MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kerja keras personel Reskrim Polsek Percut Sei Tuan akhirnya berbuah manis. Korps baju cokelat itu berhasil meringkus bandit spesialis pembobol rumah yang selama ini sudah sangat meresahkan masyarakat.
Doly Hendrawan Sigalingging, atau yang biasa dikenal dengan sebutan Doly Golap (32), warga Jl. Gagak Raya, Kel. Kenangan, adalah nama gembong garong yang terkenal sangat licin, hingga sulit untuk ditangkap itu. Doly Golap ditangkap dari kawasan Perumnas Mandala, Selasa (7/1) siang. Selain itu, polisi juga turut menciduk rekan pelaku, Ahmad Dedi (31) warga Jl. Tangkul I, Sidorejo Hilir.
Info dihimpun, penangkapan kedua bandit yang kian meresahkan itu berawal dari laporan 2 orang korban, masing-masing Aswandi Tarigan (32) warga Jl. Pinguin VI, dan Adam Siregar (27) warga Jl. Seser, Kel. Medan Tembung. Mereka adalah dua dari puluhan korban yang rumahnya berhasil dibobol komplotan pelaku.
Atas pengaduan itu, petugas di bawah pimpinan Panit II Ipda P.E. Lumbanbatu, SH itu pun memburu Doly Golap yang namanya terkenal ‘angker’ di kawasan Perumnas Mandala sekitarnya itu. Setelah sekian lama melakukan pengintaian, Doly Golap akhirnya ditangkap usai berhasil mencuri puluhan kotak susu mengendarai betor BK 4304 PAA yang tak juga hasil kejahatannya.
Dari situ, petugas melakukan pengembangan dan menangkap Ahmad Dedi dari kediamannya. Tak mudah untuk menangkap pria bertato di leher yang terkenal nekat itu. Betapa tidak, meski sudah terdesak, tapi pelaku tetap melawan dan nyaris saja menikam petugas. Bahkan salah seorang personel, Brigadir Parda Harahap sempat berduel dengannya.
Setelah berpeluh kesah, polisi akhirnya berhasil melumpuhkan dan menggiring kedua pelaku ke kantor polisi. Selain itu, petugas juga menyita barang bukti berupa satu unit mesin genset, puluhan kemasan detergen, sebilah pisau dan puluhan minyak goreng kemasan, serta satu unit becak bermotor.
Hasil pemeriksaan, Doly Golap adalah pentolan kawanan pelaku pencurian yang telah menelan banyak korban. Untuk Polsek Percut Sei Tuan sendiri, didapati 6 laporan yang turut melibatkan Ahmad Dedi. Akan tetapi, sindikat ini telah beraksi puluhan kali di berbagai lokasi, khususnya di wilayah hukum Polsek Percut Sei Tuan.
“Sudah kian meresahkan ya, sejauh ini ada 6 laporan yang kita terima. Mereka berdua ini merupakan spesialis pelaku pembobolan rumah yng sudah berkali-kali beraksi. Kita masih menunggu laporan dari korban-korban lainnya,” kata Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung.
Sementara itu, saat ditemui kru koran ini, Doly Golap mengaku sudah puluhan kali berhasil membobol rumah warga di berbagai lokasi. Terakhir, ia dan temannya berhasil membobol apotik di kawasan Perumnas Mandala dan mencuri ratusan kotak susu yang diperkirakan senilai Rp 16 juta.
“Terakhir sekitar seminggu lalulah, aku bobol apotik. Ambil susu ratusan kotak,” kata pria berkulit gelap dan seakan tak menyesali perbuatannya itu.
Tak berbeda pula dengan Ahmad Dedi, pria berkulit putih yang aslinya bekerja sebagai kuli bangunan ini mengaku terakhir mencuri satu mesin genset dari kawasan Pancing. “Terakhir ngambil genset saja dari Pancing sana. Terus ngambil minyak makan sama deterjen pakaianlah,” katanya dengan nada tak bersahabat.
Masih menurut pelaku kriminal yang dikenal licin dalam beraksi ini, jika keduanya bersyukur tak dilumpuhkan dengan timah panas mengingat gencarnya petugas dari Jajaran Polresta Medan melakukan penembakan terhadap para pelaku kriminal yang kian meresahkan. “Syukur nggak ditembaklah, karena memang kulihat di koran, sekarang polisi sudah main tembak saja,” kata Doly Golap.
Kini kedua tersangka masih menjalani pemeriksaan di Polsek Percut Sei Tuan dan harus mendekam di sel tahanan. “Masih kita periksa ya, kita akan kembangkan apakah masih ada sindikat lainnya yang terlibat,” kata Ronald.
KANIT NYARIS DITIKAM
Penangkapan Doly Golap dan Ahmad Dedi ternyata menyisakan cerita lain. Disamping memakan waktu dan membutuhkan kerja keras, petugas pun ternyata mendapatkan perlawanan sengit dari pelaku. Usai berhasil menciduk Doly Golap, petugas pun memboyong Doly untuk menunjukkan lokasi persembunyian rekannya Ahmad Dedi. Dengan arahana pelaku, petugas pun mengarah ke kawasan Jl. Tangkul I, Sudirejo Hilir, lokasi persembunyian Ahmad Dedi.
Seakan tau kehadiran petugas, Ahmad Dedi langsung mempersenjatai diri dengan sebilah pisau. Saat petugas datang ke kediamannya, Ahmad Dedi malah melawan. Upaya negosiasi pun dilakukan petugas, perbincangan antara Kanit Reskrim AKP Faidir Chaniago, SH tak berbuah hasil. Justru sebilah pisau berwarna emas yang berukirkan tulisan arab diarahkan pelaku ke dada Faidir.
Dengan bahasa makian dan menantang, Ahmad Dedi memaki Kanit Reskrim seraya terus mengancamnya dengan sebilah pisau tersebut. “Namanya kita mau menangkap, kita selalu upayakan dengan cara baik. Tapi justru saya diancam pisau. Saya nyaris ditikam, bukan cuma saya tapi anggota juga nyaris ditikam,” kata Faidir Sementara Ahmad Dedi mengaku aksi tersebut dilakukannya secara spontan sebagai upaya untuk meloloskan diri. “Gak ada niat bang, cuma supaya polisi tak mendekat saja bang,” katanya. (wel/deo)