30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sopir Bluebird Dirampok Penumpang: Cepatt.. Mana Setoranmu???

Foto: Ilham/PM Sopir Bluebird yang dirampok penumpangnya, mengadu ke polisi.
Foto: Ilham/PM
Sopir Bluebird yang dirampok penumpangnya, mengadu ke polisi.: Cepat.. Mana

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lagi, sopir Taksi Bluebird jadi korban perampokan bermodus penumpang. Kali ini, kepala korban ditodong pistol, dan bahkan beberapa kali menembaki rekan korban sesama sopir taxi yang datang membantu.

Peristiwa ini terungkap saat Heriandi (50) membuat laporan ke Polsek Sunggal, Sabtu (12/9) sore. Diceritakannya, aksi perampokan yang membuatnya sampai saat ini masih trauma itu terjadi Senin (31/8) pukul 21.00 WIB.

Bermula saat Heriandi mendapat penumpang dari Daud, temannya sesama sopir Taksi Bluebird. Malam itu, Daud mendapat seorang penumpang pria yang baru turun dari pool Paradep, Jalan Sisingamangaraja Medan.

Kepada Daud, penumpang tersebut minta diantarkan ke kota Binjai. “Tapi karena Daud ada keperluan, penumpang itu dioper samaku,” ujar Heriandi, yang saat itu dirinya tengah ngetem di seputaran Hotel Grand Serella, Jl. Gatot Subroto, Medan Baru.

Tak ada yang aneh, seperti layaknya penumpang. Pelaku pun naik ke taksinya. “Selama perjalanan, kami sempat cerita. Ngakunya dari Kisaran dan ke Binjai untuk melihat pamannya meninggal,” kata Heriandi.

Singkat cerita, jarum jam sudah menunjukkan ke angka 9. Persisnya di perbatasan kecamatan Sunggal-Binjai, atau tugu Megawati. Tiba-tiba saja pria tersebut, minta putar arah ke Kilometer 14,5 atau Diski, dengan alasan hendak menjemput salah seorang keluarganya.

Permintaan itupun disanggupi Heriandi. Namun ketika tiba di tujuan, penumpangnya itu mengaku keluarganya tak jadi dijemput. “Dia minta balik lagi mutar ke Binjai. Dan bilang mau beli bunga untuk pamannya yang meninggal itu,” ujar Heriandi, sembari mengaku saat itu dirinya belum menaruh curiga.

Akan tetapi di tengah perjalanan tak jauh dari tugu Megawati, lanjut Heriandi, penumpangnya itu minta taksi diberhentikan. Alasannya, untuk mengambil bunga yang ada di tepi jalan.

Selanjutnya pelaku pun mengajak berangkat lagi ke arah Binjai. Di tengah perjalanan, Heriandi mendapat SMS dari Daud yang berisikan: ’Uda dimana, aman kan?’… Karena saya lagi nyetir, saya tak membalas. Saat ditelepon Daud, aku bilang aman,” ujar Heriandi.

Namun jawaban ku itu, lanjut Heriandi, membuat pelaku bertanya perihal orang yang menghubunginya. “Aku bilang si Daud, sopir yang bawa abang pertama. Dia mau ngajak ngopi,” tandasnya.

Tiba-tiba saja, kata Heriandi lagi, pelaku pun menodong kepalanya pakai pistol sembari meminta uangku. “Cepat mana uang setoranmu. Itu lagi yang di dompetmu,” ujar pelaku, ditirukan Heriandi.

Tak mau konyol, Heriandi pun memberikannya. Namun dirinya sempat memelas, agar uangnya tak semua diambil pelaku. “Jangan diambil pak, saya kerja untuk menghidupi keluarga, apalagi saat ini istri sedang sakit,” ucapnya kepada pelaku. Mendengar rengekan itu, pelaku langsung memberikan uang. “Diambilnya uang dari kantongnya, ‘ini Rp 50 ribu,’ dibilangnya sama aku. Rupanya uang Rp 5 ribu yang dikasihnya,” ujar warga Komplek Bali Indah Jl. Lembaga Pemasyarakatan, Kel Tanjung Gusta, Kec. Medan Sunggal, kesal.

Setelah mendapatkan tujuannya, pelaku pun keluar dari taksinya. Selanjutnya, Heriandi pun menghubungi Daud untuk melaporkan kalau penumpangnya yang dibawanya adalah seorang perampok. “Mendengar itu, aku langsung ke arah Megawati,” ujar Daud yang saat itu mendampingi Heriandi membuat laporan.

Dikatakan Daud, setibanya di dekat simpang Jl Megawati, melihat pelaku yang masih berdiri di tepi jalan. “Kubuka kaca, kubilang, kau rampok kawan aku ya,” kata Daud mengulangi ucapannya kepada pelaku.

Ternyata mendengar itu, lanjut Daud, pelaku mendatanginya. Dor… dor… dor, pelaku menembak Daud yang saat itu masih di dalam taksi. “Memang tak kena ditembaknya. Aku langsung tancap gas lah,” kata Daud.

“Saat aku larilah, pelaku itupun sudah nggak nampak lagi setelah kami cari bersama teman-teman yang datang.

Diakui Heriandi dan Daud, lama membuat pengaduan dikarenakan masih trauma. “Aku melapor karena kata kawanku, tiga hari lalu ada yang ditangkap dekat tugu Megawati sana. Makanya aku berani buat laporan ke sini,” terang Heriandi.

Dikarena kejadiannya malam dan sepi, Heriandi pun tak mengetahui jelas wajah pelaku yang merampoknya. “Orangnya kecil, rambutnya pendek, pakai tas samping,” bebernya.

Hingga kemarin, terkait laporan Heriandi yang dituangkan dengan nomor STTLP/1618/K/IX/2015/SPKT POLSEK SUNGGAL. Kapolsek Sunggal Kompol Harry Azhar yang dihubungi, belum menjawab. Hal serupa juga saat dihubungi Kanit Reskrim Iptu Nur Istiono. Baik telepon dan pesan singkat yang dilayangkan pun belum berbalas. (ham/han)

Foto: Ilham/PM Sopir Bluebird yang dirampok penumpangnya, mengadu ke polisi.
Foto: Ilham/PM
Sopir Bluebird yang dirampok penumpangnya, mengadu ke polisi.: Cepat.. Mana

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lagi, sopir Taksi Bluebird jadi korban perampokan bermodus penumpang. Kali ini, kepala korban ditodong pistol, dan bahkan beberapa kali menembaki rekan korban sesama sopir taxi yang datang membantu.

Peristiwa ini terungkap saat Heriandi (50) membuat laporan ke Polsek Sunggal, Sabtu (12/9) sore. Diceritakannya, aksi perampokan yang membuatnya sampai saat ini masih trauma itu terjadi Senin (31/8) pukul 21.00 WIB.

Bermula saat Heriandi mendapat penumpang dari Daud, temannya sesama sopir Taksi Bluebird. Malam itu, Daud mendapat seorang penumpang pria yang baru turun dari pool Paradep, Jalan Sisingamangaraja Medan.

Kepada Daud, penumpang tersebut minta diantarkan ke kota Binjai. “Tapi karena Daud ada keperluan, penumpang itu dioper samaku,” ujar Heriandi, yang saat itu dirinya tengah ngetem di seputaran Hotel Grand Serella, Jl. Gatot Subroto, Medan Baru.

Tak ada yang aneh, seperti layaknya penumpang. Pelaku pun naik ke taksinya. “Selama perjalanan, kami sempat cerita. Ngakunya dari Kisaran dan ke Binjai untuk melihat pamannya meninggal,” kata Heriandi.

Singkat cerita, jarum jam sudah menunjukkan ke angka 9. Persisnya di perbatasan kecamatan Sunggal-Binjai, atau tugu Megawati. Tiba-tiba saja pria tersebut, minta putar arah ke Kilometer 14,5 atau Diski, dengan alasan hendak menjemput salah seorang keluarganya.

Permintaan itupun disanggupi Heriandi. Namun ketika tiba di tujuan, penumpangnya itu mengaku keluarganya tak jadi dijemput. “Dia minta balik lagi mutar ke Binjai. Dan bilang mau beli bunga untuk pamannya yang meninggal itu,” ujar Heriandi, sembari mengaku saat itu dirinya belum menaruh curiga.

Akan tetapi di tengah perjalanan tak jauh dari tugu Megawati, lanjut Heriandi, penumpangnya itu minta taksi diberhentikan. Alasannya, untuk mengambil bunga yang ada di tepi jalan.

Selanjutnya pelaku pun mengajak berangkat lagi ke arah Binjai. Di tengah perjalanan, Heriandi mendapat SMS dari Daud yang berisikan: ’Uda dimana, aman kan?’… Karena saya lagi nyetir, saya tak membalas. Saat ditelepon Daud, aku bilang aman,” ujar Heriandi.

Namun jawaban ku itu, lanjut Heriandi, membuat pelaku bertanya perihal orang yang menghubunginya. “Aku bilang si Daud, sopir yang bawa abang pertama. Dia mau ngajak ngopi,” tandasnya.

Tiba-tiba saja, kata Heriandi lagi, pelaku pun menodong kepalanya pakai pistol sembari meminta uangku. “Cepat mana uang setoranmu. Itu lagi yang di dompetmu,” ujar pelaku, ditirukan Heriandi.

Tak mau konyol, Heriandi pun memberikannya. Namun dirinya sempat memelas, agar uangnya tak semua diambil pelaku. “Jangan diambil pak, saya kerja untuk menghidupi keluarga, apalagi saat ini istri sedang sakit,” ucapnya kepada pelaku. Mendengar rengekan itu, pelaku langsung memberikan uang. “Diambilnya uang dari kantongnya, ‘ini Rp 50 ribu,’ dibilangnya sama aku. Rupanya uang Rp 5 ribu yang dikasihnya,” ujar warga Komplek Bali Indah Jl. Lembaga Pemasyarakatan, Kel Tanjung Gusta, Kec. Medan Sunggal, kesal.

Setelah mendapatkan tujuannya, pelaku pun keluar dari taksinya. Selanjutnya, Heriandi pun menghubungi Daud untuk melaporkan kalau penumpangnya yang dibawanya adalah seorang perampok. “Mendengar itu, aku langsung ke arah Megawati,” ujar Daud yang saat itu mendampingi Heriandi membuat laporan.

Dikatakan Daud, setibanya di dekat simpang Jl Megawati, melihat pelaku yang masih berdiri di tepi jalan. “Kubuka kaca, kubilang, kau rampok kawan aku ya,” kata Daud mengulangi ucapannya kepada pelaku.

Ternyata mendengar itu, lanjut Daud, pelaku mendatanginya. Dor… dor… dor, pelaku menembak Daud yang saat itu masih di dalam taksi. “Memang tak kena ditembaknya. Aku langsung tancap gas lah,” kata Daud.

“Saat aku larilah, pelaku itupun sudah nggak nampak lagi setelah kami cari bersama teman-teman yang datang.

Diakui Heriandi dan Daud, lama membuat pengaduan dikarenakan masih trauma. “Aku melapor karena kata kawanku, tiga hari lalu ada yang ditangkap dekat tugu Megawati sana. Makanya aku berani buat laporan ke sini,” terang Heriandi.

Dikarena kejadiannya malam dan sepi, Heriandi pun tak mengetahui jelas wajah pelaku yang merampoknya. “Orangnya kecil, rambutnya pendek, pakai tas samping,” bebernya.

Hingga kemarin, terkait laporan Heriandi yang dituangkan dengan nomor STTLP/1618/K/IX/2015/SPKT POLSEK SUNGGAL. Kapolsek Sunggal Kompol Harry Azhar yang dihubungi, belum menjawab. Hal serupa juga saat dihubungi Kanit Reskrim Iptu Nur Istiono. Baik telepon dan pesan singkat yang dilayangkan pun belum berbalas. (ham/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/