26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Burung Gagak ‘Nyanyi’ Kediaman Korban

Foto: Fachril/Posmetro Medan/JPNN Foto Sunarto semasa hidup (kiri) dan Suratmi istrinya, yang histeris (kanan).
Foto: Fachril/Posmetro Medan/JPNN
Foto Sunarto semasa hidup (kiri) dan Suratmi istrinya, yang histeris (kanan).

SUMUTPOS.CO – Suratmi tak henti-henti meneteskan air mata. Perempuan berusia 50 tahun itu seakan tak ikhlas atas kepergian Sunarto, suami tercintanya untuk selamanya.

Saat ditemui di Instalasi Jenazah RSUD dr Pirngadi Medan, ibu empat anak itu mengatakan, sebelum kejadian ia mendengar suara burung gagak yang bolak-balik mengelilingi rumahnya “Semalam bapak sakit. Dan sempat minta dikusuk. Dan setelah kukusuk, sekitar pukul 11 malam dia berangkat kerja untuk menjaga toko tersebut. Biasanya bapak berangkat jam 8 malam. Tapi karena dia kurang enak badan jadi berangkat jam 11 malam,” kenang Suratmo tersedu.

“Sebelum berangkat. Malam itu banyak burung gagak bunyi-bunyi di atas rumah kami. Karena khawatir aku sempat bilang sama anakku agar tak tidur terlentang. Melainkan tidur menyamping, karena bisa kalau ada burung seperti itu pasti ada mara bahaya. Dan itulah mungkin pertandanya,” lirih Suratmi seraya menyeka air mata yang terus mengalir deras di pipinya.

Sementara Indra (24), anak kedua korban mengaku, selama ini ayahnya selalu ditemani adik bungsunya, Romario (16) yang masih duduk di bangku kelas 2 STM. Akan tetapi, tiga hari belakangan ini, Romario tak bisa ikut karena sedang PKL.

“Biasanya bapak ditemani adikku yang paling kecil untuk tidur di ruko itu. Tapi udah tiga hari ini dia tidak menemani ayah karena dia sudah PKL dari sekolahnya,” ujarnya.

“Dan biasanya, kalau sudah pagi bapak sudah langsung pulang ke rumah setelah membuka toko. Tapi tadi pagi sampai karyawan datang toko belum terbuka. Karena itulah mereka penasaran. Dan saat membuka toko ternyata ayah sudah meninggal,” tambahya lagi seraya mengatakan jarak rumahnya ke lokasi kejadian hanya 200 meter.

Sementara itu, menurut Jek yang menjabat sebagai HRD toko juga curigai pelaku adalah orang dekat korban. “Mungkin yang membunuh kenal dengan korban. Karena tidak ada pintu yang rusak. Dan orang itu mungkin sempat ngobrol-ngobrol dengan bapak itu (korban) sebelum mereka melakukan aksi keji itu,” ucapnya.

Dan ketika kru koran ini menyinggung apakah ada dugaan pelaku adalah karyawan perusahaan. Dia tidak bisa memastikan. “Kalau karyawan di situ tidak ada yang bermasalah. Yang kerja di cabang itu ada sekitar 24 orang. Yang dikantor 10 orang dan yang 14 orang lagi sebagai sales. Kalau yang 10 orang yang tinggal di kantor itu 3 orang cowok yang bertugas sebagai superpesor, koordinator otlet dan sopir. Selebihnya cewek,” ujarnya merincikan pegawai yang bekerja di toko. Sementara untuk sales yang 14 orang lagi.

Dikatakan narasumber tadi kalau tidak dikenalnya secara pasti lantaran sudah menjadi tugas Korlet. “Kalau yang sales aku tidak terlalu kenal karena sudah kami serahkan kepada Korletnya. Dan aku kesana paling sekitar 4 kali dalam sebulan,” tambahnya lagi.

Sebagai perhatian terhadap korban, Jak mengaku akan menanggung segala biaya pemakaman korban. “Sebagai perhatian dari pihak perusahaan, semua biaya hingga korban dikebumikan kita yang menanggung. Padahal bapak itu baik orangnya. Sebelum tahun baru kemarin dia mengatakan toko harus dijaga ketat karena rawan perampokan. Bapak itu sudah 6 bulan kerja. Tapi sudahlah, kita hanya bisa berharap supaya pihak kepolisian bisa mengungkap pelaku pembunuhan,” akhirnya.

Hasil otopsi, pihak medis menemuka dua luka tusukan di bagian tubuh korban. Satu di bagian rusuk sebelah kiri dan punggung kanan. Sementara di bagian leher ditemukan luka lebam begitu juga di bagian belakang kepala korban.

“Ditemukan luka trauma di bagian rusuk sebelah kiri dan punggung. Diduga lantaran terkena tusukan senjata tajam. Sementara di bagian leher dan bagian kepala belakang ditemukan luka lebam yang diduga akibat benturan benda tumpul. Dan korban diduga tewas lantaran kehabisan darah,” ujar salah satu petugas kamar yang tidak mau namanya dikorankan. Usai otopsi, sekitar pukul 16.00 WIB, jenazah korban pun dibawa keluarga ke rumah duka menggunakan ambulance RSUD dr Pirngadi Medan.

“Rencana hari ini juga dikebumikan di TPU Pasar 5 yang berjarak 1 km dari rumah duka,” ujar H. Dasuki (75) keluarga dekat korban sebelum berangkat ke rumah duka. (tun/deo)

Foto: Fachril/Posmetro Medan/JPNN Foto Sunarto semasa hidup (kiri) dan Suratmi istrinya, yang histeris (kanan).
Foto: Fachril/Posmetro Medan/JPNN
Foto Sunarto semasa hidup (kiri) dan Suratmi istrinya, yang histeris (kanan).

SUMUTPOS.CO – Suratmi tak henti-henti meneteskan air mata. Perempuan berusia 50 tahun itu seakan tak ikhlas atas kepergian Sunarto, suami tercintanya untuk selamanya.

Saat ditemui di Instalasi Jenazah RSUD dr Pirngadi Medan, ibu empat anak itu mengatakan, sebelum kejadian ia mendengar suara burung gagak yang bolak-balik mengelilingi rumahnya “Semalam bapak sakit. Dan sempat minta dikusuk. Dan setelah kukusuk, sekitar pukul 11 malam dia berangkat kerja untuk menjaga toko tersebut. Biasanya bapak berangkat jam 8 malam. Tapi karena dia kurang enak badan jadi berangkat jam 11 malam,” kenang Suratmo tersedu.

“Sebelum berangkat. Malam itu banyak burung gagak bunyi-bunyi di atas rumah kami. Karena khawatir aku sempat bilang sama anakku agar tak tidur terlentang. Melainkan tidur menyamping, karena bisa kalau ada burung seperti itu pasti ada mara bahaya. Dan itulah mungkin pertandanya,” lirih Suratmi seraya menyeka air mata yang terus mengalir deras di pipinya.

Sementara Indra (24), anak kedua korban mengaku, selama ini ayahnya selalu ditemani adik bungsunya, Romario (16) yang masih duduk di bangku kelas 2 STM. Akan tetapi, tiga hari belakangan ini, Romario tak bisa ikut karena sedang PKL.

“Biasanya bapak ditemani adikku yang paling kecil untuk tidur di ruko itu. Tapi udah tiga hari ini dia tidak menemani ayah karena dia sudah PKL dari sekolahnya,” ujarnya.

“Dan biasanya, kalau sudah pagi bapak sudah langsung pulang ke rumah setelah membuka toko. Tapi tadi pagi sampai karyawan datang toko belum terbuka. Karena itulah mereka penasaran. Dan saat membuka toko ternyata ayah sudah meninggal,” tambahya lagi seraya mengatakan jarak rumahnya ke lokasi kejadian hanya 200 meter.

Sementara itu, menurut Jek yang menjabat sebagai HRD toko juga curigai pelaku adalah orang dekat korban. “Mungkin yang membunuh kenal dengan korban. Karena tidak ada pintu yang rusak. Dan orang itu mungkin sempat ngobrol-ngobrol dengan bapak itu (korban) sebelum mereka melakukan aksi keji itu,” ucapnya.

Dan ketika kru koran ini menyinggung apakah ada dugaan pelaku adalah karyawan perusahaan. Dia tidak bisa memastikan. “Kalau karyawan di situ tidak ada yang bermasalah. Yang kerja di cabang itu ada sekitar 24 orang. Yang dikantor 10 orang dan yang 14 orang lagi sebagai sales. Kalau yang 10 orang yang tinggal di kantor itu 3 orang cowok yang bertugas sebagai superpesor, koordinator otlet dan sopir. Selebihnya cewek,” ujarnya merincikan pegawai yang bekerja di toko. Sementara untuk sales yang 14 orang lagi.

Dikatakan narasumber tadi kalau tidak dikenalnya secara pasti lantaran sudah menjadi tugas Korlet. “Kalau yang sales aku tidak terlalu kenal karena sudah kami serahkan kepada Korletnya. Dan aku kesana paling sekitar 4 kali dalam sebulan,” tambahnya lagi.

Sebagai perhatian terhadap korban, Jak mengaku akan menanggung segala biaya pemakaman korban. “Sebagai perhatian dari pihak perusahaan, semua biaya hingga korban dikebumikan kita yang menanggung. Padahal bapak itu baik orangnya. Sebelum tahun baru kemarin dia mengatakan toko harus dijaga ketat karena rawan perampokan. Bapak itu sudah 6 bulan kerja. Tapi sudahlah, kita hanya bisa berharap supaya pihak kepolisian bisa mengungkap pelaku pembunuhan,” akhirnya.

Hasil otopsi, pihak medis menemuka dua luka tusukan di bagian tubuh korban. Satu di bagian rusuk sebelah kiri dan punggung kanan. Sementara di bagian leher ditemukan luka lebam begitu juga di bagian belakang kepala korban.

“Ditemukan luka trauma di bagian rusuk sebelah kiri dan punggung. Diduga lantaran terkena tusukan senjata tajam. Sementara di bagian leher dan bagian kepala belakang ditemukan luka lebam yang diduga akibat benturan benda tumpul. Dan korban diduga tewas lantaran kehabisan darah,” ujar salah satu petugas kamar yang tidak mau namanya dikorankan. Usai otopsi, sekitar pukul 16.00 WIB, jenazah korban pun dibawa keluarga ke rumah duka menggunakan ambulance RSUD dr Pirngadi Medan.

“Rencana hari ini juga dikebumikan di TPU Pasar 5 yang berjarak 1 km dari rumah duka,” ujar H. Dasuki (75) keluarga dekat korban sebelum berangkat ke rumah duka. (tun/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/