26 C
Medan
Monday, September 30, 2024

Sehari, Iptu Buswardi Dua Kali Pasok Sabu

Iptu Buswardi
Iptu Buswardi

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Pasca ditetapkan sebagai tersangka atas kepemilikan 50 gram sabu yang ditemukan di kamar kosnya, Jl. Dr Wahidin, Lubukpakam, Senin (3/2) lalu. Perlahan tapi pasti, sepak terjang Aiptu Buswardi (53), anggota Sat Narkoba Polres Deliserdang ini di ‘dunia narkoba’ mulai terungkap. Keberhasilan pria yang disebut-sebut beristri empat yang masing-masing dibangunkan rumah mewah itu tak terlepas dari dugaan jika oknum polisi ini adalah bandar besar sabu.

Hal itu diperkuat dari pengakuan dua tersangka lainnya, yakni Ony Irmawan (34) dan Sri Utami Suryaningsih yang juga ditangkap saat penggerebekan itu. Kepada kru koran ini, Kamis (6/2) siang, pasangan suami istri (pasutri) itu mengaku, dalam sehari Buswardi bisa dua kali memasok sabu. Kadang Buswardi menjemputnya dengan mobil dan kadang diantar seseorang ke tempat kos-kos-an miliknya. Masih kata pasutri yang sudah tiga tahun nikah ini, setelah sabu itu tiba di kos, Buswardi langsung membagikannya kepada para pengedar (agen), termasuk mereka.

Rata-rata mereka dapat jatah 5 gram dengan harga Rp 1,1 juta/gramnya. Dari harga beli itu, beber Utami dan diiyakan Ony, mereka menjualnya kepada pembeli seharga Rp 1,2 juta. Tapi kalau diecer, tiap 1 gram tersebut bisa menghasilkan uang Rp 1,5 juta.

“Kalau barang yang pesan dari Buswardi, setelah laku dulu baru kami setor uangnya. Kami tak tahu Buswardi dapat dari mana sabu itu,” ungkap mereka. Disebutkannya, selama ini selalu saja ramai orang-orang nongkrong (nyabu atau beli sabu-red) di depan kos itu. Pembagian sabu dilakukan di kamar kos yang ditempati Buswardi. Selama ini, Buswardi memiliki kamar khusus diantara 7 kamar kos miliknya.

Dibilang khusus karena tak ada satu pun orang yang diperbolehkan masuk ke dalam tanpa izin Buswardi. Kalaupun pada saat Buswardi mau masuk ke kamar itu bersama temannya, namun yang pertama masuk haruslah Buswardi, setelah itu siapa saja yang diizinkan masuk akan disuruh Buswardi tapi kalau tanpa izinnya terpaksa menunggu diluar.

Masih cerita kedua tersangka, 4 hari sebelum penggerebekan itu, Buswardi sering masuk ke kamar kos yang ditempati James. “Hampir tiap hari Buswardi datang dan masuk ke kamar pribadinya tapi hanya sebentar. Setelah itu pergi lagi,” ucap kedua tersangka. Ditanya sepengetahuan kedua tersangka sudah berapa lama Buswardi jadi bandar sabu, seingat Ony, sudah lima tahun lebih.

 

RUMAH ISTRI BUSWARDI GAGAL DIGELEDAH

Keseriusan Polsek Lubukpakam mengungkap jaringan narkoba yang melibatkan Buswardi tampaknya tidak dapat ditawar lagi. Setelah sehari sebelumnya rumah istri muda Buswardi di Perbaungan dan istri pertamanya di Jl. Diponegoro, Gang Sepakat Lubukpakam digeledah. Kamis (6/2) sore, polisi kembali berencana menggeledah rumah kos-kosan milik Buswardi di Jl. Bandar Labuhan, Gang Musyawarah, Dusun III Desa Dagang Kerawan, Kec. Tanjung Morawa.

Namun hingga pukul 19.30 WIB, penggeledahan belum dapat dilakukan karena Asnah (43), yang disebut-sebut istri ketiga Buswardi tak berada di rumah. Menurut cerita tetangganya, sudah sepuluh tahun Asnah tinggal di rumah bernomor 58 itu, sedangkan rumah kos yang berjumlah 8 kamar dan berlantai dua itu baru setahun belakangan beroperasi.

Masih cerita warga, sekitar pukul 14.00 WIB, Asnah sudah keluar dari rumah bersama dua anaknya yang duduk dibangku SMP dan kelas VI SD. Sedangkan Rani anak sulungnya kuliah di Medan. Masih cerita warga, selama tinggal disitu, Buswardi jarang Nampak oleh warga karena datangnya pun sudah tengah malam dan langsung berangkat paginya. “Kami sangat jarang berjumpa dengan Buswardi,” ucap seorang ibu yang saat itu sedang menyusui bayinya.

Sementara itu Kepala Dusun III, Boy Ardianto (41) kepada wartawan di lokasi menyebutkan jika ia tak mengetahui secara pasti apakah Asnah, wanita asal Sumatera Barat itu menikah dengan Buswardi berstatus gadis atau janda. Tapi yang pasti, sejak tinggal di Gang Musyawarah itu, Asnah sudah memiliki tiga orang anak. (man/deo)

Iptu Buswardi
Iptu Buswardi

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Pasca ditetapkan sebagai tersangka atas kepemilikan 50 gram sabu yang ditemukan di kamar kosnya, Jl. Dr Wahidin, Lubukpakam, Senin (3/2) lalu. Perlahan tapi pasti, sepak terjang Aiptu Buswardi (53), anggota Sat Narkoba Polres Deliserdang ini di ‘dunia narkoba’ mulai terungkap. Keberhasilan pria yang disebut-sebut beristri empat yang masing-masing dibangunkan rumah mewah itu tak terlepas dari dugaan jika oknum polisi ini adalah bandar besar sabu.

Hal itu diperkuat dari pengakuan dua tersangka lainnya, yakni Ony Irmawan (34) dan Sri Utami Suryaningsih yang juga ditangkap saat penggerebekan itu. Kepada kru koran ini, Kamis (6/2) siang, pasangan suami istri (pasutri) itu mengaku, dalam sehari Buswardi bisa dua kali memasok sabu. Kadang Buswardi menjemputnya dengan mobil dan kadang diantar seseorang ke tempat kos-kos-an miliknya. Masih kata pasutri yang sudah tiga tahun nikah ini, setelah sabu itu tiba di kos, Buswardi langsung membagikannya kepada para pengedar (agen), termasuk mereka.

Rata-rata mereka dapat jatah 5 gram dengan harga Rp 1,1 juta/gramnya. Dari harga beli itu, beber Utami dan diiyakan Ony, mereka menjualnya kepada pembeli seharga Rp 1,2 juta. Tapi kalau diecer, tiap 1 gram tersebut bisa menghasilkan uang Rp 1,5 juta.

“Kalau barang yang pesan dari Buswardi, setelah laku dulu baru kami setor uangnya. Kami tak tahu Buswardi dapat dari mana sabu itu,” ungkap mereka. Disebutkannya, selama ini selalu saja ramai orang-orang nongkrong (nyabu atau beli sabu-red) di depan kos itu. Pembagian sabu dilakukan di kamar kos yang ditempati Buswardi. Selama ini, Buswardi memiliki kamar khusus diantara 7 kamar kos miliknya.

Dibilang khusus karena tak ada satu pun orang yang diperbolehkan masuk ke dalam tanpa izin Buswardi. Kalaupun pada saat Buswardi mau masuk ke kamar itu bersama temannya, namun yang pertama masuk haruslah Buswardi, setelah itu siapa saja yang diizinkan masuk akan disuruh Buswardi tapi kalau tanpa izinnya terpaksa menunggu diluar.

Masih cerita kedua tersangka, 4 hari sebelum penggerebekan itu, Buswardi sering masuk ke kamar kos yang ditempati James. “Hampir tiap hari Buswardi datang dan masuk ke kamar pribadinya tapi hanya sebentar. Setelah itu pergi lagi,” ucap kedua tersangka. Ditanya sepengetahuan kedua tersangka sudah berapa lama Buswardi jadi bandar sabu, seingat Ony, sudah lima tahun lebih.

 

RUMAH ISTRI BUSWARDI GAGAL DIGELEDAH

Keseriusan Polsek Lubukpakam mengungkap jaringan narkoba yang melibatkan Buswardi tampaknya tidak dapat ditawar lagi. Setelah sehari sebelumnya rumah istri muda Buswardi di Perbaungan dan istri pertamanya di Jl. Diponegoro, Gang Sepakat Lubukpakam digeledah. Kamis (6/2) sore, polisi kembali berencana menggeledah rumah kos-kosan milik Buswardi di Jl. Bandar Labuhan, Gang Musyawarah, Dusun III Desa Dagang Kerawan, Kec. Tanjung Morawa.

Namun hingga pukul 19.30 WIB, penggeledahan belum dapat dilakukan karena Asnah (43), yang disebut-sebut istri ketiga Buswardi tak berada di rumah. Menurut cerita tetangganya, sudah sepuluh tahun Asnah tinggal di rumah bernomor 58 itu, sedangkan rumah kos yang berjumlah 8 kamar dan berlantai dua itu baru setahun belakangan beroperasi.

Masih cerita warga, sekitar pukul 14.00 WIB, Asnah sudah keluar dari rumah bersama dua anaknya yang duduk dibangku SMP dan kelas VI SD. Sedangkan Rani anak sulungnya kuliah di Medan. Masih cerita warga, selama tinggal disitu, Buswardi jarang Nampak oleh warga karena datangnya pun sudah tengah malam dan langsung berangkat paginya. “Kami sangat jarang berjumpa dengan Buswardi,” ucap seorang ibu yang saat itu sedang menyusui bayinya.

Sementara itu Kepala Dusun III, Boy Ardianto (41) kepada wartawan di lokasi menyebutkan jika ia tak mengetahui secara pasti apakah Asnah, wanita asal Sumatera Barat itu menikah dengan Buswardi berstatus gadis atau janda. Tapi yang pasti, sejak tinggal di Gang Musyawarah itu, Asnah sudah memiliki tiga orang anak. (man/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/