SUMUTPOS.CO – Satpam Bachrudin yang ditembak oknum Brimob Briptu Wawan (W) dimakamkan di Blok AA I TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat. Rombongan kerabat serta tetangga mengantar jenazah hingga pemakaman dengan pengawalan polisi.
Bachrudin dimakamkan tepat saat azan Zuhur berkumandang. Istri Bachrudin, Marslinah (40) tampak menangis histeris saat suaminya dimasukkan ke liang lahat dan diazankan di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Rabu (6/11).
“Ayah…Mama ikut ya, ya? Mama mau ikut pokoknya..ikut Ayah ya,” ucap Marslinah Marslinah berontak ketika ada kerabat memegangnya erat. Ia memaksa ingin ikut sang suami tercinta.
“Jangan dipegangin, saya mau ikut laki (suami) saya emang nggak boleh? Itu suami saya. Jahat banget sih yang nembak suami saya itu. Bilang Pak Polisi suruh tembak balik! Biar mati juga,” tangisnya.
Putra keduanya, Adam (14) pun menenangkan sang ibu. Ia meminta ibunya untuk tenang dan berdoa supaya almarhum juga bisa tenang. “Dam (Nak), Adam yang tembak itu orang (yang nembak) ya nanti, ya Adam ya?” ujarnya lagi.
Tak lama kemudian Marslinah jatuh pingsan. Ia kemudian digotong menuju ambulans. Setelah siuman Marslinah bersama kedua anaknya berdoa di samping makam suaminya, Bachrudin.
Semasa hidupnya, Bachrudin bin Sarih dikenal sebagai bapak dan suami yang bertanggung jawab pada tugasnya. Sebelumnya bekerja menjadi satpam, Bachrudin berprofesi sebagai tukang ojek.
“Saya tidak tahu banyak soal paman saya. Dia orangnya rajin dan bertanggung jawab sama keluarga. Dia sebelum kerja jadi satpam, jadi tukang ojek di Pal Merah, Jakarta Barat,” kata Evie, keponakan korban, saat ditemui di rumahnya di Gang H Jarin RT 04/11 Kampung Bojong, Kunciran Indah, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Rabu (6/11).
Sebenarnya Bachrudin warga Tanah Abang, Jakarta Pusat dan tinggal mengontrak di wilayah Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Tapi keluarga memutuskan untuk menyemayamkan jenazah Bachrudi di kediaman kakaknya Titin (50) di Kampung Bojong.
Evie mengaku tak tahu apakah selama hidupnya korban memiliki musuh atau tidak. Dia juga tak mengerti kronologi penembakan semalam. “Keluarga tak tahu penyebabnya, hanya saja dia itu orangnya rajin ibadah dan tekun kalau bekerja,” terangnya.
Sementara itu, Briptu W juga akan diproses secara hukum pidana atas kasus penembakan yang mengakibatkan tewasnya Bachrudin, satpam di Komplek Ruko Seribu, Cengkareng, Jakarta Barat. Penyidik Polres Jakbar membidik Briptu W dengan pasal berlapis dengan pidana terberat yakni pembunuhan.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan, Briptu W dijerat dengan Pasal 359 KUHP jo Pasal 338 KUHP jo Pasal 351 ayat (1) KUHP, tentang kelalaian yang menyebabkan kematian seseorang dan atau pembunuhan dan atau penganiayaan berat hingga mengakibatkan seseorang meninggal.
“Sementara yang kita terapkan pasal itu dulu, sambil pemeriksaan nanti kita lihat mana yang sesuai,” kata Rikwanto kepada wartawan.
Anggota Brimob Kelapa Dua Mabes Polri ini juga dipastikan akan mendapatkan sanksi kode etik atas kasus tersebut. Pemeriksaan kode etik, kata dia, dilakukan berbarengan dengan pemeriksaan pidananya.
“Untuk sanksinya nanti dilihat dari putusan pidananya,” imbuh Rikwanto.
Selain menjalani hukuman pidana umum, Briptu W juga akan diproses secara etik oleh Brimob Mabes Polri. Anggota yang bertugas di Yanma Mako Brimob Kelapa Dua itu terancam dipecat atas kelalaiannya menembakkan senjata api hingga mengakibatkan tewaskan Bachrudin, satpam di Cengkareng.
Rikwanto mengatakan, belum menentukan sanksi etik atas tindakan ceroboh Briptu W itu.
“Sambil berjalan, pemeriksaan etik juga dilakukan,” kata Rikwanto. Namun, melihat kelalaiannya itu begitu fatal hingga mengakibatkan Bachrudin tewas, Briptu W kemungkinan besar akan mendapatkan sanksi terberat dari kesatuannya yakni pemecatan.
“Tidak menutup kemungkinan di-PTDH (Pemberhentian Dengan Tidak Hormat),” imbuh Rikwanto.
Briptu W mengaku tidak sengaja menembak Bachrudin, satpam di Komplek Ruko 1000 Cengkareng, Jakbar. Anggota Brimob Kelapa Dua Mabes Polri itu mengaku hanya berniat menakut-nakuti korban dengan senjata api revolver miliknya.
Rikwanto menjelaskan, saat itu, Selasa (5/11) pukul 18.30 WIB, Briptu W mendapati korban tidak ada di tempat penjagaan. Briptu W yang dibaiatkan sebagai pembina satpam setempat itu kemudian mencari korban.
“Kemudian dicari satpam itu dan ditegor kamu ke mana saja lalu satpam menjawab habis dari toilet. Di situ (korban) dimarahi dan dihukum disuruh push up,” kata Rikwanto.
Korban yang menolak perintah membuat pelaku kesal. Ia kemudian mencabut senjata api di sakunya lalu menarik pelatuk hingga menembakkannya ke arah korban.
“Sambil ngomel dia cabut senjata untuk menakut-nakuti, namun kemudian korban tertembak di dada kirinya,” ujar Rikwanto.
Rikwanto mengatakan, saat itu senjata revolver milik Briptu W terisi 3 peluru. Saat menembakkan senjatanya itu, Briptu W salah memperkirakan putaran silinder peluru.
“Dia mengira silinder itu akan berputar ke yang kosong, tetapi ternyata meletus dan ada pelurunya,” jelas Rikwanto.
Melihat korban terkapar dengan bersimbah darah, Briptu W pun panik. Ia lalu pergi ke Mako Brimob dan menceritakan kejadian itu ke atasannya.
DAPAT UPETI TAK RESMI RP300 PER BULAN
Briptu W rupanya sudah lama ‘menguasai’ Komplek Ruko 1000 Cengkareng, Jakbar. Dia menjadi pembina satpam setempat sejak tahun 2009.
“Pelaku oknum Brimob ini sejak 2009 diminta oleh koordinator sekuriti di situ untuk mengawasi para satpam yang ada,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto.
Sebagai pembina satpam, Briptu W diberikan kewenangan untuk memberikan pembinaan dan pelatihan kedisiplinan kepada para satpam. “Untuk membantu pengamanan di ruko itu juga,” imbuh Rikwanto.
Ia menambahkan, anggota Staf Pelayanan Masyarakat (Yanma) di Mako Brimob Kelapa Dua ini juga tinggal di dekat komplek ruko tersebut. “Jadi orang-orang situ juga sudah kenal dia,” ungkapnya.
Setiap bulannya, anggota Brimob Kelapa Dua Mabes Polri itu mendapatkan insentif atas jasanya membina para satpam setempat. “(Bayarannya) tiga ratus ribu sebulan, ” ucap Rikwanto.
Rikwanto mengatakan, bayaran tersebut diberikan oleh koordinator satpam Komplek Ruko 1000 sebagai uang jasa Briptu W dalam membina satpam, temasuk Bachrudin, korban yang ditembak Briptu W.
“Dia diminta koordinator satpam untuk membina satpam sekaligus bantu-bantu keamanan setempat,” imbuhnya.
Rikwanto menyatakan, jasa pengamanan yang dilakukan Briptu W di Komplek Ruko 1000 Cengkareng, Jakarta Barat itu tidak resmi. Briptu W tidak pernah dimintakan oleh korpsnya untuk memberikan pengamanan di lokasi.
“Itu tidak resmi, tetapi diminta saja,” kata Rikwanto.
BRIPTU WAWAN SERING MABUK DAN PAMER SENJATA API
Briptu Wawan, anggota Brimob yang menembak mati Bachrudin, diketahui sering memamerkan senjata api miliknya kepada petugas keamanan Kompleks Seribu Ruko Taman Palem, Cengkareng, Jakarta Barat. Selain itu, Wawan juga suka mempertunjukkan aksinya memutar senjata api jenis revolver kaliber 38 miliknya di warung jamu, tempat dia biasa nongkrong.
“Kalau lagi nongkrong, dia suka tuh nunjukin pistolnya. Dia juga suka muterin pistolnya di depan anak-anak,” kata Arydian, salah seorang petugas keamanan saat ditemui di lokasi, Rabu (6/11).
Menurut Arydian, saat mabuk, Wawan juga sering menodongkan senjata apinya ke petugas keamanan jika menolak diajak minum anggur merah. Wawan diketahui sering minum di warung jamu yang hanya berjarak 15 meter dari lokasi penembakan.
“Dia cuma nakut-nakutin. Tapi kan ngeri juga kalau sampai meletus,” ujarnya.
Di mata sejumlah tetangga, Briptu Wawan dikenal sebagai pribadi yang arogan dan tidak bersahabat dengan lingkungan. Wawan juga diketahui sering mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.
“Orangnya sering naik motor King (Yamaha RX King) birunya sambil digeber-geber,” kata Wisnu, salah satu tetangga Wawan.
Warga pun, sudah bosan menegur cara berkendaranya. Terlebih warga sudah mengetahui kalau Wawan merupakan seorang anggota Brimob. “Banyak orang yang nggak seneng sama dia,” ujar dia.
Wawan yang sudah lebih dari tiga tahun tinggal di rumah kontrakan di Jalan Permata Ujung RT 6 RW 15, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat. Dia tinggal bersama istri dan satu orang anaknya. Saat ini, istrinya yang tengah hamil anak kedua sedang berada di kampung halaman. “Tapi sih sekarang istrinya lagi di Sukabumi,” ujar dia.
Briptu Wawan juga sering meminta jatah uang kepada perusahaan ekspedisi yang berada di Kompleks Seribu Ruko Taman Palem, Cengkareng, Jakarta Barat.
“Seringnya sih dia minta jatah sama ruko ekspedisi sini. Tapi dia mintanya sendiri, nggak pernah nyebut Brimob,” kata salah seorang satpam yang enggan disebutkan namanya di lokasi.
“Tapi berapa besarannya, saya nggak tahu,” lanjut pria berambut ikal itu.
Satpam asal Indonesia timur ini menambahkan, Wawan pun bermasalah saat dia akan meminta jatah kepada sopir truk yang membawa muatan handphone. Truk tersebut sempat diberhentikan Wawan, tapi truk tersebut dikawal anggota TNI. “Kabur dia pas yang jaganya TNI,” ujar dia.
Kepala Korps (Kakor) Brigade Mobil (Brimob) Polri, Irjen Pol M Rum Murkal, meminta maaf atas perilaku anak buahnya menembak mati satpam, Bachrudin.
Meski demikian, dia mengapresiasi sikap Wawan yang langsung menyerahkan diri ke kesatuan. Menurut Rum, itu merupakan sikap kesatria.
“Iya (kesatria). Dia yang menyerahkan diri, bukan kita tangkap ya,” kata Rum Murkal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (6/11).
Bahkan di mata Rum, seseorang yang menyerahkan diri atas kesalahannya menunjukkan sikap penyesalan. “Seketika itu pula dia menyerahkan diri kepada satuan, yang saya lihat secara pengalaman saya, itu bentuk penyesalan dia,” jelas Rum.
M Rum Murkal mengaku, tak mengetahui anak buahnya, Briptu Wawan yang dikabarkan digaji Rp300 ribu setiap bulan untuk mengamankan Ruko Komplek Seribu, Cengkareng, Jakarta Barat.
“Itu saya tidak tahu ya. Jadi yang jelas dia warga di sana. Dia warga tetangga dari lokasi itu,” kata Rum Murkal.
“Dia kan rumahnya di situ. Kebetulan rumahnya dekat ruko-ruko tersebut. Dia kebetulan warga di sana, dan menurut cerita dia kerap main di lokasi tersebut. Bila itu terjadi, tidak dikehendaki pada diri dia, tidak dimaksud oleh diri dia. Maka dia wajib meminta maaf kepada masyarakat,” paparnya.
Terkait kejadian ini, Rum berjanji akan tetap mengevaluasi anak-anak buahnya, terutama anak buahnya yang suka keluyuran di lapangan. Dia pun tetap mengelak jika beredar opini yang mengatakan banyak anggota Brimob suka nyambi menjadi keamanan di tempat-tempat umum.
Dia juga berjanji akan melakukan evaluasi kepada anak buah yang terbukti melakukan pekerjaan tak resmi di luar markas, seperti masalah pengamanan ruko. “Iya pasti (akan mengevaluasi), tetapi kan tidak ada buktinya seperti itu,” paparnya.
Perwira bintang dua ini juga menegaskan kepada anggotanya tak boleh melakukan kegiatan di luar yang berhubungan dengan pekerjaan tanpa seizin komandannya. “Tidak boleh. Misalnya di luar dinas anggota saya nyari duit, ngojek, boleh tidak?” imbuhnya.
Rum juga mengatakan penembakan yang dilakukan anggotanya tersebut dilakukan secara tidak sengaja. Wawan tidak berniat untuk menembak apalagi membunuh korban.
“Kejadian tersebut pasti tidak dikehendaki oleh anggota saya. Dia tidak menghendaki kejadian tersebut,” katanya. (net/bbs/fal)