26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Kasus Dugaan Perkosaan Anak SD yang Dilakukan Kasek hingga Tukang Sapu, Poldasu Belum Tetapkan Tersangka

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Ditreskrimum Polda Sumut) masih terus melakukan penyidikan terkait kasus dugaan pemerkosaan terhadap anak Sekolah Dasar (SD) di Medan.

Hal itu dikatakan Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi kepada Sumut Pos di Medan, Jumat (9/9) sore. “Bahwa proses penyidikan masih terus berjalan dan saat ini semenjak Juli 2022 langsung ditangani penyidik Ditreskrimum Polda Sumut,” ujarnya.

Dari progresnya, lanjut Hadi, ada 18 saksi yang sudah dimintai keterangan, yakni orang tua korban, anak, guru, kepala sekolah dan para terlapor, yang diberikan informasi atau berdasarkan laporan dari ibu korban.

Selain itu, sambungnya, penyidik juga sudah melakukan pemeriksaan ke para saksi ahli, yaitu forensik, psikologi, Lembaga Perlindungan Anak, visum et repertum. “Artinya, semenjak kasus ini diambil alih oleh penyidik Ditreskrimum Poldasu dari Polrestabes Medan sudah menunjukan progres yang cukup signifikan,” imbuhnya.

Hingga kini, kata Hadi, pihaknya belum menetapkan tersangka dari laporan tersebut. Tetapi tentunya, penyidik memiliki mekanisme untuk terus melakukan penyidikan dalam mengumpulkan alat-alat bukti. Hal ini bertujuan, mendapatkan kesesuaian antara fakta dan keterangan yang sudah diberikan ataupun dengan fakta yang ada di lapangan. “Penyidik telah melakukan dua kali pra rekonstruksi, artinya pihaknya tidak n

membiarkan kasus ini berlarut-larut,” katanya.

Dikatakannya, bahwa penyidik juga memiliki mekanisme tersendiri menetapkan tersangka dan tidak ingin terburu-buru. “Kalau penyidik belum berkeyakinan terkait kasus ini atau mungkin ada alat bukti yang masih akan dikumpulkan,” sebutnya.

Adapun, laporan awal dari ibu korban ada dua orang. Kemudian berkembang dari proses penyidikan, ibu korban kembali melaporkan dua orang berikutnya. “Totalnya ada empat orang, yakni kepala sekolah, tugas kebersihan, tukang sapu dan tata usaha. Dinamika penyidikannya terus berubah. Dan pastinya penyidik juga terus mengumpulkan alat bukti. Kita masih terus bekerja,” pungkasnya.

 

 

Ibu Korban Ternyata ASN Pemko Medan

Polemik dugaan kasus pemerkosaan siswi SD di salah satu sekolah di Kota Medan oleh oknum kepala sekolah (Kesek) yang viral di akun instagram Pengacara Hotman Paris Hutapea, semakin berkepanjangan.

Belakangan diketahui, sebelum melaporkan kasus itu kepada Hotman Paris, ibu korban berinisial I, ternyata telah terlebih dahulu melaporkan kasus tersebut kepada Wali Kota Medan, Bobby Nasution. Bahkan, kasus itu telah dilaporkannya sebanyak dua kali kepada Bobby Nasution.”Ingin saya informasikan. Ibu I yang mengadu (ke Hotman Paris) yang viral di media sosial itu sudah dua kali bertemu dengan saya secara langsung,” ucap Bobby Nasution, Jumat (9/9).

Pertemuan itu bisa dilakukan, sebab ibu siswi tersebut merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemko Medan dan bertugas di gedung Balai Kota Medan.”Kebetulan ibu I adalah pegawai kami di kantor kota,” ujar Bobby.

Dijelaskan Bobby, pertemuannya dengan I pertama kali dilakukan tahun 2021. Kemudian pada tahun 2022, mereka kembali melakukan pertemuan setelah memanggil I. “Kita sudah dua kali bertemu, tahun 2021 saya sudah pernah panggil ibu I ini, terakhir kemarin setelah tahun 2022 ini saya panggil,” katanya.

Bobby juga membenarkan, bahwa benar ada kasus dugaan pemerkosaan yang dialami oleh anak dari pegawainya tersebut. Bahkan saat itu, mereka sudah membuat laporan ke Polrestabes Medan.

“Kasusnya memang ada diduga pemerkosaan, sudah kami laporkan. Karena namanya penindakan bukan di wilayah Pemko, sudah kami laporkan ke Polrestabes Medan,” tuturnya.

Teranyar, Bobby mengetahui bahwa dugaan kasus itu telah diambil alih oleh pihak Polda Sumut. Hasilnya, belum ada perkembangan dari kasus tersebut.

“Kemarin sudah dikonfirmasi, sudah diambil alih sama Polda (Sumut). Memang dari yang pertama itu sampai hari ini belum ada perkembangan kasusnya,” ungkap Bobby.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Medan, Aulia Rachman juga ikut buka suara tentang kasus dugaan pemerkosaan siswi SD swasta di Kota Medan tersebut. Aulia meminta agar publik tidak sembarangan dalam menghakimi pihak tertentu sebelum tahu alur kasus yang sebenarnya. “Kita lihat dulu alurnya dari mana. Jangan kita sembarang nge-judge kalau kita tidak tahu alurnya gimana,” ujar Aulia, Jumat (9/9).

Aulia sendiri mengaku, dirinya belum mendapatlan laporan soal kasus itu. Ia juga tak mau berspekulasi terkait penanganan kasus itu. Namun begitu, Aulia menegaskan bahwa Pemko Medan akan bertindak objektif dalam kasus ini.

“Setidaknya kita harus berjalan di tengah, yang benar ya benar, yang salah ya salah,” pungkasnya. (map/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Ditreskrimum Polda Sumut) masih terus melakukan penyidikan terkait kasus dugaan pemerkosaan terhadap anak Sekolah Dasar (SD) di Medan.

Hal itu dikatakan Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi kepada Sumut Pos di Medan, Jumat (9/9) sore. “Bahwa proses penyidikan masih terus berjalan dan saat ini semenjak Juli 2022 langsung ditangani penyidik Ditreskrimum Polda Sumut,” ujarnya.

Dari progresnya, lanjut Hadi, ada 18 saksi yang sudah dimintai keterangan, yakni orang tua korban, anak, guru, kepala sekolah dan para terlapor, yang diberikan informasi atau berdasarkan laporan dari ibu korban.

Selain itu, sambungnya, penyidik juga sudah melakukan pemeriksaan ke para saksi ahli, yaitu forensik, psikologi, Lembaga Perlindungan Anak, visum et repertum. “Artinya, semenjak kasus ini diambil alih oleh penyidik Ditreskrimum Poldasu dari Polrestabes Medan sudah menunjukan progres yang cukup signifikan,” imbuhnya.

Hingga kini, kata Hadi, pihaknya belum menetapkan tersangka dari laporan tersebut. Tetapi tentunya, penyidik memiliki mekanisme untuk terus melakukan penyidikan dalam mengumpulkan alat-alat bukti. Hal ini bertujuan, mendapatkan kesesuaian antara fakta dan keterangan yang sudah diberikan ataupun dengan fakta yang ada di lapangan. “Penyidik telah melakukan dua kali pra rekonstruksi, artinya pihaknya tidak n

membiarkan kasus ini berlarut-larut,” katanya.

Dikatakannya, bahwa penyidik juga memiliki mekanisme tersendiri menetapkan tersangka dan tidak ingin terburu-buru. “Kalau penyidik belum berkeyakinan terkait kasus ini atau mungkin ada alat bukti yang masih akan dikumpulkan,” sebutnya.

Adapun, laporan awal dari ibu korban ada dua orang. Kemudian berkembang dari proses penyidikan, ibu korban kembali melaporkan dua orang berikutnya. “Totalnya ada empat orang, yakni kepala sekolah, tugas kebersihan, tukang sapu dan tata usaha. Dinamika penyidikannya terus berubah. Dan pastinya penyidik juga terus mengumpulkan alat bukti. Kita masih terus bekerja,” pungkasnya.

 

 

Ibu Korban Ternyata ASN Pemko Medan

Polemik dugaan kasus pemerkosaan siswi SD di salah satu sekolah di Kota Medan oleh oknum kepala sekolah (Kesek) yang viral di akun instagram Pengacara Hotman Paris Hutapea, semakin berkepanjangan.

Belakangan diketahui, sebelum melaporkan kasus itu kepada Hotman Paris, ibu korban berinisial I, ternyata telah terlebih dahulu melaporkan kasus tersebut kepada Wali Kota Medan, Bobby Nasution. Bahkan, kasus itu telah dilaporkannya sebanyak dua kali kepada Bobby Nasution.”Ingin saya informasikan. Ibu I yang mengadu (ke Hotman Paris) yang viral di media sosial itu sudah dua kali bertemu dengan saya secara langsung,” ucap Bobby Nasution, Jumat (9/9).

Pertemuan itu bisa dilakukan, sebab ibu siswi tersebut merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemko Medan dan bertugas di gedung Balai Kota Medan.”Kebetulan ibu I adalah pegawai kami di kantor kota,” ujar Bobby.

Dijelaskan Bobby, pertemuannya dengan I pertama kali dilakukan tahun 2021. Kemudian pada tahun 2022, mereka kembali melakukan pertemuan setelah memanggil I. “Kita sudah dua kali bertemu, tahun 2021 saya sudah pernah panggil ibu I ini, terakhir kemarin setelah tahun 2022 ini saya panggil,” katanya.

Bobby juga membenarkan, bahwa benar ada kasus dugaan pemerkosaan yang dialami oleh anak dari pegawainya tersebut. Bahkan saat itu, mereka sudah membuat laporan ke Polrestabes Medan.

“Kasusnya memang ada diduga pemerkosaan, sudah kami laporkan. Karena namanya penindakan bukan di wilayah Pemko, sudah kami laporkan ke Polrestabes Medan,” tuturnya.

Teranyar, Bobby mengetahui bahwa dugaan kasus itu telah diambil alih oleh pihak Polda Sumut. Hasilnya, belum ada perkembangan dari kasus tersebut.

“Kemarin sudah dikonfirmasi, sudah diambil alih sama Polda (Sumut). Memang dari yang pertama itu sampai hari ini belum ada perkembangan kasusnya,” ungkap Bobby.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Medan, Aulia Rachman juga ikut buka suara tentang kasus dugaan pemerkosaan siswi SD swasta di Kota Medan tersebut. Aulia meminta agar publik tidak sembarangan dalam menghakimi pihak tertentu sebelum tahu alur kasus yang sebenarnya. “Kita lihat dulu alurnya dari mana. Jangan kita sembarang nge-judge kalau kita tidak tahu alurnya gimana,” ujar Aulia, Jumat (9/9).

Aulia sendiri mengaku, dirinya belum mendapatlan laporan soal kasus itu. Ia juga tak mau berspekulasi terkait penanganan kasus itu. Namun begitu, Aulia menegaskan bahwa Pemko Medan akan bertindak objektif dalam kasus ini.

“Setidaknya kita harus berjalan di tengah, yang benar ya benar, yang salah ya salah,” pungkasnya. (map/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/