MEDAN, SUMUTPOS.CO – Motif pembunuhan pelajar SMK Taman Siswa Diski, Isra Rabbani (16), dipicu karena persoalan dendam. Pelaku, M Arif Syahputra (21), merasa kesal dan menuding pelajar Kelas 10 itu telah mencuri handphone (HP) milik tersangka yang hilang.
“Motif tersangka membunuh korban karena dendam dan ingin mengambil barang milik korban. Sebab, menurut tersangka, korban diduga kuat telah mencuri HP tersangka yang hilang,” ujar Kapolrestabes Medan Kombes Pol Johnny Edizzon Isir saat memberikan keterangan pers di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Rabu (11/3).
Johnny menjelaskan, aksi pembunuhan bermula ketika tersangka Arief berjalan kaki mengarah ke Pajak Rebo, Jumat (6/3) sekitar pukul 19.30 WIB. Ketika berjalan, tersangka dipanggil oleh korban yang duduk di Tukang Pangkas Hendra 99 Jalan Johar Desa Sei Mencirim, Deliserdang.
“Tersangka dan korban duduk bersama di tukang pangkas sambil minum-minum. Selanjutnya, tersangka tertidur, pada pukul 21.30 WIB tersangka terbangun. Menyadari HP miliknya yang berada di kantong celananya sudah raib,” terang Johnny yang didampingi Kapolsek Medan Sunggal Kompol Yasir Ahmadi dan Kanit Reskrim AKP Syarif Ginting.
Tersangka lalu mencari-cari HP-nya di tukang pangkas itu. Tetapi, tidak berhasil ditemukan. Sementara, korban sudah tidak berada disana.
“Lantaran merasa yakin HP-nya diambil oleh korban, tersangka mencari keberadaan korban. Pencarian dilakukan hingga di Simpang Pajak Rebo Desa Sei Mencirim, tersangka bertemu dengan temannya Loski. Tersangka lalu meminta tolong untuk mencari korban,” kata Johnny.
Tersangka ketemu dengan korban di Simpang Pabrik Aspal Lama Desa Sei Mencirim. Sedangkan rekan tersangka, Loski, pergi meninggalkan mereka berdua.
“Tersangka menanyakan HP-nya kepada korban, tapi korban berusaha kabur dengan sepeda motornya. Spontan, tersangka menendang sepeda motor hingga korban terjatuh dari kendaraannya,” sebut Johnny .
Meski terjatuh, korban langsung bangkit dan lari ke dalam gang. Melihat korban kabur, tersangka mengejar hingga berhasil menangkapnya di kawasan Jalan Sei Mencirim. “Tersangka lalu memukul korban menggunakan kayu pelepah kelapa di bagian leher dan badan. Namun, korban terus berupaya kabur melarikan diri hingga ke semak-semak tempat korban ditemukan. Di situ, korban terjatuh dan tersangka kembali memukul korban memakai batu sebanyak 5 kali di bagian wajah dan kepala hingga tak sadarkan diri,” papar Johnny .
Puas menghajar korban, tersangka meninggalkannya dan melarikan sepeda motor korban Yamaha Mio BK 4851 XG. “Tersangka menjual sepeda motor korban kepada seorang perempuan yang disebutnya bernama Mega senilai Rp800 ribu ,” sambungnya.
Sementara, Zulfikar, bapak korban, yang hadir di lokasi pemaparan tak kuasa saat diminta memberikan sepatah dua patah kata terhadap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap anaknya. Dia meneteskan air mata saat memandangi wajah tersangka, yang berada tepat di depannya terbaring tak berdaya karena dihadiahi timah panas oleh polisi.(ris/btr)