26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Pengunjung Café Flower Tewas OD

Korban di RS Latersia Binjai usai mengonsumsi ekstasi di Cafe Flower.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Seorang pengunjung Café Flower berinisial Ag mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Latersia, Jalan Soekarno-Hatta Km 18, Kelurahan Sumberkarya, Binjai Timur, Jumat (9/8) dinihari. Kuat dugaaan, wanita muda berusia 21 tahun ini tewas karena over dosis pil ekstasi. Korban merupakan warga Dusun Banrejo, Desa Kwala Mencirim, Sei Bingai, Langkat.

VIDEO pekerja salon daerah Kelurahan Tanah Seribu, Binjai Selatan, yang menukangi pasang bulu mata itu viral di media sosial facebook. Akun medsos Fanii Ramadanii yang ditengarai sebagai teman korban dalam video berdurasi 10 detik ini yang meposting kabar duka tersebut.

Postingan tersebut juga dibubuhi keterangan.

“Turut berduka cita iya sygg. Buatt peringgatann yangg sukak dugem. Kalokk nekan obatt jangan banyak kurang banyakk beginiilah terjadinyaaa. Boleh nekan tapii sekedarnya saja. Jangan berlebihan. Bantuu doain iya buat temanteman”

Tangkapan layar status FB Fanii Ramadanii dan video yang diunggahnya viral dan dibagikan sejumlah warganet yang berasal dari Binjai. Kini, status FB Fanii Ramadanii sudah dihapus.

Informasi dihimpun, pil ekstasi yang beredar di café yang disulap menjadi diskotek itu merek Superman dan Spongebob.

Tak diketahui persis korban datang bersama siapa ke diskotek yang sebelumnya bernama Titanic Frog (TF) tersebut.

Namun belakangan disebut-sebut, korban datang bersama temannya berinisial FR.

Sebab, dalam video terlihat FR bersama korban. Diduga wanita berkaus hitam dalam video yang viral itu adalah FR.

Saat korban kritis, FR sempat mengajaknya berkomunikasi. Namun nahas, nyawa korban yang dalam video mengenakan baju dan celana warna merah itu tak tertolong.

Kabar duka berembus sampai ke telinga orang tua korban. Karenanya, orang tua korban datang dan menjemput bungsu dari dua bersaudara ini untuk dibawa ke rumah duka.

Sesampai di rumah, kematian korban dirasa orang tua janggal. Karenanya, korban yang sudah tutup usia dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai untuk dilakukan autopsi.

“Sekitar jam 1 siang tadi masuknya,” kata salah seorang sekuriti di RSUD Djoelham Binjai.

Keperluan autopsi korban juga membawa sepucuk surat dari Polres Binjai dengan No.Pol: VER/136/VIII/2019/Reskrim yang ditandatangani oleh KBO Satuan Reserse Kriminal Polres Binjai, Ipda Ibrahim Sopi. Hingga pukul 14.00 WIB, dokter forensik yang akan mengautopsi jenazah korban belum datang.

Dikonfirmasi, Ipda Sopi mulanya berlagak tidak mengetahui hal ini. Ditemui di Gedung Satreskrim Polres Binjai, akhirnya Sopi membenarkan ada membawa seorang jenazah untuk keperluan autopsi.

“Saya enggak bisa bilang begitu (tewas diduga OD). Nanti, tunggu hasil visumlah, aku cuma neken (tanda tangan). Keluarganya merasa kematiannya (korban) tidak pas (wajar). “ tandasnya.

Ingin Buka Salon

Hidup Ag harus berakhir dengan tragis. Anak kedua dari dua bersaudara itu harus meregang nyawa karena ekstasi.

Sabtu 17 Agustus 2019 nanti, korban genap berusia 22 tahun. Tetangga korban berinisial Kd mengaku tidak menyangka mendengar kabar tersebut.

Ditanya lebih jauh, Kd menolak memberikan penjelasan tentang korban semasa hidupnya. “Sudah enggak ada orangnya, enggak baik kita ngegibahkan,” kata dia kepada Sumut Pos.

Namun Kd menjelaskan, korban pernah bekerja di salon. Namun belakangan, kata dia, hubungan korban tak harmonis dengan pemilik salon.

Alhasil, korban memilih berhenti yang kemudian buka salon keliling.

“Dia pengen buka salon di rumah. Sedih tadi pagi saya mendengar kabarnya, tidak sangka kami semuanya,” pungkasnya.(ted/ala)

Pernah Digerebek

Café Flower, tempat korban menyabung nyawa diketahui merupakan milik ST. Pria berdarah Karo ini juga masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) penyidik Tipidter Polda Sumut karena kasus pertambangan ilegal.

Café Flower sebelumnya bernama Titanic Frog. Belakangan, ST mengubahnya menjadi Café Flower tanpa alasan yang jelas.

Informasi dihimpun, pengelola diduga panik melihat korban yang kritis di Café Flower. Karenanya, korban buru-buru dilarikan ke RS Latersia. Sayang, nyawa korban tak tertolong.

Kejadian ini bukan kali pertama. Sebelumnya, kejadian serupa banyak terjadi di tempat yang diduga sebagai lapak menjual pil ekstasi itu.

Karena banyaknya kejadian itu, Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumut pernah menggrebek tempat hiburan milik ST. Seluruh alat set DJ dan pemainnya, pengunjung hingga waiters di tempat hiburan malam tersebut diangkut Polda Sumut.

Buntutnya, tempat hiburan malam itu digrebek Poldasu sempat vakum. Namun entah bagaimana, diskotek itu kembali beroperasi.

Pemilik pun mengganti namanya dari Titanic Frog menjadi Café Flower hingga kembali menelan korban jiwa. (ted/ala)

Korban di RS Latersia Binjai usai mengonsumsi ekstasi di Cafe Flower.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Seorang pengunjung Café Flower berinisial Ag mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Latersia, Jalan Soekarno-Hatta Km 18, Kelurahan Sumberkarya, Binjai Timur, Jumat (9/8) dinihari. Kuat dugaaan, wanita muda berusia 21 tahun ini tewas karena over dosis pil ekstasi. Korban merupakan warga Dusun Banrejo, Desa Kwala Mencirim, Sei Bingai, Langkat.

VIDEO pekerja salon daerah Kelurahan Tanah Seribu, Binjai Selatan, yang menukangi pasang bulu mata itu viral di media sosial facebook. Akun medsos Fanii Ramadanii yang ditengarai sebagai teman korban dalam video berdurasi 10 detik ini yang meposting kabar duka tersebut.

Postingan tersebut juga dibubuhi keterangan.

“Turut berduka cita iya sygg. Buatt peringgatann yangg sukak dugem. Kalokk nekan obatt jangan banyak kurang banyakk beginiilah terjadinyaaa. Boleh nekan tapii sekedarnya saja. Jangan berlebihan. Bantuu doain iya buat temanteman”

Tangkapan layar status FB Fanii Ramadanii dan video yang diunggahnya viral dan dibagikan sejumlah warganet yang berasal dari Binjai. Kini, status FB Fanii Ramadanii sudah dihapus.

Informasi dihimpun, pil ekstasi yang beredar di café yang disulap menjadi diskotek itu merek Superman dan Spongebob.

Tak diketahui persis korban datang bersama siapa ke diskotek yang sebelumnya bernama Titanic Frog (TF) tersebut.

Namun belakangan disebut-sebut, korban datang bersama temannya berinisial FR.

Sebab, dalam video terlihat FR bersama korban. Diduga wanita berkaus hitam dalam video yang viral itu adalah FR.

Saat korban kritis, FR sempat mengajaknya berkomunikasi. Namun nahas, nyawa korban yang dalam video mengenakan baju dan celana warna merah itu tak tertolong.

Kabar duka berembus sampai ke telinga orang tua korban. Karenanya, orang tua korban datang dan menjemput bungsu dari dua bersaudara ini untuk dibawa ke rumah duka.

Sesampai di rumah, kematian korban dirasa orang tua janggal. Karenanya, korban yang sudah tutup usia dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai untuk dilakukan autopsi.

“Sekitar jam 1 siang tadi masuknya,” kata salah seorang sekuriti di RSUD Djoelham Binjai.

Keperluan autopsi korban juga membawa sepucuk surat dari Polres Binjai dengan No.Pol: VER/136/VIII/2019/Reskrim yang ditandatangani oleh KBO Satuan Reserse Kriminal Polres Binjai, Ipda Ibrahim Sopi. Hingga pukul 14.00 WIB, dokter forensik yang akan mengautopsi jenazah korban belum datang.

Dikonfirmasi, Ipda Sopi mulanya berlagak tidak mengetahui hal ini. Ditemui di Gedung Satreskrim Polres Binjai, akhirnya Sopi membenarkan ada membawa seorang jenazah untuk keperluan autopsi.

“Saya enggak bisa bilang begitu (tewas diduga OD). Nanti, tunggu hasil visumlah, aku cuma neken (tanda tangan). Keluarganya merasa kematiannya (korban) tidak pas (wajar). “ tandasnya.

Ingin Buka Salon

Hidup Ag harus berakhir dengan tragis. Anak kedua dari dua bersaudara itu harus meregang nyawa karena ekstasi.

Sabtu 17 Agustus 2019 nanti, korban genap berusia 22 tahun. Tetangga korban berinisial Kd mengaku tidak menyangka mendengar kabar tersebut.

Ditanya lebih jauh, Kd menolak memberikan penjelasan tentang korban semasa hidupnya. “Sudah enggak ada orangnya, enggak baik kita ngegibahkan,” kata dia kepada Sumut Pos.

Namun Kd menjelaskan, korban pernah bekerja di salon. Namun belakangan, kata dia, hubungan korban tak harmonis dengan pemilik salon.

Alhasil, korban memilih berhenti yang kemudian buka salon keliling.

“Dia pengen buka salon di rumah. Sedih tadi pagi saya mendengar kabarnya, tidak sangka kami semuanya,” pungkasnya.(ted/ala)

Pernah Digerebek

Café Flower, tempat korban menyabung nyawa diketahui merupakan milik ST. Pria berdarah Karo ini juga masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) penyidik Tipidter Polda Sumut karena kasus pertambangan ilegal.

Café Flower sebelumnya bernama Titanic Frog. Belakangan, ST mengubahnya menjadi Café Flower tanpa alasan yang jelas.

Informasi dihimpun, pengelola diduga panik melihat korban yang kritis di Café Flower. Karenanya, korban buru-buru dilarikan ke RS Latersia. Sayang, nyawa korban tak tertolong.

Kejadian ini bukan kali pertama. Sebelumnya, kejadian serupa banyak terjadi di tempat yang diduga sebagai lapak menjual pil ekstasi itu.

Karena banyaknya kejadian itu, Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumut pernah menggrebek tempat hiburan milik ST. Seluruh alat set DJ dan pemainnya, pengunjung hingga waiters di tempat hiburan malam tersebut diangkut Polda Sumut.

Buntutnya, tempat hiburan malam itu digrebek Poldasu sempat vakum. Namun entah bagaimana, diskotek itu kembali beroperasi.

Pemilik pun mengganti namanya dari Titanic Frog menjadi Café Flower hingga kembali menelan korban jiwa. (ted/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/