25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Keluarga: Dia Ditembak dari Jarak Dekat

Foto: Gatha Ginting/PM Jenazah Riduan Surbakti disemayamkan di Jambur Halilintar Jalan Jamin Ginting Km.8,5 Medan.
Foto: Gatha Ginting/PM
Jenazah Riduan Surbakti disemayamkan di Jambur Halilintar Jalan Jamin Ginting Km.8,5 Medan.

SUMUTPOS.CO – Saat menyambangi rumah duka di Jl. Parang Satu, Kel. Kwala Bekala, Kec. Medan Selayang, warga sekitar mengatakan bahwa jenazah korban disemayamkan di Jambur Halilintar Jl. Jamin Ginting Medan. Karena itu, kru koran ini pun beranjak ke jambur yang dimaksud.

Setiba di lokasi, jambur sudah dipadati ratusan pelayat. Di samping peti mati tampak istri korban, Lenny br Ginting dan kedua anaknya meratapi jasad Riduan yang sudah terbujur kaku. Di sela kesedihannya, Lenny yang diwawancarai menyebut, sebelum ditembak mati polisi, suaminya sempat curhat kalau ia diancam akan dibunuh. Hal itu kata Lenny, diungkapakan Riduan tiga hari lalu.

“Kalau nggak salah dibilangnya ada yang mengancam mau membunuhnya,” kata Lenny dengan linangan air mata.

Lenny mengaku suami tercintanya itu ditembak mati oleh petugas Polsek Delitua yang namanya tak ia ketahui. “Aku kurang tau siapa yang nembak suamiku, pokoknya anggota Polsek Delitua berkepala botak,” ucapnya.

“Polisi apa itu? Mengapa hanya karena merusak gubuk suamiku ditembak mati. Polisi harus tanggung jawab dalam hal ini,” pintanya.

“Abang mengalami satu luka tembak di paha kanan dan ulu hati. Peluru ditemukan di ulu hati. Selain itu, wajahnya mengalami luka lebam,” sambungnya.

Sementara itu, adik kandung korban Dian Surbakti menilai penembakan yang dilakukan polisi terhadap abang kandungnya itu sangat dipaksakan. Pasalnya, kejahatan yang dilakukan abangnya tidak setimpal dengan apa yang dilakukan polisi. “Kalau memang dia bersalah, tidak harus ditembak mati seperti itu. Dia bukan teroris,” protes Dian sembari menyebut polisi telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

Tang paling disesalkan Dian, pihak keluarga baru diberitahu polisi setelah abangnya meregang nyawa. Karena itu ia menduga polisi awalnya berusaha menutup-nutupi kasus ini. Sebab, dari hasil visum di RSU Pringadi Medan menyebutkan korban tewas karena uluh hatinya pecah ditembus peluru.

“Lagian, masa ditembak di paha kok peluru tembus ke ulu hati. Ini jelas-jelas ditembak dari jarak dekat. Makanya kami nanti akan menempuh jalur hukum dan dalam waktu dekat akan melaporkan oknum Polsek Delitua yang melakukan penembakan itu,” ungkap Dian sembari mengatakan mereka sudah melakukan otopsi ulang di RSU Pringadi Medan.

Dijelaskannya, pada saat penangkapan terjadi, ia sempat mendengar tiga kali letusan senjata api. Namun, letusan yang ketiga kalinya terdengar pelan tak seperti sebelumnya.

“Informasi dari warga, bahwa dia ditempel. Udah jelas kata warga,” cetusnya sembari mengatakan akan mengebumikan jenazah Riduan di Desa Doulu, Sibolangit.

Kapolsek Delitua, Kompol Anggoro Wicaksono yang dikonfirmasi, mengarahkan wartawan menanyakan kasus itu ke Kapolresta Medan. “Sudah mau kita paparkan di Polreta Medan,” ujarnya kepada wartawan.

Tak berapa lama, Anggoro menyebut bahwa Riduan ditembak saat hendak memanjat tembok pagar lantaran berusaha kabur. “Karena mau kabur manjat tembok. Personel kita berikan tindakan,” akunya. (bar/deo)

Foto: Gatha Ginting/PM Jenazah Riduan Surbakti disemayamkan di Jambur Halilintar Jalan Jamin Ginting Km.8,5 Medan.
Foto: Gatha Ginting/PM
Jenazah Riduan Surbakti disemayamkan di Jambur Halilintar Jalan Jamin Ginting Km.8,5 Medan.

SUMUTPOS.CO – Saat menyambangi rumah duka di Jl. Parang Satu, Kel. Kwala Bekala, Kec. Medan Selayang, warga sekitar mengatakan bahwa jenazah korban disemayamkan di Jambur Halilintar Jl. Jamin Ginting Medan. Karena itu, kru koran ini pun beranjak ke jambur yang dimaksud.

Setiba di lokasi, jambur sudah dipadati ratusan pelayat. Di samping peti mati tampak istri korban, Lenny br Ginting dan kedua anaknya meratapi jasad Riduan yang sudah terbujur kaku. Di sela kesedihannya, Lenny yang diwawancarai menyebut, sebelum ditembak mati polisi, suaminya sempat curhat kalau ia diancam akan dibunuh. Hal itu kata Lenny, diungkapakan Riduan tiga hari lalu.

“Kalau nggak salah dibilangnya ada yang mengancam mau membunuhnya,” kata Lenny dengan linangan air mata.

Lenny mengaku suami tercintanya itu ditembak mati oleh petugas Polsek Delitua yang namanya tak ia ketahui. “Aku kurang tau siapa yang nembak suamiku, pokoknya anggota Polsek Delitua berkepala botak,” ucapnya.

“Polisi apa itu? Mengapa hanya karena merusak gubuk suamiku ditembak mati. Polisi harus tanggung jawab dalam hal ini,” pintanya.

“Abang mengalami satu luka tembak di paha kanan dan ulu hati. Peluru ditemukan di ulu hati. Selain itu, wajahnya mengalami luka lebam,” sambungnya.

Sementara itu, adik kandung korban Dian Surbakti menilai penembakan yang dilakukan polisi terhadap abang kandungnya itu sangat dipaksakan. Pasalnya, kejahatan yang dilakukan abangnya tidak setimpal dengan apa yang dilakukan polisi. “Kalau memang dia bersalah, tidak harus ditembak mati seperti itu. Dia bukan teroris,” protes Dian sembari menyebut polisi telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

Tang paling disesalkan Dian, pihak keluarga baru diberitahu polisi setelah abangnya meregang nyawa. Karena itu ia menduga polisi awalnya berusaha menutup-nutupi kasus ini. Sebab, dari hasil visum di RSU Pringadi Medan menyebutkan korban tewas karena uluh hatinya pecah ditembus peluru.

“Lagian, masa ditembak di paha kok peluru tembus ke ulu hati. Ini jelas-jelas ditembak dari jarak dekat. Makanya kami nanti akan menempuh jalur hukum dan dalam waktu dekat akan melaporkan oknum Polsek Delitua yang melakukan penembakan itu,” ungkap Dian sembari mengatakan mereka sudah melakukan otopsi ulang di RSU Pringadi Medan.

Dijelaskannya, pada saat penangkapan terjadi, ia sempat mendengar tiga kali letusan senjata api. Namun, letusan yang ketiga kalinya terdengar pelan tak seperti sebelumnya.

“Informasi dari warga, bahwa dia ditempel. Udah jelas kata warga,” cetusnya sembari mengatakan akan mengebumikan jenazah Riduan di Desa Doulu, Sibolangit.

Kapolsek Delitua, Kompol Anggoro Wicaksono yang dikonfirmasi, mengarahkan wartawan menanyakan kasus itu ke Kapolresta Medan. “Sudah mau kita paparkan di Polreta Medan,” ujarnya kepada wartawan.

Tak berapa lama, Anggoro menyebut bahwa Riduan ditembak saat hendak memanjat tembok pagar lantaran berusaha kabur. “Karena mau kabur manjat tembok. Personel kita berikan tindakan,” akunya. (bar/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/