25.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

GM KNIA Tantang DPRD Deliserdang

File/SUMUT POS
Sejumlah kenderaan memasuki pintu gerbang Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Jumat (2/8). Bandra Internasional Kualanamu (KNIA) tersebut beroperasi sejak 25 Juli kemarin.

SUMUTPOS.CO  – General Manajer (GM) Angkasa Pura (AP) II  Kualanamu, Iwan Krishadianto tak terima dituding tidak memberikan kontribusi langsung kepada Kabupaten Deliserdang. Dia pun menantang tudingan Ketua DPRD Kabupaten Deliserdang Riky Prandana Nasution tersebut.

Semenjak dioperasikan pada Juli 2013 lalu, DPRD Kabupaten Deliserdang Riky Prandana Nasution mengatakan, Bandar Kualanamu Internasional Airport (KNIA) dinilai tidak memberikan manfaat singnifikan buat Kabupaten Deliserdang. Malah, saat pembangunan banyak merusak infratruktur Deliserdang.

”Saat pembangunan bandara itu, banyak sarana infrastruktur jalan kita  yang mengalami kerusakan. Karena mengangkut jutaan matertial pasar, batu koral dan tana timbun. Bahkan yang diperbaiki hanya sebagian kecil, sementara jalan yang lain dibiarkan,” ujar Ketua DPRD Kabupaten Deliserdang Riky Prandana Nasution pada diskusi terbatas DPRD Deliserdang, Rabu (8/2).

Selain itu, Riky mengaku mendapat laporan dari warga soal pelayanan yang jauh dari standar internasional. Aksi kriminal kerap terjadi berupa hilang isi bagasi penumpang, pencopet berkeliaran sampai hilangnya roda kendaraan yang sedang diparkir. Aksi kriminal itu membuat pengunjung  tak nyaman.

Bukan hanya itu, maskapai penerbangan juga menyebutkan seolah-olah bandara itu berada di Kota Medan. ”Mereka bukan menyebutkan nama Deliserdang, tapi Selamat Datang ke Bandara Kualanamu Medan,” tegas Riky kesal.

Hal yang sama juga dikatakan Anggota DPRD Deliserdang lainnya, Mikail Tantara Purba. Dia mencurigai adanya tindakan korupsi di pengelolan parkir VIP. Dimana sekali parkir dikenakan Rp40 ribu. Padahal laporan pajak parkir VIP Bandara ke PAD Pemkab Deliserdang tidak ada.

“Kemana uangnya. Soalnya dalam laporan keuangan tak terlihat. Apa dimakan sendiri oleh oknum,” bilang Ketua Fraksi Partai Golkar dan diamini oleh Ketua Fraksi PAN, Darmbani Dalimunthe.

Darmbani Dalimunthe juga menuding  pihak maskapai melakukan tindakan pembohongan publik. Dimana setiap mau berangkat dan datang, kru pesawat menyebutkan  bahwa Bandara KNIA-Medan. Padahal Bandara KNIA berada di Kecamatan Beringin, Kabupaten Deliserdang.

“Itukan pembohongan publik dan menyesatkan Mungkin bagi orang awam penyebutan nama tak penting tetapi bagi dunia penerbangan itu sangat pernting. Karena itu semua terkait titik kordinat sebuah wilayah, sudah jelas berada di Delisedang kok bilang nama kota lain,”ungkap  Darmbani Dalimunthe.

Namun tudingan DPRD Deliserdang ini dibantah GM AP II  Kualanamu, Iwan Krishadianto. Dia tak terima dikatakan bahwa Bandara Kualanamu tak memberikan kontribusi secara langsung kepada Kabupaten Deliserdang.

Iwan menantang tudingan Ketua DPRD Kabupaten Deliserdang Riky Prandana Nasution. Dia menyarankan Riky bertanya kepada Bupati Deliserdang Ashari Tambunan, apa yang sudah diberikan Bandara Kualanamu.

“Ketua DPRD mana itu?. Silahkan tanya Ashari sudah apa yang  sudah diberikan buat Deliserdang,” dengan nada tinggi kepada Sumut Pos.

Sedangkan Branch Communication dan Legal Manager  Bandara KNIA, Wisnu Budi Setianto, menyatakan akan terus berkoordinasi dengan maskapai terkait soal penyebutan nama Kabupaten Deliserdang ketika turun dan berangkat.

“Sejauh ini sudah ada beberapa maskapai yang menyebutkan Kabupaten Deliserdang menggunakan alat pengeras suara didalam pesawat,” sebut Wisnu.

Wisnu tidak menampik masih ada taksi tak resmi  di Bandara KNIA. Oleh karena itu pihaknya selalu menghimbau kepada penggunakan jasa bandara agar tidak menggunakan taksi tidak resmi. Disamping itu pihak AP 2 bersama kepolisian selalu melakukan penertiban terhadap taksi tidak resmi. (mag-2/btr/dek)

File/SUMUT POS
Sejumlah kenderaan memasuki pintu gerbang Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Jumat (2/8). Bandra Internasional Kualanamu (KNIA) tersebut beroperasi sejak 25 Juli kemarin.

SUMUTPOS.CO  – General Manajer (GM) Angkasa Pura (AP) II  Kualanamu, Iwan Krishadianto tak terima dituding tidak memberikan kontribusi langsung kepada Kabupaten Deliserdang. Dia pun menantang tudingan Ketua DPRD Kabupaten Deliserdang Riky Prandana Nasution tersebut.

Semenjak dioperasikan pada Juli 2013 lalu, DPRD Kabupaten Deliserdang Riky Prandana Nasution mengatakan, Bandar Kualanamu Internasional Airport (KNIA) dinilai tidak memberikan manfaat singnifikan buat Kabupaten Deliserdang. Malah, saat pembangunan banyak merusak infratruktur Deliserdang.

”Saat pembangunan bandara itu, banyak sarana infrastruktur jalan kita  yang mengalami kerusakan. Karena mengangkut jutaan matertial pasar, batu koral dan tana timbun. Bahkan yang diperbaiki hanya sebagian kecil, sementara jalan yang lain dibiarkan,” ujar Ketua DPRD Kabupaten Deliserdang Riky Prandana Nasution pada diskusi terbatas DPRD Deliserdang, Rabu (8/2).

Selain itu, Riky mengaku mendapat laporan dari warga soal pelayanan yang jauh dari standar internasional. Aksi kriminal kerap terjadi berupa hilang isi bagasi penumpang, pencopet berkeliaran sampai hilangnya roda kendaraan yang sedang diparkir. Aksi kriminal itu membuat pengunjung  tak nyaman.

Bukan hanya itu, maskapai penerbangan juga menyebutkan seolah-olah bandara itu berada di Kota Medan. ”Mereka bukan menyebutkan nama Deliserdang, tapi Selamat Datang ke Bandara Kualanamu Medan,” tegas Riky kesal.

Hal yang sama juga dikatakan Anggota DPRD Deliserdang lainnya, Mikail Tantara Purba. Dia mencurigai adanya tindakan korupsi di pengelolan parkir VIP. Dimana sekali parkir dikenakan Rp40 ribu. Padahal laporan pajak parkir VIP Bandara ke PAD Pemkab Deliserdang tidak ada.

“Kemana uangnya. Soalnya dalam laporan keuangan tak terlihat. Apa dimakan sendiri oleh oknum,” bilang Ketua Fraksi Partai Golkar dan diamini oleh Ketua Fraksi PAN, Darmbani Dalimunthe.

Darmbani Dalimunthe juga menuding  pihak maskapai melakukan tindakan pembohongan publik. Dimana setiap mau berangkat dan datang, kru pesawat menyebutkan  bahwa Bandara KNIA-Medan. Padahal Bandara KNIA berada di Kecamatan Beringin, Kabupaten Deliserdang.

“Itukan pembohongan publik dan menyesatkan Mungkin bagi orang awam penyebutan nama tak penting tetapi bagi dunia penerbangan itu sangat pernting. Karena itu semua terkait titik kordinat sebuah wilayah, sudah jelas berada di Delisedang kok bilang nama kota lain,”ungkap  Darmbani Dalimunthe.

Namun tudingan DPRD Deliserdang ini dibantah GM AP II  Kualanamu, Iwan Krishadianto. Dia tak terima dikatakan bahwa Bandara Kualanamu tak memberikan kontribusi secara langsung kepada Kabupaten Deliserdang.

Iwan menantang tudingan Ketua DPRD Kabupaten Deliserdang Riky Prandana Nasution. Dia menyarankan Riky bertanya kepada Bupati Deliserdang Ashari Tambunan, apa yang sudah diberikan Bandara Kualanamu.

“Ketua DPRD mana itu?. Silahkan tanya Ashari sudah apa yang  sudah diberikan buat Deliserdang,” dengan nada tinggi kepada Sumut Pos.

Sedangkan Branch Communication dan Legal Manager  Bandara KNIA, Wisnu Budi Setianto, menyatakan akan terus berkoordinasi dengan maskapai terkait soal penyebutan nama Kabupaten Deliserdang ketika turun dan berangkat.

“Sejauh ini sudah ada beberapa maskapai yang menyebutkan Kabupaten Deliserdang menggunakan alat pengeras suara didalam pesawat,” sebut Wisnu.

Wisnu tidak menampik masih ada taksi tak resmi  di Bandara KNIA. Oleh karena itu pihaknya selalu menghimbau kepada penggunakan jasa bandara agar tidak menggunakan taksi tidak resmi. Disamping itu pihak AP 2 bersama kepolisian selalu melakukan penertiban terhadap taksi tidak resmi. (mag-2/btr/dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/