MEDAN, SUMUTPOS.CO – Terkuaknya bisnis narkoba yang dilakoni MH dari Lapas, mengejutkan Kalapas Klas I Medan, Lilik Soejandi. Mengingat, setiap bulannya mereka menggelar 4 kali razia.
Itu diungkap Lilik, Senin (12/1) malam. Dikatakannya, semua prosedur telah dilakukan pihaknya. Dari mulai pemeriksaan tamu hingga merazia sel tahanan.
Dari sekian banyak razia yang telah digelar, mereka sama sekali tidak ada menemukan apa-apa. Menurutnya, nihilnya hasil razia tak terlepas dari minimnya jumlah personel.
“Petugas kita saat ini berjumlah 18 orang. Ini menjadi salah satu faktor minimnya hasil razia, mengingat napi yang harus diperiksa sebanyak 2.100 orang,” sesalnya.
Saat disinggung mengenai bagaimana prilaku MH sehari-hari, dirinya menyebutkan kalau MH bertingkah seperti narapidana lain. “Biasa aja dia. Makan, gabung sama napi lain. Tidak ada yang lain. Biasalah,” ungkapnya.
Kendati begitu, Lilik mengaku, sekitar 2 bulan lalu sipir sempat mengusir tamu yang hendak menjenguk MH. “Selain mencurigakan, tamunya juga tidak sopan,” bebernya.
Terpisah, pasca penggerebekan, rumah berlantai dua yang dihuni ZM (21) dan MR (27) di Komplek Gardenia Jalan Setiabudi, Pasar II, Tanjung Sari, Medan Selayang, terlihat sepi.
Warga di sekitar rumah kedua tersangka menyebutkan, Polisi tidak hanya memboyong ZM dan MR tetapi ada dua pria lainnya. “Empat orang yang dibawa dari rumah itu. Mereka dibawa pakai 2 mobil,” ungkap warga.
Ridwan, warga sekitar mengatakan, ketika Polisi datang, beberapa buruh bangunan sedang bekerja merehab rumah ZM dan MR. Diduga, kedua tersangka akan menjadikan rumah bercat orange itu sebagai grosir beras. Sebab, puluhan karung beras tampak tersusun di ruangan depan rumah.
Sementara itu, M. Yahman (60), kepala lingkungan IX mengaku tidak tahu persis perihal penggerebekkan tersebut. Pasalnya, ketika dirinya tiba di lokasi, Polisi sudah pergi. (ind/cr-3/ras)