26 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Tujuh Paranormal Gagal Menerawang si Bidan

Foto: Amri/PM Foto Sinari boru Tumanggor, mahasiswi Akbid Doloksanggul yang hilang, diduga diculik pria ngaku aparat kenalannya via facebook.
Foto: Amri/PM
Foto Sinari boru Tumanggor, mahasiswi Akbid Doloksanggul yang hilang, diduga diculik pria ngaku aparat kenalannya via facebook.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Selain mengadu ke polisi, keluarga H Sinari br Tumanggor (22), juga mengerahkan tujuh paranormal untuk mencari gadis itu. Namun ketujuh paranormal gagal menunjukkan keberadaan bidan lulusan salah satu Akbid di Humbahas, yang hilang di Medan sejak Sabtu (28/3) sore lalu itu.

Yang membuat keluarga heran, ponsel Sinari masih aktif, namun tak diangkat saat dihubungi. Juga tak membalas SMS yang dikirim.

Wiwik (29), kakak Sinari mengatakan, para dukun yang dilibatkan mencari Sinari (bukan mahasiswi Akbid tapi sudah bidan, red), berasal dari Desa Sei Bamban, Serdang Bedagai.

“Sejak tadi malam, para dukun bersemedi di rumah. Mereka mengasapi baju Sinari dengan kemenyan, terus menerawang di mana Sinari. Kata dukun itu, Sinari masih berada di sekitar Medan dan dalam pengawasan lelaki yang menculiknya,” ujar Kakak Sinari itu, saat kembali mendatangi Polsek Percut Seituan, mempertanyakan hasil pencarian polisi, Sabtu (4/4) sore.

Masih kata Wiwik, para dukun yang menerawang keberadaan Sinari mengaku, kalau pria yang menculik Sinari ingin sekali menikahi adiknya itu. Namun Sinari menolak dan membuat lelaki tersebut marah kemudian nekat menyekapnya di sebuah kamar.

“Kami takut kalau Sinari diapa-apain sama laki-laki itu. Karena tadi malam para dukun yang menerawang bilang, Nari disekap, makanya kami kemari,” ujar Wiwik lagi.

Wiwik juga makin kuatir usai mendapat telepon dari kampung. “Ayah dan ibu sakit, semalam aku dikabari dari telepon,” ujarnya.

Memang, Sinari bisa dibilang anak kesayangan orangtuanya. Bahkan, untuk tak membuat orangtuanya kaget dan sakit, Wiwik sempat merahasiakan soal hilangnya adiknya tersebut. Namun setelah 3 hari tak juga ketemu, mau tak mau Wiwik mengabari orangtua 3 hari lalu. “Nari sejak kecil anak kesayangan mereka dan itulah kini yang jadi pikiran ayah dan ibu,” tambahnya.

“Kami sangat yakin kalau Nari diculik. Karena dia pamit sama kami pas terakhir mau pigi. Katanya mau jumpai kenalan yang sering menelponnya,” papar Wiwik lagi. Diakuinya juga, sebulan belakangan, dia memerhatikan Nari kerap berteleponan dengan durasi cukup lama. “Tahan satu jam nelepon, bahkan lebih. Aku juga pernah tegur dia kalau menelpon atau ditelpon jangan lama-lama. Memang dia sering telponan,” ujarnya.

“Nari pernah cerita kalau lelaki yang ditelponnya dan sering menelepon itu tentara,” urai Wiwik lagi, mengaku seluruh keluarga besar masih berusaha mencari bungsu dari 5 bersaudara itu dan kuatir. Apalagi, Sinari anak yang pendiam serta tidak banyak tingkah. “Selalu menurut apa yang diperintahkan orangtua,” terangnya.

Wiwik juga mulai meragukan para dukun yang diminta mencari Sinari. Sebab, uangnya sudah keluar Rp3 juta, namun keberadaan pasti Sinari saja mereka tak bisa mencarinya dengan pasti.

Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronald Sipayung menegaskan pihaknya masih melacak keberadaan Sinari. “Sampai saat belum berhasil dapat,” terangnya.

Diberitakan sebelumnya baru dua bulan tinggal di Medan, Sinari menghilang selama 6 hari. Kasus ini terungkap saat Domma boru Tumanggor dan sepupunya Handika S Tumanggor mengadu ke Polsek Percut Sei Tuan, Jumat (3/4) siang. Dengan wajah panik, keduanya mengaku korban yang biasa disapa Nari itu tak pulang ke rumah sejak Sabtu (28/3) sore.

Sabtu sore itu, Nari yang berasal dari Dusun Onggol, Desa Terabintang,Kecamatan Terabintang Humbahas itu, permisi dari rumah Handika dengan dalih ingin berkunjung ke rumah kakaknya (Domma-red) di Jalan HM Yamin/Serdang, Medan Timur. Namun di tengah perjalanan, Nari sempat menghubungi Domma. Kepada kakak kandungnya itu, Nari mengaku agak telat sampai ke rumah karena diajak ketemuan oleh seorang pria kenalan facebooknya. Sejak saat itulah Nari menghilang dan tak pulang sampai sekarang.

Karena tak pulang hingga malam, Domma sempat menghubungi hp korban, tapi dirijek. Tak hanya itu, Domma dan Handika juga mengaku sudah mencari ke semua rumah sanak saudara mereka di Medan. Tapi tak ada satu pun dari mereka yang mengetahui keberadaan Nari.(mri/trg)

Foto: Amri/PM Foto Sinari boru Tumanggor, mahasiswi Akbid Doloksanggul yang hilang, diduga diculik pria ngaku aparat kenalannya via facebook.
Foto: Amri/PM
Foto Sinari boru Tumanggor, mahasiswi Akbid Doloksanggul yang hilang, diduga diculik pria ngaku aparat kenalannya via facebook.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Selain mengadu ke polisi, keluarga H Sinari br Tumanggor (22), juga mengerahkan tujuh paranormal untuk mencari gadis itu. Namun ketujuh paranormal gagal menunjukkan keberadaan bidan lulusan salah satu Akbid di Humbahas, yang hilang di Medan sejak Sabtu (28/3) sore lalu itu.

Yang membuat keluarga heran, ponsel Sinari masih aktif, namun tak diangkat saat dihubungi. Juga tak membalas SMS yang dikirim.

Wiwik (29), kakak Sinari mengatakan, para dukun yang dilibatkan mencari Sinari (bukan mahasiswi Akbid tapi sudah bidan, red), berasal dari Desa Sei Bamban, Serdang Bedagai.

“Sejak tadi malam, para dukun bersemedi di rumah. Mereka mengasapi baju Sinari dengan kemenyan, terus menerawang di mana Sinari. Kata dukun itu, Sinari masih berada di sekitar Medan dan dalam pengawasan lelaki yang menculiknya,” ujar Kakak Sinari itu, saat kembali mendatangi Polsek Percut Seituan, mempertanyakan hasil pencarian polisi, Sabtu (4/4) sore.

Masih kata Wiwik, para dukun yang menerawang keberadaan Sinari mengaku, kalau pria yang menculik Sinari ingin sekali menikahi adiknya itu. Namun Sinari menolak dan membuat lelaki tersebut marah kemudian nekat menyekapnya di sebuah kamar.

“Kami takut kalau Sinari diapa-apain sama laki-laki itu. Karena tadi malam para dukun yang menerawang bilang, Nari disekap, makanya kami kemari,” ujar Wiwik lagi.

Wiwik juga makin kuatir usai mendapat telepon dari kampung. “Ayah dan ibu sakit, semalam aku dikabari dari telepon,” ujarnya.

Memang, Sinari bisa dibilang anak kesayangan orangtuanya. Bahkan, untuk tak membuat orangtuanya kaget dan sakit, Wiwik sempat merahasiakan soal hilangnya adiknya tersebut. Namun setelah 3 hari tak juga ketemu, mau tak mau Wiwik mengabari orangtua 3 hari lalu. “Nari sejak kecil anak kesayangan mereka dan itulah kini yang jadi pikiran ayah dan ibu,” tambahnya.

“Kami sangat yakin kalau Nari diculik. Karena dia pamit sama kami pas terakhir mau pigi. Katanya mau jumpai kenalan yang sering menelponnya,” papar Wiwik lagi. Diakuinya juga, sebulan belakangan, dia memerhatikan Nari kerap berteleponan dengan durasi cukup lama. “Tahan satu jam nelepon, bahkan lebih. Aku juga pernah tegur dia kalau menelpon atau ditelpon jangan lama-lama. Memang dia sering telponan,” ujarnya.

“Nari pernah cerita kalau lelaki yang ditelponnya dan sering menelepon itu tentara,” urai Wiwik lagi, mengaku seluruh keluarga besar masih berusaha mencari bungsu dari 5 bersaudara itu dan kuatir. Apalagi, Sinari anak yang pendiam serta tidak banyak tingkah. “Selalu menurut apa yang diperintahkan orangtua,” terangnya.

Wiwik juga mulai meragukan para dukun yang diminta mencari Sinari. Sebab, uangnya sudah keluar Rp3 juta, namun keberadaan pasti Sinari saja mereka tak bisa mencarinya dengan pasti.

Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronald Sipayung menegaskan pihaknya masih melacak keberadaan Sinari. “Sampai saat belum berhasil dapat,” terangnya.

Diberitakan sebelumnya baru dua bulan tinggal di Medan, Sinari menghilang selama 6 hari. Kasus ini terungkap saat Domma boru Tumanggor dan sepupunya Handika S Tumanggor mengadu ke Polsek Percut Sei Tuan, Jumat (3/4) siang. Dengan wajah panik, keduanya mengaku korban yang biasa disapa Nari itu tak pulang ke rumah sejak Sabtu (28/3) sore.

Sabtu sore itu, Nari yang berasal dari Dusun Onggol, Desa Terabintang,Kecamatan Terabintang Humbahas itu, permisi dari rumah Handika dengan dalih ingin berkunjung ke rumah kakaknya (Domma-red) di Jalan HM Yamin/Serdang, Medan Timur. Namun di tengah perjalanan, Nari sempat menghubungi Domma. Kepada kakak kandungnya itu, Nari mengaku agak telat sampai ke rumah karena diajak ketemuan oleh seorang pria kenalan facebooknya. Sejak saat itulah Nari menghilang dan tak pulang sampai sekarang.

Karena tak pulang hingga malam, Domma sempat menghubungi hp korban, tapi dirijek. Tak hanya itu, Domma dan Handika juga mengaku sudah mencari ke semua rumah sanak saudara mereka di Medan. Tapi tak ada satu pun dari mereka yang mengetahui keberadaan Nari.(mri/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/