32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Busyett… Nenek Ini Simpan 1.500 Butir Narkoba di Bra

Foto: Hulman/PM Kapolres Deli Serdang AKBP M Edy Fariadi (kanan) menginterogasi Hj Isdiani, nenek yang ketahuan membawa narkoba.
Foto: Hulman/PM
Kapolres Deli Serdang AKBP M Edy Fariadi (kanan) menginterogasi Hj Isdiani, nenek yang ketahuan membawa narkoba.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Tiga hari mendekam di jeruji besi, Hj Isdiani (54) yang kedapatan menyimpan 1.500 butir ekstasi di bra dan sabu 100 gram di korset, akhirnya dijenguk keluarganya menantunya, Selasa (9/2) pagi. Pertemuan antara mertua dan menantu itu diwarnai isak tangis. Sang menantu yang merahasiakan identitasnya mengaku tak menyangka Isdiani akan berbuat senekad itu.

Sambil terisak, wanita berambut sebahu itu sempat bertanya alasan Isdiani mau menjadi kurir narkoba. Namun, ibu lima anak dan lima cucu itu yang tinggal di Jalan Poros Desa Suka Rahmat, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur itu hanya menjawab dengan deraian air mata. Pertemuan itu hanya berlangsung sekira sejam lamanya. Setelah itu menantu tersangka pun langsung meninggalkan Sat Narkoba Polres Deli Serdang. Saat ditemui kru koran ini, wanita yang diperkirakan berusia 30-an tahun itu menolak berkomentar.

Tak lama setelah menantunya pergi, Isdiani pun kembali menjalani pemeriksaan lanjutan untuk mengambil sidik jarinya. Saat pengambilan sidik jari itu raut wajah nenek ini terlihat santai dan tenang. Saat diwawancarai kru koran ini, Isdiani kembali enggan memberikan keterangan. Tapi kepada petugas dia mengaku tiba di RSU Adam Malik Medan pada Sabtu (6/2) sore untuk menjenguk keluarganya. Tiba di rumah sakit, Isdiani didatangi dua pria yang tak dikenalnya dan setelah berbincang-bincang, tersangka dibawa jalan-jalan di seputaran Kota Medan.

Setelah itu, tersangka tidur di salah satu penginapan yang tak diingatnya nama dan lokasinya. Di dalam kamar itulah Isdiani diberikan 4 bungkusan di antaranya 3 bungkus berisi ekstasi dan sebungkus sabu. Dan ide menyimpan narkoba pada bra juga merupakan ide dari tersangka sendiri. Kenekadan Isdiani jadi kurir narkoba tidak terlepas dari himpitan ekonomi.Apalagi sampai saat ini, dia masih memiliki anak yang masih duduk di bangku SLTP.

Rencananya, upah yang dijanjikan sebesar Rp15 juta digunakannya untuk biaya hidupnya dan anaknya. Selain itu, Isdiani juga sudah bercerai dengan suaminya beberapa tahun lalu. Namun Isdiani tidak mau berterus terang kapan bercerai dengan suaminya pensiunan PNS pada Dinas Kesehatan di Kalimantan serta apa penyebab perceraiannya.

Foto: Hulman/PM Kapolres Deli Serdang AKBP M Edy Fariadi (kanan) menginterogasi Hj Isdiani, nenek yang ketahuan membawa narkoba.
Foto: Hulman/PM
Kapolres Deli Serdang AKBP M Edy Fariadi (kanan) menginterogasi Hj Isdiani, nenek yang ketahuan membawa narkoba.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Tiga hari mendekam di jeruji besi, Hj Isdiani (54) yang kedapatan menyimpan 1.500 butir ekstasi di bra dan sabu 100 gram di korset, akhirnya dijenguk keluarganya menantunya, Selasa (9/2) pagi. Pertemuan antara mertua dan menantu itu diwarnai isak tangis. Sang menantu yang merahasiakan identitasnya mengaku tak menyangka Isdiani akan berbuat senekad itu.

Sambil terisak, wanita berambut sebahu itu sempat bertanya alasan Isdiani mau menjadi kurir narkoba. Namun, ibu lima anak dan lima cucu itu yang tinggal di Jalan Poros Desa Suka Rahmat, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur itu hanya menjawab dengan deraian air mata. Pertemuan itu hanya berlangsung sekira sejam lamanya. Setelah itu menantu tersangka pun langsung meninggalkan Sat Narkoba Polres Deli Serdang. Saat ditemui kru koran ini, wanita yang diperkirakan berusia 30-an tahun itu menolak berkomentar.

Tak lama setelah menantunya pergi, Isdiani pun kembali menjalani pemeriksaan lanjutan untuk mengambil sidik jarinya. Saat pengambilan sidik jari itu raut wajah nenek ini terlihat santai dan tenang. Saat diwawancarai kru koran ini, Isdiani kembali enggan memberikan keterangan. Tapi kepada petugas dia mengaku tiba di RSU Adam Malik Medan pada Sabtu (6/2) sore untuk menjenguk keluarganya. Tiba di rumah sakit, Isdiani didatangi dua pria yang tak dikenalnya dan setelah berbincang-bincang, tersangka dibawa jalan-jalan di seputaran Kota Medan.

Setelah itu, tersangka tidur di salah satu penginapan yang tak diingatnya nama dan lokasinya. Di dalam kamar itulah Isdiani diberikan 4 bungkusan di antaranya 3 bungkus berisi ekstasi dan sebungkus sabu. Dan ide menyimpan narkoba pada bra juga merupakan ide dari tersangka sendiri. Kenekadan Isdiani jadi kurir narkoba tidak terlepas dari himpitan ekonomi.Apalagi sampai saat ini, dia masih memiliki anak yang masih duduk di bangku SLTP.

Rencananya, upah yang dijanjikan sebesar Rp15 juta digunakannya untuk biaya hidupnya dan anaknya. Selain itu, Isdiani juga sudah bercerai dengan suaminya beberapa tahun lalu. Namun Isdiani tidak mau berterus terang kapan bercerai dengan suaminya pensiunan PNS pada Dinas Kesehatan di Kalimantan serta apa penyebab perceraiannya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/