Bireuen AKBP M.Ali Kadafi, SIK melalui Kapolsek Samalanga, Iptu Saleh Amri menyebutkan kebakaran kedai kopi itu berlangsung, Selasa (4/3) sekira 02.00 WIB.

Mirisnya lagi, ketiga korban diketahui baru lima hari berjualan kopi. Namun selain itu, mereka juga menjual BBM eceran dan doorsmer. “Setiap malam, bensin itu dibawa masuk ke dalam warung. Para pekerja itu, tidur di bagian langit-langit toko. Diduga, saat lagi tidur, ada yang merokok dan jatuh ke bawah. Untuk sumber api, masih dalam penyelidikan,” ungkap Iptu Saleh Amri.

Saat korban terbangun, kobaran api sudah membesar. Dua pekerja, meninggal di lokasi kejadian. Sementara satu rekannya menderita luka bakar serius, di bagian wajah, badan serta dibagian kaki. “Korban dievakuasi ke IGD BLU RSUD dr Fauziah Bireuen,” jelas Kapolsek.

Sementara itu Fatimah (49) orangtua dari korban Husaini Mukhtar (23) korban selamat, ditemui di IGD RSUD dr Fauziah mengatakan, korban anak ke tiga, dari tujuh bersaudara.

Fatimah dan anggota keluarganya, belum mengetahui persis, sebab terjadinya kebakaran itu. “Namun setahu kami lokasi ruko terbakar itu berada, sepi agak jauh dari rumah warga,” ujarnya.

 

15 RUMAH LUDES

Sementara itu, di lokasi berbeda, si jago merah meluluhlantakkan 15 rumah di Dusun Abdul Khadir, Gampong Beurawe, Kecamatan Kuta Alam, Senin (3/3) sekitar pukul 22.10 WIB.

Kejadian sempat membuat panik bagi warga Beurawe terutama warga yang tinggal tak jauh dari kepungan api. Api dengan sangat mudah menyambar antara satu rumah ke rumah lainnya. Akibatnya ada 15 rumah ikut ludes terbakar. Ini karena material rumah yang terbuat dari kayu dan saling berdempetan.

Menurut warga, sumber berasal dari lilin. Sebab, ketika kebakaran terjadi lampu listrik dalam keadaan mati. “Kami rata-rata tinggal di sini sekeluarga, ada juga sebelahnya anak kost. Sumber api dari deretan anak kost yang mungkin memasang lilin,” ujar salah seorang korban Mukhlis, Selasa (4/3).

Ia mengakui, sudah hampir empat tahun tinggal di rumah kontrakan. Bersama isteri dan satu orang anaknya yang masih kecil. Dalam kebakaran ini, tak ada yang dapat diselamatkan, kecuali hanya pakaian di badan. “Semua sudah habis, tak ada yang dapat diselamatkan,” ungkapnya yang merupakan warga Sigli, Kabupaten Pidie.

Diakuinya, armada mobil unit pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi kebakaran. Namun, api dengan sangat cepat menghanguskan belasan rumah. “Kemungkinan untuk sementara tidur di tenda dulu,” katanya.

Pantauan di lokasi, masyarakat berbondong-bondong mendatangi lokasi untuk melihat langsung musibah tersebut. Perangkat Gampong Beurawe sudah memasang tenda yang dijadikan sebagai tempat pengungsian para korban kebakaran. (mat/rus/r.aceh/bd)

BIREUEN, SUMUTPOS.CO – Peristiwa kebakaran terus memakan korban jiwa. Martunis Baktiar (19) dan Mistahuddin (23), kemarin (4/2) tewas terpanggang. Di lokasi berbeda, meski tak memakan korban jiwa, namun 15 rumah ludes gara-gara sebuah lilin.

Dua korban merupakan pekerja warung kopi di kawasan Gampong Pineung Seuribe, Samalanga, Bireuen, Aceh. Selain keduanya, Husaini Mukhtar (23), menderita luka bakar serius, dirawat intensif di IGD RSUD dr Fauziah.

Berdasarkan keterangan Kapolres Bireuen AKBP M.Ali Kadafi, SIK melalui Kapolsek Samalanga, Iptu Saleh Amri menyebutkan kebakaran kedai kopi itu berlangsung, Selasa (4/3) sekira 02.00 WIB.

Mirisnya lagi, ketiga korban diketahui baru lima hari berjualan kopi. Namun selain itu, mereka juga menjual BBM eceran dan doorsmer. “Setiap malam, bensin itu dibawa masuk ke dalam warung. Para pekerja itu, tidur di bagian langit-langit toko. Diduga, saat lagi tidur, ada yang merokok dan jatuh ke bawah. Untuk sumber api, masih dalam penyelidikan,” ungkap Iptu Saleh Amri.

Saat korban terbangun, kobaran api sudah membesar. Dua pekerja, meninggal di lokasi kejadian. Sementara satu rekannya menderita luka bakar serius, di bagian wajah, badan serta dibagian kaki. “Korban dievakuasi ke IGD BLU RSUD dr Fauziah Bireuen,” jelas Kapolsek.

Sementara itu Fatimah (49) orangtua dari korban Husaini Mukhtar (23) korban selamat, ditemui di IGD RSUD dr Fauziah mengatakan, korban anak ke tiga, dari tujuh bersaudara.

Fatimah dan anggota keluarganya, belum mengetahui persis, sebab terjadinya kebakaran itu. “Namun setahu kami lokasi ruko terbakar itu berada, sepi agak jauh dari rumah warga,” ujarnya.

 

15 RUMAH LUDES

Sementara itu, di lokasi berbeda, si jago merah meluluhlantakkan 15 rumah di Dusun Abdul Khadir, Gampong Beurawe, Kecamatan Kuta Alam, Senin (3/3) sekitar pukul 22.10 WIB.

Kejadian sempat membuat panik bagi warga Beurawe terutama warga yang tinggal tak jauh dari kepungan api. Api dengan sangat mudah menyambar antara satu rumah ke rumah lainnya. Akibatnya ada 15 rumah ikut ludes terbakar. Ini karena material rumah yang terbuat dari kayu dan saling berdempetan.

Menurut warga, sumber berasal dari lilin. Sebab, ketika kebakaran terjadi lampu listrik dalam keadaan mati. “Kami rata-rata tinggal di sini sekeluarga, ada juga sebelahnya anak kost. Sumber api dari deretan anak kost yang mungkin memasang lilin,” ujar salah seorang korban Mukhlis, Selasa (4/3).

Ia mengakui, sudah hampir empat tahun tinggal di rumah kontrakan. Bersama isteri dan satu orang anaknya yang masih kecil. Dalam kebakaran ini, tak ada yang dapat diselamatkan, kecuali hanya pakaian di badan. “Semua sudah habis, tak ada yang dapat diselamatkan,” ungkapnya yang merupakan warga Sigli, Kabupaten Pidie.

Diakuinya, armada mobil unit pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi kebakaran. Namun, api dengan sangat cepat menghanguskan belasan rumah. “Kemungkinan untuk sementara tidur di tenda dulu,” katanya.

Pantauan di lokasi, masyarakat berbondong-bondong mendatangi lokasi untuk melihat langsung musibah tersebut. Perangkat Gampong Beurawe sudah memasang tenda yang dijadikan sebagai tempat pengungsian para korban kebakaran. (mat/rus/r.aceh/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/