26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sebelum Menghabisi Si Kostrad, Pria Tegap Itu Bertanya: Polisi atau Tentara?

Pisau-Ilustrasi
Pisau-Ilustrasi

SUMUTPOS.CO – Setelah sempat melawan, Pratu Aspin Mallombassang dan Pratu Rahman Faturahman yang sama-sama anggota Kostrad 433 tumbang di tangan para pengeroyok bersenjata tajam di Lapangan Syekh Yusuf, Gowa, Minggu (12/7) dini hari. Karena dada kirinya ditusuk samurai sebanyak dua kali, Aspin akhirnya meninggal dunia. Rahman mengalami luka serius.

Menurut saksi mata, kejadian itu berlangsung sekitar pukul 02.00 saat keduanya duduk-duduk di lapangan bersama beberapa warga sekitar. Tak lama kemudian datang 15 berbadan tegap orang menggunakan motor.

“Mereka bawa parang, pisau, juga samurai,” ucap rekan kedua korban sekaligus saksi kejadian, Wa’is.

Menurut saksi lainnya yang tak mau disebut namanya, sebelum mengeroyok para pria tegap itu sempat bertanya kepada Aspin dan Rahman. “Kamu polisi atau tentara?”
Begitu mendapat jawaban: tentara, para pelaku langsung menyerang.

Aspin sempat melawan dan berupaya membantu Rahman menyelamatkan diri. Namun sayang, upaya keduanya justru memancing aksi para pelaku penyerangan semakin beringas.

Rahman yang berlari ke arah Jalan Masjid Raya berhasil diraih para pelaku. Tepat di depan kantor Pemkab Gowa, Rahman dikeroyok, lalu ditikam pada bagian punggung.

Sementara itu, Aspin tidak sempat meninggalkan lokasi. Anggota TNI tersebut terjebak dalam kepungan para pelaku, dikeroyok, hingga akhirnya ditikam di dada kiri. Usai beraksi, para pelaku melarikan diri dengan cara berpencar. 

Pisau-Ilustrasi
Pisau-Ilustrasi

SUMUTPOS.CO – Setelah sempat melawan, Pratu Aspin Mallombassang dan Pratu Rahman Faturahman yang sama-sama anggota Kostrad 433 tumbang di tangan para pengeroyok bersenjata tajam di Lapangan Syekh Yusuf, Gowa, Minggu (12/7) dini hari. Karena dada kirinya ditusuk samurai sebanyak dua kali, Aspin akhirnya meninggal dunia. Rahman mengalami luka serius.

Menurut saksi mata, kejadian itu berlangsung sekitar pukul 02.00 saat keduanya duduk-duduk di lapangan bersama beberapa warga sekitar. Tak lama kemudian datang 15 berbadan tegap orang menggunakan motor.

“Mereka bawa parang, pisau, juga samurai,” ucap rekan kedua korban sekaligus saksi kejadian, Wa’is.

Menurut saksi lainnya yang tak mau disebut namanya, sebelum mengeroyok para pria tegap itu sempat bertanya kepada Aspin dan Rahman. “Kamu polisi atau tentara?”
Begitu mendapat jawaban: tentara, para pelaku langsung menyerang.

Aspin sempat melawan dan berupaya membantu Rahman menyelamatkan diri. Namun sayang, upaya keduanya justru memancing aksi para pelaku penyerangan semakin beringas.

Rahman yang berlari ke arah Jalan Masjid Raya berhasil diraih para pelaku. Tepat di depan kantor Pemkab Gowa, Rahman dikeroyok, lalu ditikam pada bagian punggung.

Sementara itu, Aspin tidak sempat meninggalkan lokasi. Anggota TNI tersebut terjebak dalam kepungan para pelaku, dikeroyok, hingga akhirnya ditikam di dada kiri. Usai beraksi, para pelaku melarikan diri dengan cara berpencar. 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/