MEDAN, SUMUTPOS.CO – Terbakar api cemburu, Robin Lamsiar Nababan (40) tega menikam dan menggorok istrinya, Nova boru Sianturi (38) hingga tewas. Pembunuhan sadis ini terjadi di rumah mereka, Jl. TB Simatupag, Ling. XII Gang Langgar, Kel. Sunggal, Kec. Medan Sunggal, Selasa (11/3) sekitar pukul 14.00 WIB.
Peristiwa menggemparkan ini pertama kali diketahui Inem (38), tetangga sebelah kanan rumah korban. Siang itu, Inem yang tengah istirahat mengaku kaget mendengar teriakan Nova yang minta tolong sembari memanggil namanya.
Curiga telah terjadi sesuatu, Inem pun bergegas keluar dan mendatangi rumah korban.
Ketika itu, Inem mendapati Roy Nababan (11) dan Aldo Nababan (6), anak pasutri itu menangis sembari mengetuk pintu depan yang terkunci dari dalam. Karena tak ada sahutan, Inem spontan menjerit minta tolong, hingga mengundang perhatian puluhan warga. Dalam hitungan detik, warga yang telah menyemut itu pun mendobrak pintu.
Saat pintu terbuka, puluhan warga kaget melihat darah berceceran di lantai. Sedangkan Nova ditemukan tewas dalam posisi telungkup di ruang tamu. Selain luka tikaman di punggung, di leher korban juga ditemukan luka sayatan benda tajam.
“Tadi aku mendengar jeritan memanggil namaku, langsunglah aku keluar rumah. Ku lihat dua anak korban berada di depan sambil mengetuk-ngetuk pintu. Karena tak ada sahutan dari dalam, aku langsung berteriak. Setelah pintu didobrak warga, rupanya korban sudah meninggal di ruang tamu,” beber Inem yang ditemui di lokasi kejadian.
Lebih lanjut, wanita yang tampak syok itu menuturkan, sebelum pintu dikunci dari dalam, ia sempat melihat kedua anak korban berada di dalam rumah bersama Nova. Sedangkan Robin duduk-duduk di teras sebelah kiri rumah kontrakan mereka yang satu dinding. “Tadi ku lihat kedua anaknya di dalam rumah, sementara suaminya duduk di kursi depan. Waktu itu mereka memang bertengkar, karena kudengar Nova ini merepet-repet (marah-marah-red),” kenangnya.
Keterangan Inem dikuatkan oleh anak ketiganya, Roy Nababan (11). Sebelum membunuh, Roy mengaku sempat berada di dalam rumah bersama ayah dan ibunya. Tiba-tiba ayahnya langsung masuk ke dalam rumah dari sebelumnya duduk-duduk di sebuah kursi kayu yang ada di depan rumahnya. Setelahnya ayahnya masuk dan mengusir mereka dari rumah tersebut agar pergi. Beberapa saat kemudian terdengar ibunya minta tolong.
“Kami tidak tahu apa-apa. Kami di dalam rumah sama adek, tapi tiba-tiba bapak masuk ke dalam rumah dan langsung menyuruh kami pergi ke luar. Setelah kami keluar, bapak pun langsung menutup pintu,” ujar bocah tersebut mengisahkan detik-detik ayahnya melakukan pembunuhan terhadap ibunya.
Tak jauh dari mayat Nova ditemukan pisau dapur yang masih berlumuran darah. Benda tajam itu yang digunakan Robin untuk menghabisi nyawa istrinya.
Kuat dugaan, sebelum tewas Nova sempat melakukan perlawanan. Hal ini terlihat dari luka di bagian jari tangan kiri dan pinggir betis kaki sebelah kanan korban. Selain itu, bendo yang menempel di kepala Nova juga patah yang duduga akibat dijambak pelaku sebelum menggorok leher korban.
Usai menghabisi nyawa korban, pelaku lalu kabur melalui pintu belakang rumah yang berdinding tepas itu. Tak lama berselang, puluhan personel Polsek Sunggal yang tiba di lokasi pun langsung melakukan olah TKP. Usai memasang garis police line, untuk keperluan otopsi petugas pun mengevakuasi jenazah korban ke RSUP Adam Malik Medan.
Info dihimpun, dua jam sebelum kejadian atau sekira pukul 12.00 WIB, Nova dan Robin sempat bertengkar di Pajak Sunggal. Selama ini, pasutri ini memang menyewa lapak di sana untuk jualan sayur mayur. Saat ditemui kru koran ini, kakak kandung Robin, Lasma boru Nababan (44) yang lapaknya bersebelahan dengan Nova mengatakan, siang itu ia sempat mendengar korban menanyakan rumah kontrakan pada seorang wanita yang tengah belanja.
Kepada pembeli itu, Nova mengaku ingin pergi meninggalkan suaminya di rumah kontrakan mereka. Robin yang mendengar pembicaraan itu sontak emosi, hingga pertengkaran tak terhindarkan.
“Tadi orang itu dua sempat cekcok di pajak sekitar pukul 12 siang. Karena istrinya (korban) nanya kontrakan sama pembeli itu, mungkin sudah langganan dan kenal. Jadi si Nova ini mengaku mau pindah rumah meninggalkan suaminya. Ia mengaku tak tahan lagi karena sering bertengkar dengan Robin yang cemburuan. Mereka cerita soal kontrakan itu didengar suaminya pula. Marahlah si Robin,” beber Lasma.
“Aku tau karena kami bersebelahan. Selama ini mereka memang sering kali bertengkar. Sangkin seringnya, kami pun sudah tak open lagi. Memang adikku ini orangnya cemburuan kali. Aku pun disuruhnya memata-matai si Nova. Kan sudah tidak betul lagi kalau kayak gitu,” beber Lasma yang masih kental dengan logat Bataknya itu.
Karena pertengkaran itu pula, keduanya memilih menutup lapak mereka lebih awal. Detik berikutnya Nova pun pulang. Diduga takut istrinya pergi, Robin pun mengikuti korban dari belakang menuju rumah mereka yang berjarak sekitar 200 meter dari pajak. Ternyata niat Nova ingin pergi tak hanya sekedar omongan belaka. Pasalnya, amatan kru koran ini di TKP, tampak sebuah tas besar warna hitam berisi baju-baju sudah dipersiapkan korban. Begitu juga dengan sebuah karung warna putih yang juga berisi kain.
Selain itu, Nova juga sudah berpakaian rapi mengenakan baju warna pink. “Berati istrinya memang benar mau pindah. Soalnya barang-barangnya juga sudah dikumpulkan kulihat tadi di dalam rumah. Mungkin naik pitamlah suaminya dan langsung menghajarnya,” tambah Lasma lagi.
“Tapi mau gimana lagi, sudah sempat terjadi. Memang beginilah kalau sudah tidak saling percaya lagi. Memang orang ini aneh kulihat, sebentar-sebentar berantam, tapi sebentar-sebentar baikan. Tapi kalau sudah kayak gini anak-anak merekalah yang kasihan. Masih kecil-kecil lagi,” sesalnya.
Kapolsek Medan Sunggal Kompol Eko Hartanto mengaku, pihaknya masih mengejar pelaku. “Masih kita lakukan pengejaran bekerja sama dengan Jahtanras Polresta Medan di seputaran belakang rumahnya. Karena menurut info, pelaku lari ke sana. Pelaku adalah suami korban sendiri. Ini sesuai dengan keterangan dari saksi-saksi,” ujarnya. (tun/deo)