30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Polisi Tewas Korban Tabrak Lari

 U pacara persemayaman jenazah Brigadir Bustami berjalan lancar, kemudian diberangkatkan dari Lapangan Asrama Polisi Jalan Sangnauluh menuju Langsa Aceh, Senin (9/12).(Foto: Dhev)

U pacara persemayaman jenazah Brigadir Bustami berjalan lancar, kemudian diberangkatkan dari Lapangan Asrama Polisi Jalan Sangnauluh menuju Langsa Aceh, Senin (9/12).(Foto: Dhev)

SIMALUNGUN,SUMUTPOS.CO- – Personil Polsek Tiga Dolok Brigadir Bustami (52), ditemukan tewas di Jalinsum Siantar-Parapat, persis di Simpang Kawat Kecamatan Dolok Panribuan. Peristiwa itu, membuat Bustami gagal memenuhi janji, untuk membeli obat untuk anak bungsunya.

Dewi Sapta (13), anak pertama Bustami dari istri keduanya Darliana ketika berada di ruang instalasi jenazah RSUD Siantar, ketika menjemput jenazah ayahnya menceritakan, sebelum kejadian dia sempat berkomunikasi dengan ayahnya melalui SMS. Saat komunikasi itu, ayahnya berjanji akan membelikan obat untuk adiknya Novi Anggriani (11).

“Tadi malam, Minggu (8/12) sekira pukul 20.00 WIB, ayah (Bustami) SMS aku, janji akan belikan obat batuk adik hari senin, karena ayah lagi tugas,” ujar Dewi sembari mengaku awalnya dia mengirim SMS kepada ayahnya agar membelikan obat untuk adiknya.

Diungkapkan Dewi, ayahnya telah berpisah dengan ibunya Darlina sekira 2 tahun lalu. Semenjak ayahnya pisah dengan ibunya, dia dan adiknya Novi tinggal bersama ibunya yang sudah menikah kembali di Jalan Rangkuta Sembiring Gang METRO Kelurahan Naga Pita, Kecamatan Siantar Martoba. Sementara, ayahnya Brigadir Bustami diketahui tinggal di daerah Beringin Kecamatan Tapian Dolok.

Selama ayahnya pisah dengan ibunya, Dewi mengaku terakhir kalinya berjumpa sebulan yang lalu dan diajak kerumah ayah di Beringin. Selanjutnya, hanya komunikasi melalui telepon.

”Aku jumpa sama ayah sebulan lalu, dan diajak ke rumah ayah. Selebih itu, hanya komunikasi telepon saja. Tadi malam dia SMS aku cuma bilang akan beli obat itu,” ujar Dewi. Ditempat sama, Rudi (28) anak kedua korban dari istri pertama Megawati, mengatakan akan membawa jenazah ayahnya) di Kota Langsa Aceh tepatnya di Jalan Ahmad Yani Gang Bakti.

Sebelum ayahnya meninggal, Rudi mengaku, tidak sempat memiliki perasaan kurang enak ataupun memimpikan ayahnya. ”Aku tahu peristiwa itu, karena dikabarkan salah seorang petugas kepolisian yang menelponku,” ujar Rudi.

Pantauan METRO SIANTAR (Group Metro Asahan) di ruang Forensik, kedua istri korban tidak ada datang. Jenazah korban sebelum diantar ke Kota Langsa, terlebih dahulu dibawa ke Aspol Jalan Asahan Kecamatan Siantar Timur, untuk dilakukan upacara keberangkatan dipimpin Kapolres Simalungun AKBP Andi S Taufik SIK MSi.

Dipelaksanan upacara, keluarga korban melalui anaknya Rudi menyerahkan kepada pihak Polres Simalungun, sebelum ayahnya itu disemayamkan dan diterima pihak Polres Simalungun.

Usai melakukan upacara, jenazah korban dimasukkan dalam peti mati, lalu dibawa menggunakan mobil ambulan RSUD Djasamen Saragih dengan iringan Patwal Polres Simalungun menuju Kota Langsa. Usai upacara pemberangkatan jenazah, Kapolres Simalungun AKBP Andi S Taufik SIK meminta pengendara yang menabrak Birgadir Bustami menyerahkan diri. “Kita lagi selidiki. Mungkin tak lama, kita akan tahu siapa pengendara yang menabrak, jadi kepada pengendara itu lebih baik menyerahkan diri,” katanya.

Sebelumnya, Brigadir Bustami (61) anggota Polsek Tiga Dolok, tewas diduga korban tabrak lari di Simpang Kawat, Kecamatan Dolok Panribuan, Simalungun, Senin (9/12) dini hari sekira pukul 01.00 WIB. Dia menjadi korban tabrak lari bersama rekannya sesama anggota Polsek Tiga Dolok saat mengendarai sepedamotor.

Menurut beberapa rekan korban anggota Polsek Tiga Dolok ditemui di kamar mayat RSU Djasamen Saragih mengatakan,korban ditabrak mobil penumpang jenis L-300. Peristiwa itu bermula ketika korban yang akrab disapa Babe ini, berangkat dari Mapolsek bersama Bripka Ojak Sinaga mengendarai sepedamotor Yamaha Zipiter MX sekitar pukul 01.00 WIB.

Setibanya di Simpang Kawat, tiba-tiba dari arah belakang (Siantar menuju Parapat) muncul empat mini bus beriringan dengan kecepatan tinggi. Diduga karena ugal-ugalan, mini bus barisan pertma langsung menghantam bagian belakang sepedamotor yang membawa korban. Seketika terhempas hingga korban terlindas mini bus yang beriringan tadi.

Kondisi korban mengenaskan, kepala remuk dan luka robek terdapat di bagian tangan. Sementara Bripka Ojak Sinaga yang mengendarai sepedamotor, terhempas hingga ke halaman rumah warga atau lima meter dari lokasi kejadian. Sedangkan iringan bus penumpang tetap melaju ke arah Parapat. “Kami terima laporan dari masyarakat yang datang ke Polsek,” kata KSPK Polsek Tiga Dolok Aipda Armando Sinaga, ditemui di kamar mayat.

zDia mengaku sempat terkejut saat warga yang melaporkan bahwa korban adsalah Brigadir Bustami yang bertugas di SPK Polsek Dolok dan saat itu berseragam lengkap. Kebetulan korban malam itu sedang piket. Mendapat la[poran warga, Armando dan rekannya petugas piket langsung menuju lokasi kejadian.

Benar saja, korban yang masih tergeletak di jalinsum Siantar-Parapat itu Brigadir Bustami. Setelah olah TKP, mereka langsung mengevakuasi korban yang sudah dipastikan tak bernyawa itu ke instalasi Jenazah RSU Djasamen Saragih, menggunakan mobil patroli.

“Padahal mulai dari pagi kami masih ketawa-ketawa cerita tentang keluarga, surga, pesta rumah kontrakan dan anak-anak,” kenang Armando dan rekannya. Korban dikenal sosok periang yang mengontrak di Sinaksak, Kecamatan Tapian Dolok, Simalungun. Sementara keluarga korban berada di Aceh.

Korban sudah lima tahun bertugas di Polsek Tiga Dolok, setelah sebelumnya tugas di Polsek Bangun. “Si Babe (korban) ini penghibur bagi kami. Tanpa dia, sepi. Kami cerita surga tadi dan mudah-mudahan dia ditempatkan di surga seperti ceritanya,” ucap rekannya.

Menurut mereka, korban orang yang giat bekerja meski usianya sudah mulai ujur dan sudah bercucu. Dia juga dikenal dekat dengan masyarakat. Kejadian itu diakui Armando membuat personil sangat kehilangan. Karena itu, Bripka Ojak Sinaga teman yang membonceng korban, didamping personil lain langsung menuju Parapat dengan harapan menemukan mini bus yang menabrak korban.

Kata dia, tanpa menghiraukan luka di badannya, Ojak mengaku siap mengejar mobil yang identitas supirnya sudah diketahui itu. Setelah kordinasi dengan Polsek Parapat, langsung digelar razia. (mag-01/dho)

 U pacara persemayaman jenazah Brigadir Bustami berjalan lancar, kemudian diberangkatkan dari Lapangan Asrama Polisi Jalan Sangnauluh menuju Langsa Aceh, Senin (9/12).(Foto: Dhev)

U pacara persemayaman jenazah Brigadir Bustami berjalan lancar, kemudian diberangkatkan dari Lapangan Asrama Polisi Jalan Sangnauluh menuju Langsa Aceh, Senin (9/12).(Foto: Dhev)

SIMALUNGUN,SUMUTPOS.CO- – Personil Polsek Tiga Dolok Brigadir Bustami (52), ditemukan tewas di Jalinsum Siantar-Parapat, persis di Simpang Kawat Kecamatan Dolok Panribuan. Peristiwa itu, membuat Bustami gagal memenuhi janji, untuk membeli obat untuk anak bungsunya.

Dewi Sapta (13), anak pertama Bustami dari istri keduanya Darliana ketika berada di ruang instalasi jenazah RSUD Siantar, ketika menjemput jenazah ayahnya menceritakan, sebelum kejadian dia sempat berkomunikasi dengan ayahnya melalui SMS. Saat komunikasi itu, ayahnya berjanji akan membelikan obat untuk adiknya Novi Anggriani (11).

“Tadi malam, Minggu (8/12) sekira pukul 20.00 WIB, ayah (Bustami) SMS aku, janji akan belikan obat batuk adik hari senin, karena ayah lagi tugas,” ujar Dewi sembari mengaku awalnya dia mengirim SMS kepada ayahnya agar membelikan obat untuk adiknya.

Diungkapkan Dewi, ayahnya telah berpisah dengan ibunya Darlina sekira 2 tahun lalu. Semenjak ayahnya pisah dengan ibunya, dia dan adiknya Novi tinggal bersama ibunya yang sudah menikah kembali di Jalan Rangkuta Sembiring Gang METRO Kelurahan Naga Pita, Kecamatan Siantar Martoba. Sementara, ayahnya Brigadir Bustami diketahui tinggal di daerah Beringin Kecamatan Tapian Dolok.

Selama ayahnya pisah dengan ibunya, Dewi mengaku terakhir kalinya berjumpa sebulan yang lalu dan diajak kerumah ayah di Beringin. Selanjutnya, hanya komunikasi melalui telepon.

”Aku jumpa sama ayah sebulan lalu, dan diajak ke rumah ayah. Selebih itu, hanya komunikasi telepon saja. Tadi malam dia SMS aku cuma bilang akan beli obat itu,” ujar Dewi. Ditempat sama, Rudi (28) anak kedua korban dari istri pertama Megawati, mengatakan akan membawa jenazah ayahnya) di Kota Langsa Aceh tepatnya di Jalan Ahmad Yani Gang Bakti.

Sebelum ayahnya meninggal, Rudi mengaku, tidak sempat memiliki perasaan kurang enak ataupun memimpikan ayahnya. ”Aku tahu peristiwa itu, karena dikabarkan salah seorang petugas kepolisian yang menelponku,” ujar Rudi.

Pantauan METRO SIANTAR (Group Metro Asahan) di ruang Forensik, kedua istri korban tidak ada datang. Jenazah korban sebelum diantar ke Kota Langsa, terlebih dahulu dibawa ke Aspol Jalan Asahan Kecamatan Siantar Timur, untuk dilakukan upacara keberangkatan dipimpin Kapolres Simalungun AKBP Andi S Taufik SIK MSi.

Dipelaksanan upacara, keluarga korban melalui anaknya Rudi menyerahkan kepada pihak Polres Simalungun, sebelum ayahnya itu disemayamkan dan diterima pihak Polres Simalungun.

Usai melakukan upacara, jenazah korban dimasukkan dalam peti mati, lalu dibawa menggunakan mobil ambulan RSUD Djasamen Saragih dengan iringan Patwal Polres Simalungun menuju Kota Langsa. Usai upacara pemberangkatan jenazah, Kapolres Simalungun AKBP Andi S Taufik SIK meminta pengendara yang menabrak Birgadir Bustami menyerahkan diri. “Kita lagi selidiki. Mungkin tak lama, kita akan tahu siapa pengendara yang menabrak, jadi kepada pengendara itu lebih baik menyerahkan diri,” katanya.

Sebelumnya, Brigadir Bustami (61) anggota Polsek Tiga Dolok, tewas diduga korban tabrak lari di Simpang Kawat, Kecamatan Dolok Panribuan, Simalungun, Senin (9/12) dini hari sekira pukul 01.00 WIB. Dia menjadi korban tabrak lari bersama rekannya sesama anggota Polsek Tiga Dolok saat mengendarai sepedamotor.

Menurut beberapa rekan korban anggota Polsek Tiga Dolok ditemui di kamar mayat RSU Djasamen Saragih mengatakan,korban ditabrak mobil penumpang jenis L-300. Peristiwa itu bermula ketika korban yang akrab disapa Babe ini, berangkat dari Mapolsek bersama Bripka Ojak Sinaga mengendarai sepedamotor Yamaha Zipiter MX sekitar pukul 01.00 WIB.

Setibanya di Simpang Kawat, tiba-tiba dari arah belakang (Siantar menuju Parapat) muncul empat mini bus beriringan dengan kecepatan tinggi. Diduga karena ugal-ugalan, mini bus barisan pertma langsung menghantam bagian belakang sepedamotor yang membawa korban. Seketika terhempas hingga korban terlindas mini bus yang beriringan tadi.

Kondisi korban mengenaskan, kepala remuk dan luka robek terdapat di bagian tangan. Sementara Bripka Ojak Sinaga yang mengendarai sepedamotor, terhempas hingga ke halaman rumah warga atau lima meter dari lokasi kejadian. Sedangkan iringan bus penumpang tetap melaju ke arah Parapat. “Kami terima laporan dari masyarakat yang datang ke Polsek,” kata KSPK Polsek Tiga Dolok Aipda Armando Sinaga, ditemui di kamar mayat.

zDia mengaku sempat terkejut saat warga yang melaporkan bahwa korban adsalah Brigadir Bustami yang bertugas di SPK Polsek Dolok dan saat itu berseragam lengkap. Kebetulan korban malam itu sedang piket. Mendapat la[poran warga, Armando dan rekannya petugas piket langsung menuju lokasi kejadian.

Benar saja, korban yang masih tergeletak di jalinsum Siantar-Parapat itu Brigadir Bustami. Setelah olah TKP, mereka langsung mengevakuasi korban yang sudah dipastikan tak bernyawa itu ke instalasi Jenazah RSU Djasamen Saragih, menggunakan mobil patroli.

“Padahal mulai dari pagi kami masih ketawa-ketawa cerita tentang keluarga, surga, pesta rumah kontrakan dan anak-anak,” kenang Armando dan rekannya. Korban dikenal sosok periang yang mengontrak di Sinaksak, Kecamatan Tapian Dolok, Simalungun. Sementara keluarga korban berada di Aceh.

Korban sudah lima tahun bertugas di Polsek Tiga Dolok, setelah sebelumnya tugas di Polsek Bangun. “Si Babe (korban) ini penghibur bagi kami. Tanpa dia, sepi. Kami cerita surga tadi dan mudah-mudahan dia ditempatkan di surga seperti ceritanya,” ucap rekannya.

Menurut mereka, korban orang yang giat bekerja meski usianya sudah mulai ujur dan sudah bercucu. Dia juga dikenal dekat dengan masyarakat. Kejadian itu diakui Armando membuat personil sangat kehilangan. Karena itu, Bripka Ojak Sinaga teman yang membonceng korban, didamping personil lain langsung menuju Parapat dengan harapan menemukan mini bus yang menabrak korban.

Kata dia, tanpa menghiraukan luka di badannya, Ojak mengaku siap mengejar mobil yang identitas supirnya sudah diketahui itu. Setelah kordinasi dengan Polsek Parapat, langsung digelar razia. (mag-01/dho)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/