26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pengunjung Key Garden Diduga OD Ekstasi

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Korban kritis yang diduga akibat overdosis berinisial IN (22) mulai sadarkan diri di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djoelham Binjai. Namun, pucuk pimpinan pada rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemko) Binjai ini terkesan mengunci informasi terkait dugaan overdosis tersebut.

Informasi dirangkum, IN yang kabarnya berdomisili di Binjai Selatan ini datang diantarkan ke RSUD Djoelham dalam keadaan kritis bersama temannya berinisial IS (21) warga Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sabtu (4/3/2023). Mereka bersama teman-temannya diduga mengkonsumsi pil ekstasi merek tengkorak di Key Garden, Jalan Sei Petani, Dusun Tanjung Pamah, Desa Namorube Julu, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang.

Mereka diduga mengkonsumsi ekstasi tersebut bersamaan dengan minuman keras. Alhasil, dosis yang kelebihan mengakibatkan nyawa IS melayang.

Korban kritis diduga OD pil ekstasi mulai siuman dirawat di Ruang Sedap Malam Lantai 3 RSUD Djoelham Binjai.Teddy Akbari/Sumut Pos.

IS dinyatakan lebih dulu meninggal dunia, sementara IN sempat kritis di Key Garden pun diduga tidak buru-buru mendapatkan perawatan medis. Pantauan wartawan di RSUD Djoelham, IN sudah dipindahkan ke Ruangan Sedap Malam lantai 3.

Saat diantarkan dalam keadaan kritis, IN sempat menjalani perawatan medis di Ruang ICU. “Saya kenal yang OD itu. Awalnya mereka dugem di dalam diskotik, dan paginya mereka lanjut dengan membawa minuman alkohol. Lalu saya dengar kabar dari teman saya, IF dan IN overdosis,” kata teman korban.

Kejadian pengunjung Key Garden yang meregang nyawa diduga akibat overdosis bukan kali pertama terjadi. Muncul dugaan peredaran narkotika jenis pil ekstasi marak di tempat hiburan malam tersebut.

Pasalnya, pengunjung yang menikmati dentuman musik kerap terdengar meregang nyawa usai mengkonsumsi inex yang diduga disediakan oleh menejemen Key Garden. Disebut-sebut, anggota kepolisian sempat berjaga di RSUD Djoelham untuk memantau kondisi korban.

Namun pantauan Senin (6/3/2023), tidak terlihat adanya anggota kepolisian dari Polsek Kutalimbaru. “Hari ini sudah bisa pulang. Kalau ditanya ada anggota polisi yang jaga kemarin, kami enggak tahu. Karena di sini shift yang jaga selalu berganti,” ucap seorang perawat di RSUD Djoelham.

Di Ruang Sedap Malam, IN masih terlihat lemas di atas tempat tidurnya. Korban dijaga oleh seorang pria.

“Pamannya itu (pria yang jaga),” kata perawat RSUD Djoelham.

Sementara, Direktur RSUD Djoelham, dr David Imanuel Tambun tidak dapat dikonfirmasi. Didatangi ke ruangannya di lantai 4, orang nomor satu di RSUD Djoelham Binjai ini ogah menemui wartawan yang datang ingin melakukan konfirmasi.

“Lagi rapat sama bagian keuangan,” kata staf dr David yang jaga pintu depannya.

Wartawan kemudian bersedia menunggu untuk mendapat konfirmasi hasil diagnosa dokter terhadap IN. Pun begitu, dr David juga ogah menemui wartawan.

“Kata bapak (Direktur RSUD Djoelham Binjai), ke Kabid Pelayanan aja. Di Pemko dia (Kabid Pelayanan) itu, ada rapat juga,” ujar staf tersebut.

RSUD Djoelham terkesan menutup diri soal dugaan overdosis tersebut. Kedatangan wartawan ingin bertanya mengenai diagnosa yang dialami korban, apakah masa kritis yang dialaminya karena overdosis pil ekstasi atau bukan.

Namun, RSUD Djoelham malah terkesan mengunci informasi tersebut. Pantas saja, pelayanan publik di Kota Binjai mendapat raport merah berdasarkan penilaian Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sumatera Utara.

Buruknya pelayanan publik di Pemerintah Kota Binjai disebut-sebut karena penilaian pada RSUD Djoelham yang tidak prima kepada masyarakat. Meski sudah raih prestasi raport merah, RSUD Djoelham Binjai tidak melakukan perbaikan.

Sebagaimana diketahui, Diskotek Key Garden sudah beberapa kali ganti nama. Awalnya, Diskotek Key Garden bernama Titanic Frog, lalu berubah menjadi Cafe Flower.

Karena beberapa kali digerebek dan kerap ada yang overdosis, hiburan malam ini kemudian berubah nama menjadi Sky Garden. Selanjutnya, Sky Garden disegel pada tahun 2022 silam oleh Pemprov Sumut.

Usai disegel dan tak jelas penindakannya, hiburan malam ini berubah nama lagi menjadi Diskotek Key Garden. Dan akhirnya, Diskotek Key Garden yang diduga milik ST tetap beroperasi hingga terus menimbulkan korban tewas akibat overdosis narkotika jenis pil ekstasi. (ted/azw)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Korban kritis yang diduga akibat overdosis berinisial IN (22) mulai sadarkan diri di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djoelham Binjai. Namun, pucuk pimpinan pada rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemko) Binjai ini terkesan mengunci informasi terkait dugaan overdosis tersebut.

Informasi dirangkum, IN yang kabarnya berdomisili di Binjai Selatan ini datang diantarkan ke RSUD Djoelham dalam keadaan kritis bersama temannya berinisial IS (21) warga Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sabtu (4/3/2023). Mereka bersama teman-temannya diduga mengkonsumsi pil ekstasi merek tengkorak di Key Garden, Jalan Sei Petani, Dusun Tanjung Pamah, Desa Namorube Julu, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang.

Mereka diduga mengkonsumsi ekstasi tersebut bersamaan dengan minuman keras. Alhasil, dosis yang kelebihan mengakibatkan nyawa IS melayang.

Korban kritis diduga OD pil ekstasi mulai siuman dirawat di Ruang Sedap Malam Lantai 3 RSUD Djoelham Binjai.Teddy Akbari/Sumut Pos.

IS dinyatakan lebih dulu meninggal dunia, sementara IN sempat kritis di Key Garden pun diduga tidak buru-buru mendapatkan perawatan medis. Pantauan wartawan di RSUD Djoelham, IN sudah dipindahkan ke Ruangan Sedap Malam lantai 3.

Saat diantarkan dalam keadaan kritis, IN sempat menjalani perawatan medis di Ruang ICU. “Saya kenal yang OD itu. Awalnya mereka dugem di dalam diskotik, dan paginya mereka lanjut dengan membawa minuman alkohol. Lalu saya dengar kabar dari teman saya, IF dan IN overdosis,” kata teman korban.

Kejadian pengunjung Key Garden yang meregang nyawa diduga akibat overdosis bukan kali pertama terjadi. Muncul dugaan peredaran narkotika jenis pil ekstasi marak di tempat hiburan malam tersebut.

Pasalnya, pengunjung yang menikmati dentuman musik kerap terdengar meregang nyawa usai mengkonsumsi inex yang diduga disediakan oleh menejemen Key Garden. Disebut-sebut, anggota kepolisian sempat berjaga di RSUD Djoelham untuk memantau kondisi korban.

Namun pantauan Senin (6/3/2023), tidak terlihat adanya anggota kepolisian dari Polsek Kutalimbaru. “Hari ini sudah bisa pulang. Kalau ditanya ada anggota polisi yang jaga kemarin, kami enggak tahu. Karena di sini shift yang jaga selalu berganti,” ucap seorang perawat di RSUD Djoelham.

Di Ruang Sedap Malam, IN masih terlihat lemas di atas tempat tidurnya. Korban dijaga oleh seorang pria.

“Pamannya itu (pria yang jaga),” kata perawat RSUD Djoelham.

Sementara, Direktur RSUD Djoelham, dr David Imanuel Tambun tidak dapat dikonfirmasi. Didatangi ke ruangannya di lantai 4, orang nomor satu di RSUD Djoelham Binjai ini ogah menemui wartawan yang datang ingin melakukan konfirmasi.

“Lagi rapat sama bagian keuangan,” kata staf dr David yang jaga pintu depannya.

Wartawan kemudian bersedia menunggu untuk mendapat konfirmasi hasil diagnosa dokter terhadap IN. Pun begitu, dr David juga ogah menemui wartawan.

“Kata bapak (Direktur RSUD Djoelham Binjai), ke Kabid Pelayanan aja. Di Pemko dia (Kabid Pelayanan) itu, ada rapat juga,” ujar staf tersebut.

RSUD Djoelham terkesan menutup diri soal dugaan overdosis tersebut. Kedatangan wartawan ingin bertanya mengenai diagnosa yang dialami korban, apakah masa kritis yang dialaminya karena overdosis pil ekstasi atau bukan.

Namun, RSUD Djoelham malah terkesan mengunci informasi tersebut. Pantas saja, pelayanan publik di Kota Binjai mendapat raport merah berdasarkan penilaian Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sumatera Utara.

Buruknya pelayanan publik di Pemerintah Kota Binjai disebut-sebut karena penilaian pada RSUD Djoelham yang tidak prima kepada masyarakat. Meski sudah raih prestasi raport merah, RSUD Djoelham Binjai tidak melakukan perbaikan.

Sebagaimana diketahui, Diskotek Key Garden sudah beberapa kali ganti nama. Awalnya, Diskotek Key Garden bernama Titanic Frog, lalu berubah menjadi Cafe Flower.

Karena beberapa kali digerebek dan kerap ada yang overdosis, hiburan malam ini kemudian berubah nama menjadi Sky Garden. Selanjutnya, Sky Garden disegel pada tahun 2022 silam oleh Pemprov Sumut.

Usai disegel dan tak jelas penindakannya, hiburan malam ini berubah nama lagi menjadi Diskotek Key Garden. Dan akhirnya, Diskotek Key Garden yang diduga milik ST tetap beroperasi hingga terus menimbulkan korban tewas akibat overdosis narkotika jenis pil ekstasi. (ted/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/